Penjelasan

336 6 0
                                    

"Aku kesal denganmu. Kau adalah bosku kenapa kau berbuat ini padaku. Kau pemaksa. Kau... Ahh. " Zavena mengangkat kedua tangan setengah menekuk dengan telapak menggengam ke udara. Setelahnya memalingkan wajah dengan bibir mengerucut. Sementara Arga yang biasanya datar kini hanya tersenyum dan gemas  melihat tingkah wanita disampingnya.

"Ya ku tau, tapi,, coba lihat aku" Arga menarik bahu Zavena hingga mereka berhadapan. Ia berdiri masih menatap Zavena tajam. Menariknya hingga mereka sama - sama berdiri mendorongnya ke tembok dekat tempat duduk. Mengunci pergerakannya. Jantungnya kian tak beraturan, wajah Vena kebingungan kemudian ia menutup mata. Arga membiarkan wanitanya masih menutup mata. Ia tersenyum memperhatikan betapa cantiknya wanita ini. Mengelus pipi mulusnya dengan punggung tangan. Zavena membuka mata perlahan. Dirasakannya sentuhan Arga, terasa hangat. Kenapa bisa seorang Arga yang dingin itu bisa sehangat ini padanya. Pandangan mereka bertemu, saling menatap dengan lekat. Jantung mereka pun sama - sama bergerilya.

Cupp..

"emmmp.." Zavena menutup mata merasakan benda kenyal menempel di bibirnya. Arga mengambil ciuman pertamanya, melumatnya dengan lembut. Karena tak ada balasan, ia menggingit bibir wanita itu. Menelusupkan lidahnya mengabsen isi mulut Zavena. Zavena mendesah nikmat. Cukup lama ia melepas pagutannya. Nafas mereka sama - sama memburu. Sementara Arga tersenyum nakal sedang Zavena langsung tersadar dan memalingkan wajahnya kesal.

"kenapa kau jadi pemarah begini hmm?" Arga mememegang pipi Vena.

Zavena menampik tangan itu membuangnya asal. Segera menatap lekat penuh kemarahan pada Arga.
"jangan kurang ajar. Kau sudah kelewatan. Bagaimana bisa seorang bos yang terhormat melecehkan wanita suci sepertiku. Kau.. Kau mengambil ciuman pertamaku. (tiba- tiba air matanya mengalir begitu saja) Kau memainkanku. Kau mengajakku makan malam, lalu kau mengatakan aku pacarmu ,, oh.. bukan, aku calon istrimu. Cihh. Kau pikir aku akan diam saja. Kau pikir aku wanita gampangan yang mau melakukan apapun di bawah kendalimu Tuan Arga yang terhormat??!?"

Arga hanya diam. Lalu tersenyum lagi.
"apa.sudah kau bicara. Atau mau ku cium lagi?"

"stop. Cukup. Aku bukan wanita rendahan. Jangan permalukan aku lagi. Apa salahku padamu. Hiks ,, hikss,,, kau jahat Tuan Arga."

"Hei tenang, aku tidak sedang memainkan drama. Aku berkata jujur tadi. Aku kan belum menjelaskan apapun. Kau sudah menuduhku tidak - tidak. Maafkan aku jika menciummu tanpa permisi tadi." menarik dagu Zavena dengan telunjuk agar menatapnya kembali.

" hiks..  hikss.. Kau.. Tolong jelaskan padaku .." matanya masih mengalirkan air mata.

"iya kau tenang dulu aku akan menjelaskan padamu." menarik tubuhnya kedalam pelukan Arga.

Setelah tangis berhenti, Arga melepas pelukannya. Arga menggiring Zavena menuju Gazebo di ujung halaman itu. Mereka duduk disana. Arga melipat tangannya dan menjadikannya bantal. Zavena pun melakukan hal yang sama.

"cepat katakan!"

"baiklah. Aku menyukaimu sejak pertama bertemu denganmu.."

Zavena menoleh, "kapan itu?"

"Saat kau menutup wajahmu di atas lututmu , dan aku menghampirimu lalu pandangan mata kita bertemu."

"Apa kau ingat?" tanya Zavena.

"Apa kau tidak lupa kejadian itu? Aku pikir kau melupakannya."

"Hmm. Aku tidak lupa. Bahkan aku masih ingat wajahmu yang membuatku tidak bisa melihat wajah wanita lain lagi. Karna kau telah mencuri pandanganku. Bukan itu saja, kau telah memahat otakku hanya terlukiskan wajahmu. Lalu kau dengan lancang mencuri hatiku."

Zavena merona, pipinya memerah seperti kepiting rebus. Ia tersenyum lalu mengangkat tubuhnya untuk duduk. Arga pun menyusulnya ikut duduk.
" kau lucu, wajahmu memerah, dan kau senyam - senyum sendiri. Apa kau senang dengan yang kuucapkan?"

Perempuan Cantik Istri CEO Tampan (Zavena dan Arga) #SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang