13

915 86 103
                                    

Jam berapa kalian baca part ini?

•••

Ting.


Dira seketika terduduk dari tidurnya, karena mendengar notif dari Genta yang mengganggunya tidur malam ini.

Dasar cowo gila!

Dira beranjak dari kasur, berjalan membuka horden jendela kamarnya. Terlihat Genta sedang bersender di mobilnya dengan ponsel yang cowok itu genggam.

"Dia gak tau waktu apa gimana sih? Malem - malem ke rumah." decak Dira pelan.

Ia pun memutuskan untuk keluar dari kamarnya, berjalan melewati anak tangga hingga lantai satu dan berjalan keluar rumah menemui Genta.

Sesampai di sana, cowok itu tiba - tiba langsung menariknya kasar dan memojokkannya ke kaca mobil.

Dira yang menyadari itu langsung mendelik terkejut. Ia melihat kilatan marah di mata Genta, bahkan cowok itu mencengkram bahunya keras. Hingga kuku Genta yang panjang itu menerobos kulitnya.

"S - sakit.." pekik Dira pelan.

"Gilang suka sama lo."

Suara berat milik cowok itu membuat Dira terkejut mendengarnya, namun karena tubuhnya masih lemah karena ulah ayahnya hanya bisa menjerit meminta Genta melepaskan tangannya di bahunya.

"L - lepas, sakit.."

Plak!

Bukannya melepaskan, Genta dengan ringannya melayangkan tamparan pada pipi kanan Dira tanpa rasa kasihan sedikitpun.

Kedua tangannya berlalu mencengkram kedua pipi kekasihnya. "Bilang gue kalau lo gak pernah main belakang sama Gilang. BILANG!" 

Gadis itu terjengkit kaget karena bentakkan Genta yang berada tepat di depan wajahnya. Tubuh Dira seketika melemas, ia tak kuat menahan rasa sakitnya sedari tadi.

Dengan susah payah Dira berkata. "E - enggak, Ta.. gue gak main belakang sama Gilang.."

Mendengar itu Genta mulai melunak. Ia mundur selangkah, melepaskan tangannya di pipi dan bahu Dira.

"Berani lo selingkuh, lo abis, Ra!" ancam Genta tajam

"Gue gak pernah selingkuh. Lo kenapa?" Dira bertanya pelan, suaranya sudah terdengar bergetar. Kedua matanya beradu dengan kedua mata Genta.

"Gilang suka sama lo, dan gue gak suka itu."

Dira menatap tak percaya Genta. Gilang yang suka padanya, mengapa dirinya yang juga ikut kena?

"Gue gak suka sama Gilang. Gue sukanya sama lo, Genta. Puas?" tekan gadis itu jengah.

Perlahan buliran dari mata gadis itu luruh, Dira selalu terlihat lemah di hadapan Genta. Entah kenapa, Dira juga tidak tau.

"Gue capek lama - lama sama tingkah lo!" cicitnya.

Dira mendorong dada Genta, bersamaan dengan isakkan kecil yang keluar dari bibirnya yang bergetar. Ia sedang lelah, lelah dengan semua perilaku orang terkadang di luar nalar pemikirannya. Jadi harap mengerti.

Dira AdisthiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang