Part 3

44.7K 759 11
                                        

persiapan pernikahan kami sudah hampir 80%. Kami tidak menyelenggarakan pesta mewah layaknya kolega bisnis lainnya. Keluarga kami memang kalangan menengah keatas ,Tapi bundaku dan bunda mertuaku mau repot - repot terjun langsung untuk merancang pernikahan ini.

Beberapa hari ini aku tidak membawa mobilku untuk bekerja. Aku selalu di jemput supirku, em calon suami maksudku. Kedua bundaku itu selalu melakukan seribu satu cara agar kami bisa berdekatan. Asal kalian tahu kami ini kucing dan anjing yang tak akan bisa akur kecuali dunia ini akan kiamat.

"Lama banget sih " Omelnya ketika aku keluar dari ruang kerjaku. Memang menulis Novel itu bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja tidak harus berkutat diruanganku. Tapi beda dengan hal ini , aku membuat novel baruku yang berlatar di Jepang sedangkan aku belum pernah ke jepang . Jadi aku mengorek informasi tentang negeri sakura itu.

"Gue ga minta lo nunggu. Kan gue udah bilang lo duluan aja gue bisa naik taksi "

" Dasar gak tahu terimakasih ! "

"Makasih udah nungguin gue tuan William Kusuma . Puas lo ! "

"belom sebelum gue bikin lo ga bisa jalan gue belum puas ! "

"In your dream Cabul ! " suara hentakan kakiku menggema dilorong perusahaan percetakan buku ini. Aku menghempaskan bokongku ke Jok belakang mobil.

"Lo pikir gue supir lo ? maju cepet !"

" Loh gue kira sedang naik taksi" jawabku enteng tapi tak mengindahkan perintah nya .

"Buruan lo maju atau.."

"atau apa ? " aku sedikit menantang, jujur ada rasa takut di dalam hatiku.

"Gue bakal nyerang lo disini dan buat malam pert--" Aku segera maju ke jok di samping nya tanpa keluar dan langsung nyelonong.

"Sampai lo berani nyentuh gue , siap-siap aja lo ga punya kemaluan ! " Willy cekikikan mendengar ancamanku.

" Apa lo mau kenalan dulu sama Willy junior biar gak terlalu kaget nanti ? " Aku bergidik ngeri dengan otaknya yang sedikit cabul. Aku mencari sesuatu di Dashboard mobil dan menemukan sebuah kemoceng kecil.

Tak..

kemoceng itu sudah ku benturkan dengan kepala omes Willy.

" Galak banget ! Dasar Wanita jadi-jadian ! "

Entah mengapa suasana di dalam mobil mendukung untuk tidur. Angin sedang berhembus berlawanan arah dengan laju mobil ini.

Tak..

Aku terbangun dari tidur ku dan memegang pelipisku yang baru saja bertabrakan dengan kemoceng. Tidak bertabrakan tapi Willy sengaja memukulku.

"Sakit Setan ! " makiku.

"Bodo , lo sih dibangunin dari tadi ngorok mulu ! "

"Gak gini juga banguninnya Peak ! "

"Terus gimana ? cium gitu baru mau bangun" Kali ini tanganku mendarat di kepalanya . Kuhadiahi dia dengan jitakan maut. Aku menatap dunia luar dari kaca mobil , ini bukan apartemen ku ini rumah bunda.

"Ini bukan apartemen gue ! kenapa kerumah bunda ? " Willy mengangkat bahu nya acuh. Aku mengekor willy masuk kerumah. Disana keluarga besar telah berkumpul. Mungkin membahas kelancaran pernikahan seminggu lagi.

"Nah kebetulan kalian sudah pulang. Kamu ingin bicara" ucap opa tegas. Duh kenapa lagi ? apa aku buat salah ? aku duduk disofa berdampingan dengan Willy.

"begini menurut adat jawa kalian calon pengantin baru harus di pingit. Dan kebetulan besok kalian harus fitting baju kan? kalian harus datang terpisah. " jelas Opa.

My beloved cousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang