Karena Baim

307 4 0
                                    

" Mas,, kau di dalam??" tanyanya sesegukan. Ruangan ini begitu gelap. Benar saja pintu kamar terkunci. Ia terpaksa mengeluarkan kunci pemberian Arez dan membukanya.

Ceklekkk...

Pintu terbuka dan kembali ditutupnya.

"Mas.. Kau di sini??" Ucap Zavena pelan lalu menghambur memeluk Arga dari belakang.

"Lepas!! Jangan kau menyentuhku !!!" Zavena terkejut. Suara yang sudah lama tak di dengar. Arga berkata dengan dingin tanpa membalikkan badannya. Zavena mempererat pelukannya.

"LEPAS !!! Atau aku akan berbuat kasar padamu!" Zavena lantas melepaskan pelukannya. Ada kesedihan di hatinya. Tidak biasanya Arga membentaknya. Ia pun menangis lagi.

"KAU!!! Kau pergi dari sini! Kalau perlu dari kehidupanku!! WANITA JAL*NG!!" Sentaknya tanpa membalikkan badan.

Zavena terperanjat kaget, ia tak percaya apa yang baru dikatakan suaminya.

"Aku.. Akuu, itu tidak seperti yang kamu lihat sayang.. Aku dan Ba..."

"KE   LU  AR. " Bentaknya lagi.

"Ti.. ti dak.. Sayang, kau dengarkan aku du,, " Zavena masih menangis.

Arga membalikkan badan. Zavena menatap wajah suaminya. Tetapi Arga menatapnya datar dan sinis, ujung bibirnya tersungging satu ke atas. Ia mengepalkan kedua tangannya.

"Hhhh.. Kau, KAU WANITA JAL*NG." Memegang dagu Zavena dan menekannya kuat. Zavena menggeleng dan tak tau sudah berapa banyak air matanya keluar begitu saja. Ia ingin mengucapkan kata namun Arga membentaknya kembali.

Zavena memejamkan mata dan air matanya masih mengalir. Arga pun melepas tangannya kasar.

"KELUAR JAL*NG!!"

Zavena mematung dan tak lama, ia berbalik untuk keluar dari ruangan itu. Ia berlari dan berniat untuk pulang.

Hatinya kini benar-benar hancur. Secepat itu Arga tak mempercayainya. Dunianya seakan runtuh. Ia pun tak kuat memapah kakinya lagi. Terasa berat baginya. Suaminya yang baru ia nikahi sebulan lalu tega menghinanya. Ia ingin menjelaskan, tetapi Arga membentaknya dan menghinanya. Hancur sudah kini hatinya. Sesak di dadanya pun berhamburan di hadapannya. Kepalanya pening karema menangis sedari tadi. Pandangannya buram dan ia pun terjatuh.

Arez yang baru keluar apartemen, melihat Zavena pingsan di taman depan apartemen. Ia langsung membopong tubuh kakak iparnya dan membawanya ke rumah sakit.

Ia melajukan mobilnya dan secepat kilat mereka tiba di rumah sakit.

******

Cafe

"Ada apa dengannya? Dan kenapa belum balik?"

Baim semakin cemas dan berkali - kali menelepon Zavena tetapi tidak di angkat. Ia pun menyerah dan kembali ke villanya. Tetapi ia masih cemas dengan keadaan Zavena.

Di villa..

Baim menyadari apa yang di katakan Zavena, ia pun mengambil keputusan akan ke Jerman kembali. Sekalian ia mencoba melupakan cintanya pada sahabatnya. Ia bersiap-siap sore itu.

'Halo, siapkan keberangkatan saya ke Jerman malam ini!' ucapnya pada seseorang di telepon.

'Baik, Tuan' jawab seseorang di seberang telepon.

Baim berencana berangkat malam ini. Lebih cepat, lebih baik. Ia berharap dengan begini ia bisa menemukan wanita di sana yang bisa membuang rasa cintanya pada sang sahabat.

Ia kini duduk bersantai di balkon kamar. Kemudian mengambil ponsel genggamnya dan membuka instagram pribadi miliknya. Selama ini ia tak peduli dengan sosial media karena terlalu sibuk dengan bisnisnya. Terakhir ia membukanya saat masih SMA bersama ketiga sahabatnya.

Ia menscroll foto yang ada di akun miliknya. Terasa senang di hatinya melihat keakraban dirinya dan ketiga sahabatnya kala itu. Ia mengenang masa itu sambil tersenyim memandangi foto dirinya dan sahabatnya. Sesekali ia tertawa melihat dirinya berfoto dengan Rara dan Via, begitu culun penampilannya dulu. Pantas saja Zavena tak mengenalinya. Sedangkan Zavena saat itu yang jadi fotografer dadakannya.
Senyum itu timbul lagi dan lagi. Seindah itu kenangan masa SMA nya.

Ia lalu mencari nama Zavena Magnesia Azkara di kolom pencarian. Nama teratas dan dia langsung membukanya. Yang bikin heran, hanya ada satu foto di sana. Foto yang tak begitu lama, pose dirinya tengah tersenyum mengenakan seragam kerja. Dan caption, 'Hanya aku dan dia di sini, sementara dua masih merajut asa. Semangat!!' tulisnya di bawah foto bersama seorang perempuan cantik yang mengenakan seragam sama dengannya.

Baim meneliti dengan men zoom foto itu. Gadis yang tak kalah cantik dari Zavena. Senyumnya pun manis. Baim meneliti foto itu seperti tak asing.

Tak terasa hari sudah malam. Ia harus segera berangkat ke negara itu. Tak butuh waktu lama, karena ia menggunakan pesawat pribadinya.

Sesampainya di sana ia disambut hangat oleh keluarganya. Dan ia langsung masuk ke kamarnya karena lelah baru saja sampai. Ia pun terlelap dengan pakaian yang belum diganti.

Keesokan paginya ia terbangun dan langsung mandi. Selesainya, ia keluar kamar untuk sarapan di ruang makan, dan di sana ia berbincang dengan keluarganya. Setelah itu ia kembali ke kamar.

Ia mengambil posisinya duduk bersandar di ranjang. Kembali mengingat gadis manis bersama Zavena. Membuka lagi instagramnya dan melihat foto itu. Ia mengulamg membaca caption yang kemarin dibacanya. Apa maksud aku dan dia? Apa dia.. Ya dia Rara. Karena Via sedang di Singapura. Apa kabar mereka berdua. Dia merindukannya.

Lalu ia membuka daftar foto yang menandai Zavena. Benar saja itu adalah Rara. Ia kemudian membuka ig Rara. Sudah lama ia tak membuka ig, sehingga ia tak tahu seperti apa wajah teman - teman mayamya belakangan ini. Ia menscroll banyak foto Rara. Benar saja, gadis itu semakin cantik. Kemudian ia menepis pikirannya takut - takut kalau perasaan kepada Zavena akan sama kepadanya. Zavena bilang dirinya bersahabat.

Ia mengklik tanda pesan. Betapa terkejutnya. Rara mengiriminya pesan sejak.hari dia berangkat ke Jerman. Ia lupa kalau dulu ia tak pamit pada ketiga sahabatnya. Ia pun tersenyum membaca pesan Rara.

'Woy, Loe kemana BAIM!!'

'Loe tega sama kita Im. Huekkk dengan emoticon menangis.'

'Im. Loe mati ya. Kesel gue.. Kita kangen loe Im.. Bales donkk..'

Baim semakin terkekeh, hingga ia mendapatkan pesan panjang setahun lalu menjadi pesan terakhir di ignya dari Rara.

'Oke Baim. Loe kan udah mati. Loe lupa kan sama kita bertiga. Eh bukan, kita berdua. Via juga udah sibuk. Gue kerja bareng Zavena Im. Loe tau kan (emot tersenyum). Tapi loe lupa kan sama gue dan Zav ?? Loe sama aja kayak Via, ilang ga ada kabar (emot sedih). Kalian berdua bikin kita sedih tau, huekkk.... Im dan loe juga harus tau.. Belakangan ini gue mimpiin loe terus, loe di mimpi gue ganteng tau Im. Ga kayak pas SMA. Loe emang udah ganteng kan Im?? Hehe.. Tapi maafin gue ya Im.. Gue kayaknya suka deh sama loe (emoticon tersipu malu). Tapi loe jangan bilang Zavena sama Via ya kalo ketemu. Hehe.. Gue suka sama loe Im. Karena loe dateng di mimpi gue terus.. Kapan loe balik Im.. Gue sama Zav kangen.. Tapi lebih kangen gue, hehe.. Tapi loe kan udah mati ya, loe jarang aktif sosmed. Gue gatau sosmed loe yang lain selain ini. Tapi bodo amat, loe juga ga akan baca. Hehe.. Bye bye Baim. Semoga kita berempat bisa kumpul lagi ya (emot love).'

Baim tersenyum membayangkan Rara menulis pesan untuknya. Ia terkekeh. Ia lalu mengerjai Rara dengan membalas pesannya.

'Hai Rara, apa kabar?? Maaf baru nongol. Gue sibuk dan ga sempat buka ig. Gue udah balik kali ke Indonesia agak lama. Tapi gue ketemunya cuma sama Vena. Gue ga ketemu sama loe. Gue juga gatau kalo loe sekantor sama Vena. Sekarang gue udah di Jerman lagi.'

'Loe beneran suka sama gue? Kita itu sahabat loe Ra,, mungkin loe cuma sayang gue sebagai sahabat. Loe baik - baik di sana ya, jaga hati sama pacar loe,, gue juga kangen loe, Vena, dan Via.. Tapi ketemunya cuma sama Vena (emot sedih). Kalo loe pengen gue balik. Gue usahain balik Rara sayang.. See u..' tulis Baim lagi.

Ia langsung menutup ponselnya. Dan tersenyum genit membayangkan ekspresi Rara di sana.

Perempuan Cantik Istri CEO Tampan (Zavena dan Arga) #SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang