Dira bersedekap, berdiri di depan gerbang sekolah menunggu Genta yang entah ke mana keberadaannya.
Cowok itu hanya menyuruhnya menunggu di depan gerbang, dan sudah hampir dua jam Dira menunggu Genta yang sampai sekarang belum datang juga.
"Ck. Mana sih tu orang"
Sepuluh menit berlalu, tiba - tiba ada motor sport hitam yang ia kenal berhenti di depannya.
"Naik, di suruh Genta gue jemput lo." kata Gilang.
Iya, memilik motor itu adalah Gilang.
"Loh, Gentanya mana?"
"Tawuran."
Dira mendelik. "Sumpah?"
"Iya. Udah buru naik, nanti anak sekolah lain liat seragam kita, kita bisa dijegat."
Fyi, Gilang itu satu sekolah dengan Dira dan Genta. Cowok itu kelas satu, sementara Dira dan Genta kelas tiga.
Dira pun menaiki motor Gilang. Keduanya mulai berangkat menuju rumah Genta.
Iya, kata Genta Dira disuruh pulang ke rumahnya dulu menunggu dirinya yang saat ini sedang sibuk tawuran bersama geng Radios.
Ditengah perjalanan, hal yang Gilang takuti sedari tadi pun terjadi. Motor mereka dijegat oleh sekumpulan sekolah yang sekarang sedang melawan geng Radios.
Gilang yang kehilangan keseimbangan pun terjatuh akibat tendangan motor yang sedari tadi mengikuti mereka.
Bruk!
"Awsh" ringis Dira pelan.
Gilang dengan sigap langsung mengangkat motornya yang menimpa Dira, lalu mengecek tubuh gadis itu yang terluka.
"Lo gak papa? Apa yang sakit?" kata Gilang khawatir.
Dira mendongak, mengusap lengannya yang bergesekkan dengan aspal. "Enggak enggak, gue gapapa."
Gilang mendengar itu merasa legah, ia beralih mengedarkan pandangannya mencari segerombolan yang mendorong motornya.
Bugh
Saat cowok itu menoleh ke belakang, bersamaan dengan bogeman mentah yang diberikan oleh cowok yang menendang motornya itu.
Mereka berempat, dua motor. Dan saat ini mereka ikut menepikan motornya untuk mengeroyok Gilang.
Gilang yang tak siap terhuyung beberapa langkah, lalu membalas pukulan demi pukulan kepada orang tersebut.
Satu persatu maju, melawan Gilang. Namun kurangnya ilmu bela diri cowok itu, ia kalah di tangan mereka.
"GILANG!" pekik Dira ketika melihat adik pacarnya itu sudah tergeletak di aspal dengan luka lebam di wajahnya.
Dira pun berjalan menghampiri cowok itu, berusaha menyadarkan Gilang.
"Lang, bangun Lang! Gilang, ish bangunn"
"Jangan mati di sini, please.."
"Elah, Gilang bangun!!" pekik Dira terakhir, ia beralih menoleh keempat cowok itu yang menatapnya mesum.
"Bos, itu cewek Genta, bos." kata salah satu cowo itu kepada cowo yang ia yakini adalah bos dari semua ini.
"Lo pacar Genta?" tanya bosnya itu.
Dira berdiri, menatap berani cowok di depannya. "Iya. Kenapa? Ada masalah?"
Bodoh. Dira terlalu bodoh memahami situasi. Sudah jelas itu pasti musuh Genta, dan ia malah mengaku pacarnya pasti ia akan dijadikan umpan untuk melawan geng Radios.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dira Adisthi
Teen Fiction"Hidup gue keras, yakin mau masuk ke hidup gue?" ucap seorang gadis. Dira Adishti, seorang gadis dengan segudang masalah di hidupnya, tangis menjadi saksi bisu kehidupannya, juga raganya yang entah sampai kapan bertahan di dunia ini. "Kangen Tuhan i...