14

779 64 69
                                    

Vote dulu xixi

•••

Dira meremas kuat tali tas selempangnya, pandangannya terus terpaku pada seorang lelaki yang tengah terbaring tak berdaya di kasur rumah sakit.

Lelaki itu tertidur lelap, tubuhnya penuh luka lebam dan memar akibat perbuatan Genta kemarin.

Dira melangkahkan kaki mendekati Gilang, kedua indra penglihatannya menatap seluruh tubuh Gilang yang sebagian terbalut badcover rumah sakit.

"Gilang.." panggil Dira pelan membuat lelaki itu membuka matanya.

"Dira?" Gilang terkejut. "Lo ngapain ke sini? Kok lo tau-"

"Gue gak nyangka lo sampe masuk rumah sakit."

"Genta gebukin lo ya?" lanjut Dira bertanya.

Gilang tersenyum manis, seolah tak terjadi apapun pada dirinya.

"Enggak, kata siapa?"

"Ck. Lang-"

"Gue gapapa, Ra. Lo kok tau gue di sini? Dari Genta ya?" tanya Gilang.

Dira menggeleng. "Gue lagi slek sama Genta." wajahnya seketika berubah datar. "Dan itu gara - gara lo."

"Sorry.." Gilang merasa bersalah.

"It's okay. Gue juga gak bisa ngatur gimana perasaan orang ke gue kali." Dira duduk dibangku samping brankar Gilang.

"Besok - besok gak usah nyari mati deh, lo juga yang repot'kan." lanjut gadis itu.

Gilang tersenyum, ia berusaha sekuat tenaga untuk duduk. Sesekali ia menggerang pelan saat nyeri ditubuhnya menyerang.

"Tidur aja gapapa." kata Dira tak enak.

Cowok itu tetap bersikukuh untuk duduk dan bersender di penyangga kasur. 

"Biarin aja tu cowok tau gue suka sama lo, biar dia gak nyia - nyiain lo, Ra."

"Gak gitu caranya."

"Terus gimana caranya? Semua udah terjadi. Dan gue suka sama lo." ucap Gilang serius.

Dira menunduk, ini sudah tak beres. "Gue pacar kakak lo, lang. Lo gak boleh suka sama gue."

"Ya emang nyatanya itu, Ra. Lagian mau sampe kapan lo terus hidup sama orang berduri? Yang setiap lo deket sama tu duri, lo semakin sakit. Dan Duri itu Genta!"

Dira diam sejenak. Gilang benar, sampai kapan ia terus berada di duri yang semakin digenggam akan semakin menyakitkan.

"Tapi gue cinta sama dia, Lang.." ucap Dira spontan. Ia benci Genta, namun bukan berarti ia tidak cinta kekasihnya.

Satu tahun mereka jalin hubungan, hanya rasa benci dan rasa cinta yang entah kapan salah satunya mengalah, hingga menjadi suatu keputusan.

Gilang terdiam, dadanya terasa nyeri. Ini memang perasaan yang tak seharusnya ada. Mencintai seseorang yang jelas - jelas mencintai orang lain, memang menyakitkan.

"Cinta boleh, goblok jangan." kata Gilang sinis.

"Lo ngatain gue goblok?" Dira melotot tajam adik pacarnya itu.

"Ya.. emang-"

"Kurang ajar, lo! By one sama gue sekarang juga lo mati." sewot Dira.

Gilang tertawa. "Kalem - kalem."

"Lo kok bisa tau gue disini?" lanjut Gilang.

"Tadi gue ke rumah mau ngomong sama lo tapi kata bibi, lo dirawat di rumah sakit gara - gara Genta mukulin lo sampe lo tepar."

Dira AdisthiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang