Pernikahan

391 7 0
                                    

Waktu berganti waktu . . .

Saat ini Zavena sedang  fitting baju bersama calon mertuanya yang tak lain ialah Mama Arga. Margareth memilihkan calon menantunya baju yang sangat mahal dan elegan. Ia ingin menantunya tampil dengan memukau di hadapan tamu undangan. Zavena yang tak tau harus memilih apa hanya diam saja dan terkadang mengangguk pasrah menuruti kemauan Mama.

"Sayang, yang ini sepertinya cocok buat kamu. Ayo coba di ruang ganti. Mama menunggu di sini. "

Zavena pun mencoba gaun pilihan mama Arga. Sudah 8 baju yang ia coba, namun mama masih belum cocok. Percobaan kali ini ia harap mama Arga akan setuju dan langsung memilihnya. Zavena rasanya sudah panas dan lelah dari pagi sampai siang belum kelar hanya masalah memeilih gaun pengantin. Padahal ia ingin gaun yang sederhana. Namun mama Arga ingin ia tampil elegan dengan gaun pilihannya yang mahal dan mewah. Mau bagaimana lagi, Zavena hanya menuruti saja apa yang mama katakan.

"Wah. . Ini dia yang mama mau. Oke mbak, saya pilih ini. Jangan lupa berikan sentuhan akhir dengan accecories  yang menambah kesan mewah."

"Baik, Nyonya." ucap pelayan wanita itu.

. . . .. . . . . .

Mereka pun sudah sampai di rumah. Arga yang sedang duduk di sofa berdiri menyambut kedatangan sang kekasih.

"Sayang, kau lama sekali hmm.. Pasti mama yang kelamaan ni. Kasian Zavenaku. Kau pasti lelah kan?" memeluk Zavena.

Margareth hanya geleng - geleng. "Ish kamu nyalahin mama? Mama cuma ingin yang terbaik buat calon menantu mama. Sudahlah, mama mau ke kamar. Capek daritadi keliling toko. Zavena, mama tinggal dulu ya, kalau Arga macem - macem lapor sama mama."

Zavena mengangguk dan tersenyum.

"Kamu kenapa senyum. Kamu setuju sama mama. Lagian aku satu macam saja. Hanya kamu di hatiku." mengeratkan pelukannya.

"Hmm gombal deh kamu." membalas pelukan Arga.

"Ehemm, , pelukan tu tau tempat dong. Di sini banyak kamera pengintai, main peluk peluk aja." Arez tiba - tiba datang.

Mereka pun melepas pelukan.
"Sirik aja loe. Makanya loe buruan cari pacar biar ga netes tuh liur liat gue sama Vena." Arga menggoda Arez.

Arez hanya diam 'Zavena gue loe ambil.' gerutunya dalam hati. Kemudian ia pergi dari tempat itu menuju kamarnya.

Arga menertawai adiknya. Ia merasa menang bisa menggoda adiknya. Sedangkan Zavena merasa tidak enak hati mengingat Arez masih menyukainya.

* * * *

Pernikahan pun telah di laksanakan. Arga dan Arga resmi menjadi suami istri. Kini keduanya menyapa tamu undangan dan melakukan sesi foto.

"Selamat ya Zav,," Rara memeluk Zavena erat. "gue ga nyangka loe bisa jadi istri bos jutek itu." lalu berbisik di telinga Zavena. Zavena terkekeh mendengar ucapan Rara.

"Makasih Ra. Semoga cepet nyusul."

"Selamat ya Tuan, semoga cepat dapat momongan. Dipakai ya hadiah dariku!!?!. Jangan lama - lama mencetak golnya." lalu pergi meninggalkan keduanya.

"Rara !!!" Zavena berteriak lalu mengerucutkan bibirnya.

Arga menyentil pipi istrinya, "Rara benar sayang. Aku jadi tidak sabar mencetak goal denganmu."

Pipi Zavena memerah malu. Ia lalu mencubit pinggang suaminya. "auuu. . " Arga menjerit.

"Mangkanya jangan mesum."

"Kenapa? Kau kan istriku. Jadi wajar saja aku bilang begitu. Nanti juga ketagihan kalau sudah mencobanya." Arga mengerlingkan sebelah matanya.

"Mulai lagi. Jangan mesum ini masih pagi." Zavena mengerucutkan bibirnya.

"Berarti kalau malam bisa mesum ya??" ucapnya menggoda istrinya.

"Arga!!!"

Merekapun kembali menyalami tamu undangan yang lainnya.

* * * * *

Malam pertama dimulai, dua insan yang baru saja mengucapkan janji suci kini mulai menyatukan raganya.

Arga memakai kaos putih lengan pendek dengan celana boxer dongker motif bintang sedangkan Zavena memakai piyama berwarna merah. Arga memulai dengan mencium lembut bibir istrinya. Zavena membalas ciuman itu, seperti memabukkan keduanya berpagutan dengan mata terpejam. Arga menelusuri bagian bukit kembar milik istrinya dan menjamah setiap inci tubuh istrinya. Zavena hanya pasrah karena dirinya adalah milik suaminya, Arga. Tubuh yang selama ini dijaganya agar tak tersentuh oleh orang lain, kini ia relakan kepada suami tercintanya. Mereka mulai berperang di bahtera ranjang pengantin.

Bless. .

Zavena menyerahkan sepenuhnya kepada sang suami tercinta, mahkota yang ia jaga dari semasih pertama berbicara. Karena jika saat bayi orangtualah yang menjaga sepenuh hati mahkota anak perempuan, siapapun beliau termasuk orangtua Zavena.

Zavena merintih kesakitan, namun Arga menciumnya supaya dia tidak begitu merasakannya.
Beberapa jam berlalu mereka masih bergelut manja. Sampai tibalah puncaknya, Arga menjatuhkan tubuh berpeluh ke sisi kanan Zavena. Mereka sama - sama menghasilkan keringat setelah sekian waktu bermesra ria.

"Terima Kasih, sayang.." Arga menoleh pada Zavena sambil tersenyum. Zavena hanya mengangguk dan tersenyum juga.

Mereka pun menghentikan peperangan itu untuk sementara. Mereka bisa melakukannya lagi nanti. Kini mata keduanya terpejam dan siap mengarungi alam mimpi. Arga memeluk tubuh istrinya. Mereka sama - sama menikmati keadaan ini.

* * * *

Di sisi lain, di bawah gelapnya ketiadaan lentera kamar, seorang lelaki meremas undangan yang bertuliskan nama pasangan Arga dan Zavena. Terlihat kisut kertas itu, dan ia membuangnya ke lantai lalu menyugar rambutnya kasar..

Aaaaaa,,,, ia berteriak di dalam kamar seorang diri. Ia kini berada di villa keluarganya di puncak tak jauh dari apartemennya.

Matanya sudah memerah sedari tadi dengan air mata yang telah mengering.

.
.
Siapakah dia??
.

Terima kasih readers.. Maaf kalau typo, masih belajar.. Hehe,, selamat membaca.. Ini hasil karya pertama aku guys
Semoga kalian senang 😍
.
Ttd Ana Putri
.
Instagram : @anggraenianaputri

Perempuan Cantik Istri CEO Tampan (Zavena dan Arga) #SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang