Arga dan Zavena tiba di depan rumah Zavena.
"Terima kasih Tuan Arga. Silahkan masuk jika mau."
"Hmm."
Tiba di dalam. Zavena pergi ke belakang selepas mempersilahkan Bosnya duduk. Arga duduk di sofa satu - satunya yang muat untuk 3 orang. Arga tampak meneliti isi rumah itu, ruang tamu berukuran 4x4 m dengan sebuah sofa, sebuah meja kaca, dan figura tampak seperti foto keluarga di dinding. Rumah bercat biru dengan tampilan sederhana, terdapat 1 ruang seperti kamar bersebelahan dengan ruang tamu dengan pintu tertutup. Tampak lurus di depan, sebuah dapur yang terhalang oleh dinding. Sebelah kanannya adalah kamar mandi mungil milik Zavena. Dan yang dipikirnya, kemana semua keluarganya. Tampaknya begitu sepi.
Zavena keluar membawa nampan dengan gelas berisi teh. Menaruhnya di depan Arga dan mempersilahkannya minum.
"Silahkan diminum Tuan Arga, saya tidak mempunyai makanan. Hanya ada teh saja.""Hmm." jawabnya singkat.
Dia nyeselin banget sih, kalo jawab cuma 'hmm' aja. Ga ada jawaban lain apa ya. Aneh. Benar - benar Bos yang dingin. Zavena menggerutu.
"Permisi Tu,, (Arga melirik) maksud saya Arga. Kalau boleh aku duduk di samping kamu. Mengingat di sini hanya ada 1 sofa."
"Hmm... Ngomong - ngomong kamu tinggal dengan siapa? Sepi sekali rumah ini." tanya Arga penasaran.
"Aku tinggal sendiri Arga. Ibu dan ayah meninggal saat aku masih SMA."
"Maaf, aku tidak tahu."
"Tak apa Ga. Tidak masalah."
Tuttt tutt tuut
"Halo. Apa ada masalah?" Arga mengangkat telpon.
" Nyonya besar meminta Anda datang ke rumah Tuan. Nanti malam ada acara makan malam. Adik Tuan sudah pulang dari Jerman bersama sepupu Tuan." Jawab seseorang di seberang.
"Baiklah kau bilang saja. Aku akan datang nanti malam." panggilan telepon tertutup.
Zavena hanya mendengar Bosnya tanpa tau apa yang dibicarakan dengan lawan bicaranya di telepon tadi.
"Saya harus pergi karena ada urusan. Kamu ada acara nanti malam?" tanyanya tiba - tiba.
"Sepertinya tidak. Ada apa Arga?" tanya Vena balik.
"Nanti malam ikut saya makan malam bersama keluarga. Saya tunggu kamu diluar jam 5. Saya akan jemput kamu. Kamu tidak usah khawatir. Saya akan mengantar kamu ke salon lalu lamgsung ke rumah saya."
"Tapi Arga. Apa kamu tidak salah mengajakku? Kita tidak ada hubungan apapun selain karyawan dan Bos. Kenapa tiba - tiba mengajakku? "
"ini perintah. Aku tidak menerima penolakan. Baiklah kalau begitu aku akan sampai disini jam 5, kamu harus sudah siap." Arga pun menaiki mobil dan melajukannya dari rumah Zavena.
Zavena hanya bisa tersenyum malu.Ada apa dengannya, kenapa tiba - tiba mengajakku? Atau dia menyukaiku diam - diam? Ahh tapi tidak mungkin, kita kan baru bertemu. Lagian aku juga bukan tipenya. Issh apaan aku ini. Kenapa aku menghayal dia menyukaiku. Ini tidak benar.
"aku mau siap - siap ah. Aku tidak boleh mengecewakan Tuan Arga." monolognya menghentikan lamunan.
Kini Zavena makan siang dengan selembar roti dioles susu, itupun sisa kemarin. Roti sisir yang dia beli masih banyak di lemari makannya. Mumpung promo, dia membeli lumayan banyak. Itung - itung cukup untuk mengganjal perutnya saat dia ingin nyemil. Setelah itu dia berdiri di depan kipas angin yang menyala. Karna tadi ada tamu, dia sampai lupa kalau habis olahraga berkeringat. Dia jadi malu pasti dirinya tadi bau saat Arga duduk di sebelahnya. Ahh dia menggelengkan kepala kemudian tersenyum mengingat ajakan Arga yang katanya perintah itu.
Setelah sesi mendinginkan badan selesai. Zavena duduk di kursi dan membaca novel.
Tak terasa sekarang sudah jam 4 sore. Zavena menutup buku novel meletakkannya di tempat semula. Dan menuju kamar mandi. Dia membilas tubuhnya yang masih bau keringat karna tadi hanya berdiri di depan kipas angin guna menyegarkan badan.
Setelah mandi, Zavena menuju kamarnya di ruang depan sebelah ruang tamu. Ya, sebuah kamar yang tadi di perhatikan Arga adalah kamar miliknya. Rumahnya berisi 2 kamar. Namun karna ia hanya sendiri, kamar belakang ia biarkan kosong sewaktu - waktu mungkin sahabatnya datag dan menginap di sana.Di kamar. Aduh aku lupa. Aku kan tidak punya baju bagus. Bajuku gini gini semua. Eh.. Tapi kan tadi Bos Arga akan mengajakku ke salon. Ah aku pakai ini saja. Ia memilih hem berwarna ungu muda dengan celana kain hitam. Dan mengikat rambutnya kumcir satu. Tak lupa bedak dan lipstick sebagai penambah nuansa di wajah cantiknya.
Tak lama, terdengar suara mobil di depan. Zavena yang sudah siap segera keluar membuka pintu depan. Benar saja, orang yang tunggu sudah ada di hadapannya.
"Apa kau siap?" tanya Arga tersenyum.
"Iya, aku siap." jawabnya.
Tumben sekali dia senyum, biasanya juga datar tuh wajah. Ga ada manis - manisnya. Tapi semoga aja dia gini terus. Biar ga menampakkan wajah yang serem terus. Fikir Zavena."Kalo gitu ayo!" Zavena pun mengangguk mengekori Tuannya. Sampai di pintu mobil, mereka sama - sama memegang gagang pintu belum sempat masuk.
"Zavena," sontak Zavena menoleh Tuannya.
"Iya,,??" jawabnya
"Cantik.." melihat sambil tersenyum ke arah Zavena yang pipinya mulai memerah. Kemudian mereka sama - sama masuk ke dalam mobil.
Zavena tak hentinya tersenyum. Entah mengapa hatinya senang saat Bos mudanya mengatakan kalau dia cantik. Baru kali ini ada orang yang berani mengatakan cantik di depannya, selain ketiga sahabatnya.
Arga menoleh sekilas lalu melajukan mobilnya. Tepat di depan salon, mobil itu berhenti. Mereka pun masuk ke dalam salon. Zavena diperintah untuk mengikuti perempuan modis dengan make up tebal namun tetap cantik. Arga duduk di kursi tunggu sambil memainkan ponselnya. Zavena juga sedang duduk di kursi rias. Dirinya gugup. Belum pernah dirinya pergi ke salon untuk berhias diri, walaupun Rara sering mengajak dia tidak pernah mau. Alasannya dia tidak suka merawat diri yang mahal dan akan menguras kantong nya. Memakai bedak, mandi dan menyisir rambut baginya sudah cukup ketimbang membuang uang untuk ke salon.
Wanita cantik itu dengan lihai memoles wajah cantik Zavena. Kini Zavena ada di ruang ganti. Selesainya, Zavena keluar dan siap menjadi pasangan makan malam Tuan Arga.
Dibukanya pintu ruang ganti. Zavena melangkah menuju kursi Arga.
"Arga, aku sudah siap." katanya mengagetkan Arga.Arga mengangkat wajah, kemudian tersenyum. Memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Kemudian berdiri. Dilihatnya gadis cantik yang memang cantik sebelum dirias. Kini tampil dengan sangat cantik berpoles dandanan flawless. Memakai gaun selutut berwarna hitam, rambut di gelung, dan heels terbuka dibagian ujungnya. Arga masih terpaku sambil tak hentinya senyum ke arah Zavena. Pandangan mereka bertemu. Seketika Zavena membuang wajah malu.
"Kau. Sangat cantik malam ini. Aku tidak salah menjadikanmu wanitaku." ucap Arga yang mampu membuat jantung Zavena berdegup kencang. Saking kencangnya Zavena rasanya ingin terbang ke awan memeluk kapas putih di langit luas nan indah itu. Aaaa,, teriak Zavena dalam hati.
Arga memeluk pinggang Zavena posesif, mengiringnya menuju mobil. Saat di mobil.
" Nanti kamu diam saja. Biarkan aku yang menjawab." Arga."Iya Arga." jawabnya singkat masih malu dengan ucapan Arga tadi.
"Zavena. Kamu itu cantik tapi sayang,, " Arga menjeda ucapannya.
"Tapi apa Arga?" tanyanya dengan raut sedih.
"Tapi kamu sangat sangat cantik malam ini. Aku terpesona dengan keindahanmu. Tidak salah aku menjadikanmu wanitaku." Arga mengulang kata 'wanitaku' membuat Zavena bertanya - tanya dan langsung menanyakan,
"Maksud 'wanitaku' apa ya Arga?"
"Kamu tunggu jawabannya nanti di rumah. Kamu akan segera mengetahuinya di sana."
Zavena mengangguk dan masih penasaran. Mereka pun berangkat ke kediaman Arga. Saat sampai di sana. Arga mempersilahkan Vena untuk turun. Zavena pun turun dan seketika terpaku. Melihat rumah seperti hotel bintang lima di hadapannya adalah rumah Bos muda sekaligus orang yang menemaninya sampai di tempat ini. Ia begitu takjub. Tak mau Arga tau, takut dikira belum pernah melihat rumah mewah. Zavena akhirnya menghampiri Arga. Arga memeluk lagi pinggang Vena posesif. Zavena terkejut, tapi dia tidak bisa apa - apa selain menerima perlakuan Arga.
Sampai di pintu utama,
"Silahkan Tuan dan Nona, Nyonya Besar dan Tuan Besar menunggu di ruang makan." Bibi Meli mempersilahkan Tuan dan tamunya masuk.
Mereka pun sampai di ruang makan.
.
.
.
.
Terima kasih readers.. Maaf kalau typo, masih belajar.. Hehe,, selamat membaca.. Ini hasil karya pertama aku guys
Semoga kalian senang 😍
.
Ttd Ana Putri
.
Instagram : @anggraenianaputri
KAMU SEDANG MEMBACA
Perempuan Cantik Istri CEO Tampan (Zavena dan Arga) #SELESAI
RomanceZavena Magnesia Azkara, terlahir dari keluarga sederhana. Saat SMA kelas 1 Zavena harus hidup sendiri karena ibunya meninggalkannya dalam waktu selang beberapa bulan setelah ayahnya pergi dahulu meninggalkannya selamanya.. Perjalanan hidup yang akan...