3. Abang kenapa sih?

2.1K 163 0
                                    

Malam harinya sesudah shalat isya, Nasya dan Rasya sedang berada di meja makan. Sepi, sunyi, itulah yang dirasakan Nasya sekarang. Rudi, Ayah Nasya tidak ada dirumah, sudah tiga hari dia berada di bandung mengurus perusahan cabang disana. Sedangkan Bunda Nasya sudah tenang disana, Bunda Nasya yang bernama Nafisa sudah meninggal sejak Nasya masih kelas 1 SMP.

Sesudah makan malam, Nasya kembali ke kamar, Nasya sangat merindukan Ayahnya padahal baru tiga hari Rudi berada di bandung. Meraih handphone yang berada di atas nakas dan menghubungi seseorang yang sangat dia rindukan.

"Hallo Assalamualaikum Ayah," ucap Nasya.

"Waalaikumussalam."

"Ayah kapan pulang? Acha udah rindu banget, rumah sepi gak ada Ayah."

"Ayah baru tiga hari disini, berarti 4 hari lagi baru Ayah pulang."

"Ya... Ayah masih lama dong, Acha udah rindu banget sama Ayah."

Terdengar kekehan di seberang sana. "Kan urusannya masih belum selesai, doain aja biar cepat selesai."

"Aamiin..., Ayah disana jaga kesehatan, tidur yang cukup jangan begadang terus, makan yang teratur, soalnya kalau Ayah sibuk, kadang lupa makan apalagi kalau tidak diingatkan. Satu lagi Ayah cepet pulang..."

Rudi tertawa mendengar ucapan anaknya. "Anak Ayah kok jadi bawel?"

"Ayah... jangan ketawain Acha, Acha bawel biar Ayah jaga kesehatan disana, terus cepet pulang."

"Iya sayang, yaudah sekarang tidur, ini udah tengah malam, besok sekolah," perintah Ayah.

"Siap Ayah. Ayah juga tidur, Assalamualaikum."

"Iyya. Waalaikumussalam."

Setelah menelepon Ayahnya sebentar, Nasya meletakkan handphone di nakas dan membaringkan tubuhnya dikasur untuk tidur.

***

Seragam putih abu abu sudah melekat di tubuhnya, lengkap dengan sepatu dan tas di punggung, sarapan juga sudah. Intinya Nasya sudah siap berangkat kesekolah, tapi saat ingin berangkat Rasya lupa mengambil laptop di kamarnya, jadilah Rasya kembali lagi ke kamarnya mengambil laptop.

"Ya Allah bang Rasya, ambil laptop kok lama banget,"  gerutu Nasya, sebab sudah dari tadi Rasya pergi kekamarnya, tapi sampai sekarang belum kembali.

Biasanya yang mengantar jemput Nasya kesekolah adalah Pak Anton sopir pribadinya, tapi Pak Anton lagi pulang kampung, ada acara keluarga di kampungnya sudah dua hari Pak Anton pulang kampung. Jadilah Nasya di antar jemput Rasya dulu, terkadang juga Rasya menyempatkan waktu mengantar jemput Nasya, kalau pekerjaannya tidak terlalu banyak.

"Abang kok lama banget?" tanya Nasya ketika Rasya sudah kembali masuk ke mobil.

Nyengir menunjukkan gigi putihnya. "Sorry dek, tadi angkat telpon dulu."

"Pantasan lama, yaudah bang berangkat."

"Siap princes."

Bagi pekerja kantoran, biasanya datang kekantor jam 8 pagi. Berbeda dengan Rasya yang datang lebih awal, belum setengah delapan dia sudah ada di ruangannya. Alasan Rasya datang lebih awal karena mengantar adiknya kesekolah dan dia malas mesti pulang kerumah lagi , jadilah dia datang ke kantor lebih awal.

Handphone di meja kerjanya bergetar, menandakan ada telpon masuk, setelah  melihat siapa yang menelpon tanpa menunggu lama Rasya langsung mengangkatnya.

"....."

"Waalaikumussalam Yah."

"....."

"Alhamdulillah, kok Ayah baru bilang. Yaudah hati-hati di jalan."

"....."

"Iyya Ayah. Emang kenapa kok gak boleh bilang sama Acha."

"....."

"Ok nanti Rasya sama Acha kesana. Kok tumben ngajak temen Ayah."

"....."

"Hah. Ayah jangan bercanda."

"....."

"Tapi apa gak terlalu cepat. Masa depannya masih panjang Ayah."

"....."

"Rasya gak papa, lagian Rasya mau urus perusahan dulu, baru mikir ke arah sana."

"....."

"Yaudah kalau itu mau Ayah."

Setelah menerima telpon dari Ayahnya, membuat Rasya tidak bisa konsentrasi bekerja, dia jadi kepikiran perkataan Ayahnya tadi.

Bingung mau berbuat apa, dia sebenarnya kurang setuju dengan ucapan Ayahnya, tapi mau bagaimana lagi kalau Ayahnya yang berkata, pasti ini yang terbaik untuk semuannya dan Rasya tidak bisa membantah itu.

****

Nasya menatap Rasya dengan wajah kebingungan, sedari tadi lelaki yang berada di sampingnya, tidak banyak bicara. Sempat bertanya kenapa Abangnya lebih banyak diam, tapi jawaban yang Rasya berikan tidak membuat Nasya puas, karena kalau biasanya Rasya banyak pekerjaan di kantor tidak sampai segininya, lebih banyak diam.

"Kenapa Abang ajak Acha kesini?"

Sebenarnya pertanyaan yang keluar dari mulut Nasya sudah dari tadi ingin ditanyakan, tapi melihat Abangnya banyak diam, jadilah baru di tanyakan saat Rasya membawanya kedalam mall, tempat penjual baju.

"katanya banyak kerjaan. Mending pulang aja, Abang juga pasti cape," ucap Nasya lagi, sedari tadi Abangnya tidak menjawab pertanyaannya.

"Gak. Mending sekarang pilih baju dulu, nanti malam ada acara makan malam di cafe," ucap Rasya.

"Makan malam? di cafe?, sama siapa Bang?"

"Sama Abanglah."

"Lah kalau gitu, gak usah beli gamis, gamis Acha masih banyak di rumah, lagian cuma makan biasa doang."

"Gak usah bantah. Pilih gamis yang paling bagus, sekalian sama kerudungnya juga. Sini Abang temenin," Rasya menarik tangan Nasya menuju tempat penjual baju muslimah.

"Ya Allah Abang, kenapa mesti beli gamis sih? cuma makan di cafe doang, bukan ke kondangan, pakai baju yang biasa juga jadi. Abang kenapa sih? tadi diem mulu, lah sekarang tiba-tiba suruh beli baju, Abang aneh dulu kalau di suruh temenin Acha ke mall katanya malas."

Rasya menghentikan langkanya mendengar ocehan adiknya. "Adiknya Abang bawel banget sih," Rasya mencubit kedua pipi Nasya gemas. "Ikutin aja apa kata Abang dan gak usah banyak tanya, ok."

Meski dengan berat hati, Nasya tetap mengangguk mengiyakan perkataan Abangnya, walaupun di kepalanya masih tersimpan banyak pertanyaan.

Rasya tersenyum lalu menepuk kepala adiknya pelan. "Pinter."

Nasya menatap dua gamis di depannya, gamis warna Navy atau warna pink. Kedua gamis itu terlihat sangat cantik, terlihat sederhana tapi tidak menghilangkan kesan elegan.

"Bang, cantikan yang mana Navy atau pink?" Ucap Nasya menunjuk kedua baju di depannya.

"Gak tau, kamu yang mau pake, kenapa tanya sama Abang."

"Iyya Acha yang mau pake, tapi bingung dua-duanya cantik."

"Ambil aja dua-duanya."

Mata Nasya langsung berbinar. "Beneran?"

"Iya."

Setelah membeli gamis dan mengisi perut yang kelaparan, keduanya memutuskan untuk pulang.





























Pendek😌

Tandai apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan tanda baca.
Silahkan di koreksi.

Jangan lupa vote and comment.

Ceritanya makin tidak nyambung gak sih?

Ceritanya aneh ya...

Atau

Gak jelas?

Maaf semua.
🙏🙏🙏

Apalah diriku yang tidak ahli dalam menulis cerita.
🙈🙈🙈

Daffa, My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang