Malam gelap dengan langit cerah bertabur ribuan bintang. Suara nyanyian serangga malam menjadi irama merdu penghantar tidur. Gambaran menenangkan kehidupan yang Naruto jalani selama ini. Namun segala berubah saat tangan-tangan nakal di belakang tubuhnya mulai tidak bisa diam. Gerakannya terkadang membuatnya berjengit kaget karena dilakukan secara acak."Aku lelah Sasuke." Naruto terus mengeluh saat tangan nakal Sasuke mengelus perutnya dan hampir menelusup masuk ke dalam bokser yang dikenakannya jika saja ia tidak menjauhkan tangan tersebut.
"Ini malam pertama kita."
"Kita sudah melakukannya beberapa tahun lalu." Naruto menepis tangan Sasuke yang meremas pantatnya.
"Aku ingin merasakan bagaimana rasanya bermadu kasih dengan orang yang kucintai."
Naruto langsung membuka matanya mendengar ucapan Sasuke. "Memangnya kau bisa mencintai orang lain?"
"Tentu saja ... aku hanya mencintaimu."
Dahi Naruto berkerut dalam. Tubuhnya berbalik menghadap Sasuke dan menatap mata kelam pria itu. Dari cahaya remang cahaya lampu di pojok ruangan, Naruto melihat mata Sasuke terlihat sedikit berbinar. "Bagaimana bisa aku menyebut dirimu mencintaiku, sedangkan kau memperlakukanku lebih buruk dari istri-istrimu yang lain?"
"Karena kau begitu terlihat menggoda dan aku menjadi gemas karenanya. Aku juga tidak suka kau yang menyakitiku."
"Hah!? Dari mana aku menyakitimu, sialan!" Naruto memukul dada Sasuke secara membabi buta dengan tangan kanannya.
Sasuke yang mendapat serangan tiba-tiba langsung menangkap tangan Naruto. "Dengarkan aku!" Sasuke melepaskan tangan Naruto, kemudian mendorong bahu Naruto hingga tubuh istrinya itu tidur terlentang. Tanpa merasa bersalah, Sasuke membiarkan tubuhnya menimpa tubuh Naruto.
Sasuke sedikit mengangkat kepalanya agar memudahkannya menatap wajah Naruto. "Saat kau disentuh oleh Gaara, dadaku terasa sakit. Saat bibir ini ...." Sasuke mengusap bibir Naruto dengan ibu jarinya. "Selalu menentangku rasanya aku merasa gemas ingin membungkamnya. Aku ingin kau memohon padaku dengan bibir ini seperti yang dilakukan oleh wanita-wanita lain yang begitu menginginkanku."
"Maaf ... aku bukan golongan yang seperti itu. Aku tidak pernah memujamu bak orang gila. Apa pun statusmu, setampan apa pun dirimu, aku tidak tertarik. Aku hanya tertarik dengan kehidupan di sekitarku."
"Kau menyakitiku lagi. Tidak bisakah kau bersikap manis padaku agar aku tidak bersikap kasar padamu?"
"Aku tidakーakh!" Naruto reflek memejamkan mata saat Sasuke menggigit bahunya. "Bisakah kau tidak berbuat kasar padaku?"
Sasuke mengangkat kembali kepalanya. Menatap penuh nafsu wajah kesakitan Naruto. Entah mengapa melihat wajah kesakitan Naruto selalu membangkitkan gairahnya. "Kau terlihat seksi, Naruto."
Sasuke membuka sedikit bibirnya untuk menggigit bibir bagian bawah bibir Naruto. "Buka mulutmu." Sasuke menjauhkan tubuhnya dari atas tubuh Naruto. Tangannya bergerak mengangkat kaos yang dikenakan Naruto hingga sebatas dada. Kaki tangannya sengaja ia letakkan di atas selangkangan Naruto. Bibirnya membungkam bibir Naruto dengan lidah menelusup ke dalam mulut Naruto. Menjelajahi setiap inci rongga mulut Naruto, membelai lembut daging tak bertulang milik Naruto.
"Mmn." Naruto menggenggam erat lengan bagian atas milik Sasuke dengan kuat saat perutnya serasa ingin meledak karena kesulitan bernapas.
Mengerti akan kondisi Naruto, Sasuke segera menghentikan aksinya, kemudian bangkit memposisikan diri diantara ke dua paha Naruto.
Sasuke menurunkan celana bokser yang dikenakan Naruto dilanjutkan dengan membuka seluruh pakaian yang dikenakan olehnya. Melihat keadaan Naruto yang mulai terpancing oleh rangsangannya, Sasuke tersenyum mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limit
FanfictionSatu kata untuk menggambarkan kehidupan Naruto, 'menyedihkan'. Yatim piatu, tak diinginkan, selalu dianggap tak masalah jika terjadi hal buruk pada pemuda itu. Toh tak akan ada yang rugi jika Naruto harus mengalami hal menyedihkan. Diantara batas k...