2

1K 97 2
                                    

"Kasar banget sih jadi cowok.."

"Kasar - kasar gini pacar lo juga."

"Hih.." Dira mencibir remeh.

Sunyi.

Mereka diam tak ada yang berbicara, keduanya sibuk masing - masing.

Dira fokus mengobati luka Genta, sementara Genta fokus menelisik wajah putih nan mulus milik Dira.

Namun satu yang membuat dirinya salah fokus, yaitu pipi gadis itu yang memerah. Genta yakini itu bekas tamparan tadi pagi, yang ia berikan kepada Dira karena cewek itu selalu membantah ucapannya.

Tangan kanan Genta terangkat mengelus lembut pipi Dira, gadis itu tampak biasa saja dan hanya fokus mengobati pacar kasarnya itu.

"Ra." panggil Genta.

"Hm"

"Kalau gue ngomong jangan dibantah, lo juga'kan yang kena." Dira menatap kedua mata Genta ketika cowok itu berkata tersebut. "Tuh, masih merah pipi lo."

"Gue pake blush on." balas Dira berbohong, membuat Genta terkekeh geli.

"Kaya baru sekali aja sih gue nampar lo, gue dah tau mana bekas tamparan dan mana bekas blush on."

"Kita pacaran udah setahun, Diraa" lanjut Genta gemas.

"Terus? Lo bangga gitu?" alis gadis itu naik satu.

"Enggak lah, justru gue merasa bersalah."

Dira memutar bola matanya malas. Setahun ia mengalami kekerasan yang diciptakan oleh Genta, cowok itu selalu meminta maaf dan mengulangi kesalahan yang sama. Namun yang ia lakukan cumang mengalah, dan tak bertindak apapun jika di kasari sama Genta.

"Dah, tu. Udah selesai" kata Dira membereskan P3K tersebut.

"Kok cepet banget?" Genta heran, meraba wajahnya yang masih memar kebiruan.

Dira yang melihat itu langsung menepis tangan Genta. "Jangan dipegang, Genta. Tangan lo kotor!"

"Ya udah, sih. Sensi banget."

Dira tak menanggapi, ia beralih mengedarkan pandangannya. Melihat foto keluarga Genta, walau kebersamaan keluarga sudah tidak seperti dulu, namun foto itu masih nyaman dilihat.

Kedua orang tua Genta itu bercerai semenjak Genta umur 15 tahun, karena mama Genta selingkuh dengan sahabat papa Genta sendiri. Yang kini papa Genta bernama, Wisnu Dwitama dan mama Genta yang bernama Susy Fitriyani.

Susy sudah menikah lagi dan Wisnu yang hanya bolak - balik ke tempat club untuk mencari wanita haram, dan menidurinya. Bahkan, Wisnu pernah membawa wanita itu ke rumah Genta.

Gilang, selaku adiknya Genta hanya menyaksikan kehancuran keluarganya dalam diam. Gilang cenderung pinter dan alim, tak seperti Genta yang ketika ada masalah melarikan dirinya ke tempat haram seperti ayahnya.

Hubungan kakak - beradik itu cukup baik, namun mereka sesekali berantem karena Gilang yang membela mamanya dan Genta yang membela papanya. Keduanya berbeda asumsi, dan itu terkadang membuat mereka berantem hebat.

Memang, kalau ditanya Genta lebih pro ke siapa? Jelas ke papanya karena sikap Wisnu dengan Genta tak jauh berbeda.

Wisnu yang suka kasar ke perempuan, meniduri perempuan malam, meminum alkohol dan merokok. Itu semua sering dilakukan oleh Genta, dan ia mewajarkan itu karena ia percaya bahwa nafsu cowok itu lebih besar dari perempuan. 

Gue cowok normal, wajar dong gue gitu. - kata Genta.

Cowok itu tak sadar bahwa pemikiran itu jauh dari kata benar.

Dira AdisthiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang