6. Jawaban terbaik

1.7K 133 1
                                    

Seperti biasa sebelum melewati gerbang, Nasya selalu menyempatkan mengucap salam kepada satpam sekolah atau sekedar menyapanya. Satpam yang sudah berumur kurang lebih 39 tahun itu selalu terlihat ramah dengan menampilkan senyumnya.

"Assalamualaikum Pak," ucap Nasya sembari tersenyum.

"Waalaikumussalam Neng Acha," ucap Pak Hendra ramah.

Setelah salamnya dijawab, Nasya hendak melanjutkan langkahnya, tapi karena teriakan dari seseorang membuat Nasya tidak jadi melangkah. Tanpa berbalik pun, dia sudah tahu siapa pemilik suara cempreng tersebut.

"Pagi Cha," sapanya setelah sampai di samping Nasya.

"Waalaikumussalam Rara," sindirnya.
Rara memamerkan gigi putihnya, lalu terkekeh. "Lupa. Assalamualaikum Acha."

"Waalaikumussalam. kebiasaan banget suka lupa ucap salam"

"Gak gitu lagi deh. Yaudah yuk kelas."

Mereka berjalan menuju kelas dengan santai. Saat sudah sampai di koridor kelas yang berada di lantai dua, tiba-tiba saja Rara ingin buang air kecil.

"Cha kebelet nih, kamu duluan aja, aku mau ke toilet dulu."

Rara hendak melangkah tapi Nasya menahannya. "Mau ditemenin gak?"

"Gak usah."

"Beneran?"

Rara loncat-loncat saking tidak tahannya mau buang air kecil. "Iya, aduhh. Beneran kebelet nih," setelah mengatakan itu Rara langsung berlari.

Nasya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya, tidak pernah santai dan tenang, selalunya tidak bisa biasa saja. Apapun pasti heboh. Sahabatnya yang satu itu terlalu aktif.

Bruk

Nasya cukup kaget mendengar suara jatuh, langsung saja dia membalikkan badan. Matanya melebar melihat sahabatnya terduduk dilantai dengan wajah meringis, bersama lelaki di depannya yang juga ikutan jatuh.

"Astaghfirullah Rara," ucap Nasya sambil membantu sahabatnya berdiri.

"Aduhh Cha, gue masih kebelet," Rara berlari sambil memegang bokongnya, tanpa memperdulikan seseorang yang ditabraknya.

"Ehh Rara," Anak itu, belum juga minta maaf sama orang yang ditabrak, segitu kebeletnya?, sampai lupa minta maaf.

Sementara seseorang yang ditabrak Rara, bangkit dari posisinya yang jatuh dengan wajah dongkol. Kurang ajar memang, bukannya minta maaf atau bantuin, malah kabur. Nasya baru saja hendak membantu, tapi melihat orangnya sudah berdiri, dia tidak jadi membantu.

"Maaf ya. Maafin Rara teman saya, dia gak sengaja, makanya nabrak kamu," ucap Nasya sambil tertunduk.

"Kenapa lo yang minta maaf, lo gak salah," ucap lelaki didepan Nasya. "Temen lo gak sopan. Belum minta maaf langsung pergi, seharusnya dia yang minta maaf," lanjutnya.

Walaupun bukan Nasya yang salah, tetap saja dia merasa bersalah karena kelakuan Rara.

Nasya mendongak menatap lelaki didepannya. "Iya. Saya minta maaf mewakili dia tadi," ucap Nasya.

Bukannya menanggapi perkataan Nasya, lelaki itu terdiam cukup lama sambil menatap Nasya.

Merasa risih karena diperhatikan terus Nasya kemudian berkata lagi. "Jadi di maafin gak?"

"Ehh iya. Gue maafin," ucapnya tersadar, terlalu lama memperhatikan gadis didepannya.

"Ok. Makasih udah maafin. Kalau gitu, saya duluan mau ke kelas."

Daffa, My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang