Part 4 (wedding)

51.1K 903 9
                                    

Tepat hari ini aku akan melaksanakan acara sakral itu. Pernikahanku tinggal menghitung jam. Aku mematut diriku di depan cermin. Apakah sudah pas ? Berjam-jam aku berkutat disini.

"Cieh yang gugup mau malam pertama" ejek Felly yang kuhadiahi timpukan sisir di nakas meja.

"Gue ga gugup bodoh ! gue pingin kabur ! " Aku memang gugup. Tapi bukan untuk malam pertama, malam kedua atau malam terakhir pun karena itu tidak akan terjadi.

"Kabur gimana? orang tadi udah sah kok. Lo udah sah jadi istri ! selamat ya sono cepet turun" Aku menitikkan air mata. Hiks..sedih rasanya.

"Jadi gue udah sah jadi istri Willy ? jadi Ny.Naira Avellia kusuma ? "

"Iya udah gak usah terharu gitu sana turun ! "

"gue gak terharu ! gue nangis bego!" Langkah kakiku menuruni tangga dan disambut oleh orang-orang dibawah sana. Aku duduk di dekat Willy suamiku. Ah rasanya aneh jika dia Suamiku karena bagiku hanya adik kecil yang manja seperti beberapa tahun silam. Aku mencium punggung tangannya dan dia mengecup keningku. Darahku berdesir seperti tersambar sengatan listrik 1000watt. Nggak sampai 1000watt , kalau segitu mah aku udah mati.

Resepsi sederhana akan dilaksanakan sejam lagi. Aku merias diriku di depan kaca , dan kini kebaya ku sudah berganti gaun white gold. Aku melirik suamiku yang memakai tuxedo putih yang ternyata cocok dengan gaunku apakah ini yang namanya jodoh? ah apalah aku ini selalu berbicara tidak berguna. Ternyata jika dilihat suamiku ini tampan juga gak kalah sama Adam Levine , apakah perutnya kotak-kotak atau bundar ya? Suara barithone milik suamiku menyadarkanku dari imajinasi nakal ini.

"Bantuin dong.." Willy mengulurkan dasinya.

"Manja banget ! ah elah ngapain pake dasi ini ? mau kerja bang ? "

"terus pake apa dong? "

"pakai ini ! lebih bagus" Aku menunjuk dasi kupu-kupu.

"Lo pikir gue pelayan apa ? " Desisnya.

"Udahlah nurut aja sekali-kali sama istri ! " Aku melangkahkan kaki mendekati Willy dan sialnya kakiku kekilir hampir saja aku mendaratkan bokongku di lantai. Tapi tangan kekar itu melindungi ku, Wow matanya sangat indah . Bibirnya yang merah melambai-lambai ingin dicium. Jarak kami semakin dekat tinggal beberapa senti dan suara pintu terbuka

"Sayang buruan kelu-- ya ampun kalian udah gak sabar ya . Duh nanti malam aja perangnya ini udah mau mulai acara" Suara Bundaku mengagetkan ku , aku baru sadar jika posisi kami emhh.. dan seperti orang berciuman. Padahal tinggal sedikit lagi ahh bunda menggagalkannya . Setelah kepergian bunda suasana menjadi sunyi krikk dan canggung. Bisa-bisanya aku seperti wanita murahan ah tapi diakan suamiku. Ah masa bodoh !

Undangan yang disebar tidak begitu banyak. Hanya beberapa kerabat ,kolega bisnis dan saudara . Tapi tanganku rasanya sangat pegal menyalami 500 undangan, huh boleh nggak nyalaminnya sambil duduk ? kakiku terasa sakit .

"Hei Bro wah lo udah nikah enak dong selamat ya" Ujar lelaki itu

"Makanya Zod, cepet cari cewek jangan baca dokumen terus ! " Balas Willy kepada temannya.

"Dia siapa? "tanyaku

"itu temen kuliah namanya gezod" Aku hanya ber'oh' ria. Suara dentuman lagu A thousand year mengiringi acara resepsi ini. Ini suara Felly, ya dia pandai bernyanyi. Tapi memang dia tidak suka menunjukkan dirinya bernyanyi , aku mengemis memohon padanya agar dia mengisi di acara pernikahanku.

Aku melihat gadis Abg di antrian ini . Siapa juga yang bawa adiknya kesini ! Dia cantik , mungkin sekitar belasan tahun. Kenapa dia terlihat bersedih? apakah dia kehilangan orangtuanya? kurasa hanya anak bayi yang menangis kehilangan orangtuanya di acara begini.

My beloved cousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang