Mentari tersenyum menandakan hibernasiku harus segera berakhir. Ingin sekali beranjak dari kasurku tapi diatas perutku ada sebuah benda yang menahan. Benda apa ini sedikit kasar dan kekar. Jangan-jangan--
"Aaaaaaa..." Teriakku mendapati lengan kokoh Willy memelukku, bahkan sedikit menyelinap di kaos oblongku.
"Lo ga ada kerjaan selain teriak ? " Willy mengucek matanya santai.
"Heh gimana gue nggak teriak coba ! lihat tangan lo , itu namanya pelecehan " Aku tidak terima dengan perlakuan Willy ya harus kuakui aku sedikit senang. Ingat hanya sedikit, tapi aku tidak boleh terlihat murahan di depannya gengsi lah yaw..
"Gini doang heboh banget, gue kira lo ketemu saudara lo para setan-setan itu" Lengannya masih di atas perutku.
"Jadi lo ngatain gue setan hah ?" Teriakku tak terima namun naas Willy mengangkat tubuhku , aku berada diatasnya err.. Kalau begini terus sungguh aku juga wanita normal bisa saja runtuh.
Pandangan kami semakin dekat. Aku memejamkan mataku mencoba mengerti apa yang akan terjadi.
1 detik
2 detik
3 detik
masih tidak ada sesuatu yang kenyal menempel di bibirku. Aku membuka mataku.
"Ngapain lo merem ? ngarep banget gue cium ? lo tau nggak padahal gue ngeliatin iler lo tuh udah kaya banjir jakarta" Sial dia mengerjaiku . Sumpah ya mau ditaruh mana mukaku ? Willy pengen banget aku gantung dia di monas. Ah tidak itu terlalu biasa, pengen banget aku menjatuhkan dia dari atas gedung pencakar langit. Gapapa deh aku jadi janda , kali aja aku jadi janda kembang. Lagian aku juga masih perawan.
"Rese lo !!" Aku memukul dadanya kasar, tidak ada yang namanya lembut jika harus berhadapan dengan si tengil ini.
"Mau kemana lo? morning kiss dulu" Willy memanyunkan bibirnya.
"If you do it, i want kick your ass" Ancamku tapi tak diindahkan oleh Willy. Dia menciumku lagi ! Hanya menempel tanpa bergerak. Kenapa rasanya sedikit kecewa ada apa denganku ini? seakan tubuhku ini menginginkan hal yang lebih. Tapi apakah aku siap dengan semua ini ?
Ketika aku mulai larut dalam permainannya, alarm tanda bahaya mulai berbunyi. Aku memukul dada Willy kemudian melenggang jauh.
Hal yang harus kuhindari beberapa saat ini adalah bertatapan mata dengan Willy. Aku belum mempunyai keberanian bertatap muka untuk saat ini. Berbagai usaha aku lakukan untuk menghindar.
Willy sedang berkerja menyelesaikan proyeknya di pimpinya. Suamiku ini seorang kepala proyek , saat ini sedang mengerjakan proyek Wahana Bermain anak dan kalau tidak salah proyek ini di bekerja sama dengan ayah Keikei itu.
Ingin rasanya aku larut dalam menulis novel ini, agar aku bisa melupakan kejadian-kejadian tadi. Tapi malangnya nasibku saat Felly merusak Sore tenangku.
"Naira, hueee....." Ada apa dengan Felly ? mengapa dia cengeng? apa yang membuat gadis macam dia menangis.
"Lo kenapa ? sehat kan ?" Aku menaruh punggung tanganku di keningnya. Tidak panas, namun tangisnya semakin meledak.
"Hiks.. gue.. disuruh.. hiks" Sesekali dia mengusap ingusnya jijik sekali.
"Jijik lo ! yang jelas kalau ngomong!"
"Gue di suruh kawin .. hue..." ya tuhan kenapa dengan Felly? hanya di suruh kawin aja sampai nangis darah. Padahal usianya 24 tahun, bagi seorang wanita umur segini sudah siap menjalin rumah tangga.
"Tinggal kawin aja bingung ! Enak kali kawin, tidur ada yang nemenin. Malah bisa meluk guling hidup" Aku mengiming-ngiminginya. Bahkan terkesan mengada-ada.k
"Yah gue juga pengen kali kawin tapi masalahnya tuh hue...."
"Apalagi sih, kalau ngomong jangan setengah - setengah deh. Sekali lagi lo ngomong gantung gini gue karungin gue buang di kandang komodo"
" Gue gak ada calon. Nah orang tua gue ada calon , tapi Ya masak gue mau dinikihin sama Juragan Pete di kampung oma opa gue bayangin huwwe..." Felly mengelap ingusnya kemudian di lapkan ditanganku. Ih jijik , wah rese !
"Setan lo kampret Jorok lo ! yaudah gimana lagi , terima aja kali toh lo emang ga ada calon. Salah lo sih Mario lo putusin!"
"Lah masa Buaya buntung kaya dia mau dipelihara ? bisa mati muda gue " Felly memegang kepalanya sedikit pusing kelihatannya.
"Yaudah gimana lo ama Gezod aja ? " Ujarku asal yang mendapat pelototan dari Felly dan tendangan kres tepat di tulang keringku. Aku meringis kesakitan , tanganku membentuk tanda V.
Felly berdiri dan mengambil tasnya hendak pergi. Aku mencekal pergelangan tangannya.
"Mau kemana lo ? lo gak ada niat buat bunuh diri kan ?"
"Apaan sih lo gue mau cari cowok ! "
"Lo mau cari dimana ? dipinggir jalan ? mau cari terong lo? Udahlah mendingan nurutin orangtua lo , mana mungkin lo bisa nemuin cowo dalam seminggu ? lo juga belum tentu tau busuknya dia kan ? " Felly terdiam.
"Lagian orangtua lo stress apa mau ngasih hidup anaknya ke orang gak baik. Terus orang tua lo rela gak kalo lo nemuin calon yang baru kenal sseminggu?" tambahku
" Gue pinjem willy ya ? "
Pintanya tiba-tiba. Aku melotot hingga mataku ingin keluar.
"Berani bayar berapa lo? langkahi dulu mayat gue " Desisku.
"pelit amat sih lo, lagian kita udah sering pinjem-pinjeman dari dulu "
"Lo sama aja nyakitin perasaan orang tua lo"
"Terus gue harus gimana ?"
"Gezod aja udah dia baik kok sumprit. Ntar kalau dia macem-macem lo gantung aja di tiang bendera"
"Gaada pilihan lain apa ? " Tanya nya memelas.
"gue cuma ngasih solusi, kalo lo ga mau ya silahkan jadi juragan pete "
Felly kembali duduk , merenungkan nasibnya. Dia berfikir sejenak , sebelum akhirnya angkat suara.
"Gue mau tanya tapi lo jangan ketawa ya ?"
"iya apaa"
"Waktu lo malam pertama sama Willy sakit gak?"
Aku memuncratkan minuman di mulutku. Apa gak ada pertanyaan yang lebih bermutu ? Felly meminum jusnya
"Gue belom pernah" Burrrrr Jus yang ada di mulut Felly disemburkan ke wajah cantikku.
"Jadi lo belom pernah nananina?" Teriaknya keras dan mendapat pandangan dari pengunjung disini. Aku membekap mulutnya.
"Anjir lo kampret, gue masih trauma begok"
Pelayan menghampiri meja kami, ya seperti biasa aku menulis novel di cafe. Pelayan lelaki itu memberikan sebuah amplop.
"Dari siapa mas ? " tanyaku.
"Tadi dari pengunjung disana mbak. Permisi" Pelayan pergi meninggalkan sebuah amplop.
Aku membuka amplop itu tanpa memikirkan siapa pengirimnya. Kali aja fansku haha.
Hah hatiku teriris melihat luka lama.
Berisi koran 15 tahun lalu dimana kejadian itu berlangsung ya tuhan siapa penerror ini. Apa maksudnya mengirimkan koran yang berisi tentang pemerkosaan 15 tahun lalu yang korbannya juga aku.
Tbc...
Sorry typo
KAMU SEDANG MEMBACA
My beloved cousin
Romance18+ Naira kini tumbuh menjadi sosok dewasa. Dan apa yang terjadi jika dulu permintaan mommy nya menikah dengan Willy sepupunya sendiri ? bahkan orangtua Willy dianggap orangtua Naira sendiri setelah Nadia mommy Naira meninggal. Parahnya Usia willy l...