Dira keluar dari kamar mandi, lalu berjalan mendekati Genta yang masih fokus menonton. Namun percayalah, otaknya sedang tidak fokus ke film tersebut.
Genta duduk, ketika Dira mau duduk. Kembali ia tidur dipangkuan Dira, dengan tubuh terlentang menatap pacarnya dari bawah.
"Kenapa sih?" tanya Dira yang merasa aneh Genta melihatnya terus - menerus.
"Pulang, gih. Gue mau tidur" usir Genta.
Ia sengaja melakukan ini, biar Dira minta maaf kepada ayahnya dan berdamai.
Walau ia tak tau masalah sebenarnya. Namun ia ingin Dira meminta maaf kepada ayahnya, karena semalam tak pulang ke rumah.
"Ngusir?"
"Hu'um."
"Gak, ah. Gak mau." Dira menyisir rambut Genta dengan jemarinya. "Gue mau tetep di sini."
"Dih, gak tau diri banget udah gue usir juga" Genta mencibir.
"Biarin. Biar kaya lo."
"Emang gue gitu? Gak ya!"
"Lo kan gak tau diri. Opps" Dira pura - pura keceplosan.
Genta menatap malas Dira, lalu duduk dan menepuk pahanya. "Sini deh, duduk."
"Dih, ngapain? Gak ah."
"Elah, gue gak bakal ngapa - ngapain."
"Tingkah lo kan diluar nalar, Ta. Gue takut ah"
Genta terkekeh pelan. Ia diam - diam menganggumi pacarnya itu, disaat sedang ada masalah Dira masih bisa tetap terlihat baik - baik saja dihadapannya.
"Enggak, Ra. Udah sini buru" Genta menepuk pahanya.
"Sampe lo ngapa - ngapain, lo gue tonjok ya! Tapi lo gak boleh bales," ancam Dira yang diberi anggukan beserta kekehan Genta.
Gadis itu pun duduk dipangkuan Genta, menghadap pacarnya itu.
Genta tersenyum manis, lalu memeluk Dira. Ia tau, gadis ini sedang tidak baik - baik saja.
Dira refleks membalas pelukkannya tak kalah erat. Rasanya ia ingin menangis saat memeluk Genta, ia ingin menumpahkan keluh kesahnya.
Namun ia sadar, itu tak akan bisa merubah apapun yang sudah terjadi di hidupnya.
"Gue cinta sama lo, dan lo harus tau itu." kata Genta beberapa menit setelahnya.
"Hm, gue tau." Dira berkata cuek.
"Lo cinta gue kan?"
"Iyalah"
"Turutin permintaan gue ya?" Genta menatap Dira, dengan jarak yang cukup dekat.
"Apa?"
"Pulang dan minta maaf sama bokap lo."
Deg!
Ekspresi Dira berubah seratus persen ketika Genta berkata tersebut, jantungnya serasa berdegup lebih kencang dari biasanya. Genta mengetahuinya?
"Ta.."
"Dengerin gue dulu." Genta menggengam pundak Dira. "Gue tau lo lagi ada masalah, dan satu - satunya solusi cuman nyelesaiin tu masalah, bukan kabur dari masalah, sayang."
Dira diam, kedua indra penglihatannya fokus pada satu titik, Genta.
"Lo buka hp gue?"
"Ra.. dengerin dulu-"
"Gue gak suka lo baca chat privasi gue."
"Gue gak sengaja-"
"Tetep aja gua gak suka!" potong Dira marah. Gadis itu bangkit dari duduknya, berdiri menatap tajam Genta. "Lo udah ngelanggar privasi gue, Ta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dira Adisthi
Teen Fiction"Hidup gue keras, yakin mau masuk ke hidup gue?" ucap seorang gadis. Dira Adishti, seorang gadis dengan segudang masalah di hidupnya, tangis menjadi saksi bisu kehidupannya, juga raganya yang entah sampai kapan bertahan di dunia ini. "Kangen Tuhan i...