"Arez.. Jangan.." teriaknya frustasi.
"tidak, kau jangan mendekat. Lebih baik aku mati daripada kau tak mencintaiku. Sakit hatiku. Kau mematahkanku." Arez berteriak.
"Kau jangan melakukan hal bodoh Rez. Masih banyak wanita yang mencintaimu. Kau tak ingat Om, Tante, Arga, mereka semua menyayangimu. Aku juga menyayangimu, kau seperti kakakku sendiri. Kau yang membantuku disaat ku susah. Kau penolongku. Aku yakin Baim juga menyangimu, lihat dia yang selama ini setia menjagamu. Dia masih membeli makanan untuk kita. Kamu tenangkan diri. Kita pulang ke rumah ya?? " bujuk Zavena.
"Cihh. Kau bahkan tak peduli dengan perasaanku. Kau hanya peduli pada Arga. Sana kau pergi, urus saja Arga!! Untuk apa kau sibuk datang mengurusku. Bukankah aku tidak penting bagimu?"
"Tidak Arez. Kau adik Arga, bagaimana kau tidak penting bagiku. Kami semua menyayangimu Rez." Zavena semakin terisak.
"Kau bohong. Kau tidak sayang padaku. Kau hanya sayang pada Arga."
"Jangan seperti ini Rez. Aku merasa akulah pelakunya disini, kumohon lepaskan kaca itu."
"Tidak aku akan,, " meletakkan kaca di nadinya.
"Aaargggh...hh....ahh.." Zavena mengambil paksa pecahan kaca itu. Dan akhirnya dialah yang terluka.
Arez langsung tersadar dan mengacak rambutnya frustasi. Ia tak suka melihat Zavena terluka. Ia lalu memegang tangan Zavena yang berdarah. Ia mengambil sapu tangan dan melilitkan di lengan Zavena.
"Maaf,, maafkan aku.. Kamu terluka karenaku. . Maafkan aku.. Aku mencintaimu." Arez menangis sambil menutupi tangan Zavena dengan sapu tangan.
"Tt ti tidak, kau tidak sa lah, ak ku yang sal, , ,, " Zavena tak sadarkan diri.
"Zav, bangun Zav, bangun. . Maafin aku Za maaf.." Arez terus menangis sementara Zavena pingsan di dada Arez.
"Im lo kemana? Gue harus ke rumah sakit. Loe tunggu disana,"
"Halo Rez, siapa yang sakit? Lo sekarang di . . Tut tut.."
"Tunggu Zav, aku akan bawa kamu ke rumah sakit. Maafin aku Zav, " sesalnya sambil menggendong Zavena ke mobil.
* * * * *
"Sial,, " Baim menendang kaleng kosong .
"Aku harus segera ke rumah sakit. Seharusnya aku tadi tetap di sana. Bukan malah menunggu di sini. Argghhh.." mengelap wajahnya kasar.
Di rumah sakit.
"Bagaimana keadaannya Dok?"
"Tenang saja Pak. Dia tidak apa - apa. Lukanya tidak begitu parah. Tadi sudah saya beri obat dan suster sedang memberikan perban. Dia telah mengeluarkan banyak darah karena goresannya sangat panjang. Tadi saya juga memberi penambah darah. Tetapi tidak usah khawatir, dia sudah ditangani. Silahkan kalau mau melihat."
Suster baru menyelesaikan tugasnya dan langsung keluar.
"Zavena maafkan aku, apakah ada yang sakit?" tanyanya khawatir.
"Tadi sakit, tapi sekarang lumayan engga."
"Maafkan aku ya??? Karna aku kamu begini. Seharusnya aku yang terluka bukan kamu."
"Tidak. Kamu jangan menyalahkan diri sendiri. Ini sama - sama salah kita. Kamu yang telat mengungkapkan perasaanmu. Dan aku yang tidak menyadari perasaanmu. Ini juga sudah menjadi jalan takdir kita. Jadi, sekarang kamu sadar kan. Bahwa seharusnya kamu tidak melakukan hal - hal bodoh. Sudahi kesedihan kamu. Jangan menyakiti diri sendiri. Apalagi ada orang lain. Sekarang aku, kalau bukan aku. Apakah Baim juga akan kau lukai?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perempuan Cantik Istri CEO Tampan (Zavena dan Arga) #SELESAI
RomanceZavena Magnesia Azkara, terlahir dari keluarga sederhana. Saat SMA kelas 1 Zavena harus hidup sendiri karena ibunya meninggalkannya dalam waktu selang beberapa bulan setelah ayahnya pergi dahulu meninggalkannya selamanya.. Perjalanan hidup yang akan...