Ikhlas

290 7 0
                                    

Arga memasuki rumahnya tergesa.

"Rez, dimana kamu?" ucapnya berteriak.

"Arez,, cepat kesini!!"

Semua pelayan berkumpul karena penasaran atas teriakan tuannya. Mama Marga juga keluar kamar dan menghampiri anaknya.

"Ada apa Arga? Kenapa kamu berteriak. Lihat semua orang memperhatikanmu, nak."

"Aku mencari Arez ma, mana dia?" ucapnya penuh emosi.

"Dia di kamar nak."
Arez langsung meninggalkan ruang itu dengan tergesa. Ia memasuki kamar Arez.

Buggh..
Arga memukul Arez yang berdiri di depan kamar mandi. Seperti ia akan mandi. Bertubi pukulan ia layangkan ke wajah adiknya. Adiknya diam tak melawan sampai sudut bibirnya pun berdarah.

"Pukul terus kalau kau mau membunuhku!!" ucapnya disela pukulan.

Arga menghentikan pukulan itu dengan nafas memburu.
"Kau apakan Zavenaku ha?? Hingga dia terluka? JAWAB!!!"

Arez mengelap bibirnya. "Aku tak sengaja Ga. Apa dia menceritakan semua padamu?"

"Hm. Kau membuatnya terluka. Apa kau gila menghabiskan berbotol botol minuman hanya karna putus dengan pacarmu!!" Arga membentak dan Arez mengernyit, pasti Zavena tak memberitahu apa yang sebenarnya.

"Kau menyusahkan Baim hingga ia tak punya ide selain menyuruh Zavena membujukmu. Dan kau malah melukainya. Kau benar benar membuatku naik darah." sentaknya ingin memukul Arez lagi namun ditahan oleh Arez dan menghempaskannya.

"Sudah cukup. Sakit juga pukulanmu. Iya, aku melukainya. Maafkan aku. Aku tak sengaja. Dia yang datang mengambil kaca itu dari tanganku. Aku juga tak tau kalau begini jadinya. Maaf kak, aku tak akan mengulanginya lagi." Arez menunduk.

"Baiklah. Aku memaafkanmu. Lagipula Zavena juga menyuruhku untuk tak memarahimu. Tapi aku kesal padamu, kau membuat Zavenaku terluka. Bagaimana aku bisa diam." jelasnya.

"Iya maaf," Arez semakin menunduk.

"Hhh baiklah. Aku juga minta maaf sudah melukaimu saat ini. Rawat lukamu segera!"

"Iya kak, kamu tidak salah. Aku yang salah."

Arga meninggalkan Arez yang sedang membersihkan lukanya. Ia sengaja tak membantunya karena ia masih kesal dengan perbuatan adiknya pada kekasihnya itu.

"Rupanya cintamu lebih besar Ga. Pantas Zavena lebih mencintaimu. Melihatnya terluka saja kau memukulku yang adalah adikmu ini. Aku ikhlas kau bersamanya. Tapi Vena, aku masih belum bisa membuang rasa ini. Tapi sesuai permintaanmu, aku akan berusaha menghapusnya. Terima kasih sudah menyadarkanku bahwa cinta tak seharusnya memiliki." Arez bermonolog membayangkan wajah Zavena dan tak terasa ia meneteskan air mata.

* * * *

Pagi menyapa. .

Arez dan orangtuanya sedang sarapan. Sementara Arga tidur di apartemennya. Apartemen di sebelah ruang adik dan sepupunya.

Marga dan Arkan melihat putranya babak belur. Mama membuka suara, " Rez, kamu kenapa nak? Wajah kamu. . ."

Arez menoleh, "Gapapa ma. Hanya luka sedikit habis main perang perangan." Jawabnya santai.

"Mama serius nak. Apa ini ada hubungannya dengan Arga? Semalam dia mencarimu seperti orang kerasukan. Apa dia yang memukulimu sampai kau begini?Kalau begitu mama akan memberinya pelajaran. Bagaimana bisa kakak memukuli adiknya sendiri." Mama semakin emosi. Sementara Papa masih mendengarkan obrolan mereka.

"Bukan ma. Mama tenang dulu. Arga menemuiku untuk menjengukku. Aku semalam habis berantem sama preman. Mungkin kakak marah karena telah menghajar preman itu. Tapi saat di kamar, dia hanya mengecek keadaanku. Ya ku katakan aku baik saja." bohongnya sambil tersenyum miris.

Perempuan Cantik Istri CEO Tampan (Zavena dan Arga) #SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang