Don't call me author!!!
i don't like it.
call me bubu
aku panggil kalian apa? kasih saran ya.
Bubu readers?
Genta readers?
my readers?
terserah kalian pilih aja atau gak kalian kasih saran, oke?
- Happy reading -
"Dira tadi lo tampar lagi ya?"
Genta mengangkat kedua alisnya, menjawab ucapan Gara
"Sampe kapan, Ta? Dia cewek, apa pantes lo kasarin gitu?" sahut Arial bermaksud menasehati.
Dira itu pacarnya Genta.
"Kasarnya gue tergantung omongan dia, kalau di gak bisa jaga omongannya ya gue kasarin. Itu konsekuensinya," balas Genta santai.
Cowok itu kembali mengisap puntung rokok yang berada di sela jari kanan dan kirinya, lalu mendongak menghembuskan asap yang keluar dair mulutnya.
"Gue jadi Dira gue bales pukul, anjir."
Gara menatap Rian yang menyahuti ucapannya. "Mana bisa? Dah keburu tepar."
"Lupa lo ganasnya bos kite?" lanjut Gara.
"Ah, iya.. saking ganasnya sampe cewek juga di embat"
Terdengar kekehan Rian dan Gara, membuat Genta tersenyum miring.
Saat ini Genta berada di rooftop sekolah, bersama teman - teman gengnya. Lebih tepatnya sih, bolos. Mereka bolos pelajaran matematika, pelajaran yang Genta musuhin dari sekolah dasar.
Rooftop sekolah sudah menjadi markas mereka, Genta dan teman - teman maksudnya. Dan saat ini, mereka tengah merokok santai menikmati udara pagi menuju siang.
"Banci lo!" tunjuk Arial kepada Genta.
Cowok itu hanya mencebikkan bibirnya, bodo amat dengan ocehan temannya satu ini. Jujur, ketiga temannya ini selalu berprotes kepada dirinya karena telah mengkasari Dira, terutama Arial. Cowok itu selalu saja mengoceh karena tingkahnya kepada Dira, padahal itu mah urusannya, pikir Genta.
"Eh, tu si Tuti masih ngajar gak sih? Pengen makan gue ke kantin, nanti ketemu dia ribet lagi masalah"
"Tau, coba tanya si Raffa. Masih ngajar gak?" Rian menyuruh Gara menelfon salah satu murid terajin di kelasnya.
"Oke - oke. Wait.."
Rian mengotak atik ponselnya, memberi pesan kepada Raffa perihal tentang guru matematika itu. Setelah dapat jawaban, Rian langsung melaporkan kepada kawan - kawannya.
"Belum, setan! Katanya tu guru lagi absenin yang gak masuk" ujar Rian.
Mereka hanya ber'oh' ria dengan kepala yang mengangguk santai, sudah biasa ditegur tidak masuk kelas. Toh, orang tua Genta pemilik sekolah, tak ada yang berani padanya kecuali teman dekatnya dan Dira, pacarnya.
Ting!
Genta merogoh ponsel yang berada di saku celana abu - abunya, membaca pesan dari salah satu anggota Radios.
Rio
Ank sma wilantara mau nyerbu markas Radios"Shit! KUMPULIN ANAK RADIOS SEKARANG!" teriakan cowok itu membuat ketiga kawannya tersentak, dan spontan lari turun dari rooftop, begitupun dengan Genta, sang ketua yang berjalan paling depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dira Adisthi
Teen Fiction"Hidup gue keras, yakin mau masuk ke hidup gue?" ucap seorang gadis. Dira Adishti, seorang gadis dengan segudang masalah di hidupnya, tangis menjadi saksi bisu kehidupannya, juga raganya yang entah sampai kapan bertahan di dunia ini. "Kangen Tuhan i...