Please Tell Me the Limit

2.3K 392 60
                                    


Rasa panas terbakar dirasakan oleh Sasuke. Rasa itu bertahan hingga ia memasuki rumahnya.

"Sasuke-kun, kau sudah pulang. Anak kitaー"

"Diamlah, Sakura!"

Sakura langsung terdiam mendengar suara kemarahan suaminya. Ia tidak tahu apa yang terjadi saat Sasuke pergi bersama Naruto. Sasuke tidka pernah semarah ini semenjak mereka menikah. Yang ada dia yang selalu memendam kemarahan setiap kali melihat Sasuke bersama istri-istri lainnya.

Sasuke terus melangkah menaiki tangga menuju lantai dua di mana kamar Naruto berada, meninggalkan Sakura yang dalam keadaan ikut marah. Ia tidak terima diperlakukan seperti ini setelah memberi keturunan pertama Uchiha. Ia pikir Sasuke akan berubah lebih perhatian padanya setelah ia melahirkan anak Sasuke. Nyatanya suaminya malah semakin bersikap dingin padanya.

"Apa yang kau lakukan pada Sasuke, hah!?"

Naruto menghentikan langkahnya, menoleh ke arah Sakura sejenak, lalu berlalu begitu saja menyusul Sasuke seolah ia tidak tertarik pada kemarahan Sakura.

Melihat sikap Naruto, membuat kemarahan Sakura kian bertambah. Dengan perasaan kesal, Sakura kembali ke kamarnya.

Sedangkan Naruto yang sudah menyusul Sasuke langsung menghampiri Sasuke yang terlihat sedang terdiam di balkon kamarnya. "Sasuke, kau kenapa?" Naruto kembali menanyakan hal yang sama. Selama perjalanan pulang, ia melihat Sasuke seperti sedang marah, tapi ia tidak tahu Sasuke marah karena apa. Setiap kali bertanya, Sasuke tetap mengunci mulut. Bahkan Sasuke tidak ingin melihat wajahnya barang sejenak.

"Apakah kau merasa sudah hebat?"

Naruto mengernyit. "Maksudmu?"

Sasuke berbalik dengan wajah merah padam. "Kau berani menggoda laki-laki lain di depan suamimu. Kau sudah merasa hebat karena wajahmu pantas mendapatkan harga tinggi, hah!?"

Naruto kian tak mengerti ke mana arah pembicaraan Sasuke. "Sungguh aku tidak mengerti, Sasuke. Siapa yang menggoda laki-laki lain? Rasanya aku tidak melakukannya."

"Kau membiarkan orang lain menyentuhmu!"

Naruto terdiam dengan wajah syok. Memangnya ada larangan orang lain menyentuhnya? Bagaimana jika ada orang lain membutuhkan pertolongan yang mengharuskannya bersentuhan fisik?

Melihat wajah polos yang ditunjukkan oleh Naruto membuat Sasuke kian marah. Ekspresi Naruto terlihat sedang mengejeknya.

Sasuke langsung mendorong tubuh Naruto hingga jatuh tersungkur akibat tidak bisa mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Setelah itu Sasuke mengukung tubuh Naruto. Kedua tangannya terulur menekan kuat leher Naruto.

Naruto yang merasakan kesulitan bernapas reflek menjauhkan tangan Sasuke sebisa mungkin. Namun tenaganya kian menipis akibat kurangnya pasokan oksigen di tubuhnya. Akhirnya dengan terpaksa ia menyerah.

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Naruto mencoba meraup oksigen sebanyak-banyaknya saat Sasuke melepaskan cekikan di lehernya.

"Ini pelajaran untukmu jika kau masih mencari perhatian pada orang kota itu." Sasuke bangkit, melangkahi tubuh Naruto, kemudian berjalan meninggalkan kamar tersebut.

Sedangkan Naruto hanya mampu menangis meratapi nasib. Kenapa Sasuke tidak membunuhnya sekalian agar ia terbebas dari semua siksaan yang diberikan suaminya itu.

***

"Kau menyusahkanku, brengsek!" Sasuke membanting nampan berisi semangkuk bubur di pangkuannya ke atas lantai saat Naruto menolak makan. Ia tidak tahu mengapa Naruto tiba-tiba saja demam, padahal tadi siang masih baik-baik saja. Awalnya ia pikir jika Naruto malas menyiapkan makan malam untuknya sebagai protes akan ulahnya tadi siang.

LimitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang