There is No Limit to Selfishness

2.7K 405 103
                                    

Suasana hangat senja yang tenang membuat Naruto hampir terlelap di teras samping rumah panggungnya. Andai kehangatan itu tak menghilang mungkin ia benar-benar akan terlelap.

"Kau begitu menikmati hidup? Apakah kau sudah merasa hebat dengan apa yang kau lakukan?"

Naruto langsung membuka matanya lebar. Dadanya serasa tertimpa sesuatu hingga seluruh tubuhnya dapat merasakan getaran dari dentuman jantungnya. Saat akan bangun, seseorang yang sudah ia lupakan keberadaannya, malah menekan kedua bahunya.

Sasuke berdiri di atas kepalanya, menunduk menatapnya tajam. Mata itu selalu tidak pernah menunjukkan keramahan padanya. "Apa yang kau inginkan?"

Naruto terdiam pasrah. Mengingat kepribadian Sasuke yang sangat tidak mungkin berubah membuatnya belajar dari masa lalunya yang kelam. Jika ia melawan, bisa dipastikan Sasuke akan membuatnya babak belur.

"Katakan padaku ... apa tujuanmu meminta Orochimaru meneruskan proyek itu 7 tahun lalu? Apakah untuk uang?"

Naruto kesulitan menelan ludahnya. Entah apa yang harus ia katakan pada Sasuke tentang masalah itu. Menghela napas dalam, Naruto menjawab, "Iya."

"Brengsek!"

Sasuke kian menekan bahu Naruto hingga membuat Naruto meringis.

"Serang!"

Suara benda keras beradu dengan tubuh Sasuke terdengar setelah teriakan seorang bocah berambut gelap bermata biru dengan goresan kumis kucing di masing-masing pipinya. Bersama saudaranya, ia menyerang Sasuke secara membabi buta hingga membuat pria dewasa itu melepaskan Naruto dan berusaha melindungi dirinya dari serangan dua bocah yang terlihat sedang marah besar.

Sebagai seorang mantan kepala pertahanan desa, hal seperti ini adalah hal yang mudah diatasi. Apalagi pelaku penyerangan hanya anak-anak yang belum mengerti benar tentang perkelahian.

Sasuke menangkap mainan pedang terbuat dari kayu dari dua bocah di depannya. Wajahnya berubah merah padam melihat dua bocah yang menatapnya tajam pula.

"Oi! Jijii ... sudah Zuna peringatkan agar tidak mengganggu Papa. Zuna pembela kebenaran dan keadilan akan menghukummu!" Bocah bernama Izuna menunjuk Sasuke dengan telunjuknya.

Sasuke menatap tajam bocah dengan rambut yang hampir menyerupai dirinya, hanya saja bagian belakangnya terikat rendah. Bocah itu terlihat seperti lebih banyak berbicara daripada saudaranya yang cenderung pendiam, namun mata birunya tak kalah tajam menatapnya.

Benarkah mereka hanya bocah berusia kurang dari 5 tahun? Cara berbicara dan cara mengintimidasi hampir seperti orang dewasa. "Kalian ingin mati, hah!?"

Naruto memutar tubuhnya, dan tanpa sungkan menendang bagian pinggang Sasuke hingga membuat Sasuke terjerembab ke samping.

Melihat lawan mereka tumbang, kedua anak Naruto bernama Uzumaki Menma dan Uzumaki Izuna bergegas berlari menaiki tangga menuju teras tempat Naruto berada. Keduanya langsung bersembunyi di balik tubuh Naruto. Tangan mungil mereka menggenggam erat kemeja yang dikenakan oleh Naruto.

Sebenarnya mereka sangat ketakutan melihat orang itu. hanya saja melihat papa mereka disakiti, mereka berpura-pura berani menghadapi pria dewasa yang tidak dikenalnya itu.

Naruto terdiam menunggu reaksi Sasuke setelah ia memperlakukan pria itu dengan idak baik. Namun lama menunggu, Naruto tak jua mendapati adanya tanda-tanda Sasuke akan terbangun.

Naruto melepaskan genggaman anak-anaknya begitu melihat Sasuke tidak bergerak dari tempatnya. Dengan perasaan waswas ia mendekati tubuh Sasuke. Sesampainya di belakang tubuh Sasuke yang terbaring miring, Naruto mencoba untuk menyentuh tubuh Sasuke dan mengguncangnya. "Sasuke?"

LimitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang