"Tuh, pacar lo teler" Rian menunjuk Genta yang tengah berbaring disofa, sembari meracau tak jelas.
"Diraa" Genta seketika duduk, melihat Dira yang berada di depannya dan memeluk perutnya. "Gue kangen.."
Cowok itu meracau.
"Maaf soal tadi dirooftop, lo pasti sedih banget ya?" Genta mendongak menatap Dira, dagunya bersentuhan dengan perut pacarnya itu.
Dira mengangguk mantap. "Banget!"
Cowok itu melepaskan pelukkannya. "Kamu gapapa kan sayang? Papa kamu tadi kasar gak sama kamu? Kamu diapain aja?"
"Setau aku tugas ayah merawat bukan merusak, ya gak Gar?" Genta menatap Gara teler.
"Yoaii"
Dira mengerutkan dahinya heran, mereka sudah mengetahuinya? Ia kelabakan karena Genta membuka rahasia yang ia tutup rapat - rapat, bahkan Hanum aja tak tau banyak soal ini.
"Ta! Ayo pulang." alih gadis itu.
"Bokap lo brengsek, Ra! Dia-"
Dira membungkam mulut Genta. "Bacot!" desisnya.
Arial melihat itu terkekeh. "Kita udah tau, Ra."
Dira menoleh. "Hah?"
"Tadi sebelum Genta mabok, dia ngomong ke kita kalau lo di-"
"Jangan sebar! Tutup mulut lo rapat - rapat, dan jangan sampai satupun orang tau. Ngerti lo pada?!" ancem Dira cepat.
"Weshh, santaii broo. Takut amat kayanya kita bongkar" ucap Gara.
"Tau, sans elah. Lo pikir mulut kita kaya cewek apa? Ember." sahut Rian.
"Kalian'kan kaya cewek, jadi gue jaga - jaga aja"
"Eh, kurang ajar!" Gara menunjuk Dira sewot, sementara Rian sok - sokan menahan Gara agar tak menyerbu Dira.
"Tahan, Gar. Tahan."
"Dia kurang ajar, Yan. Lepasin gue!" Gara memberontak.
"Jangan, Gar. Jangan."
"Lepasin gue, setan!"
"Sudah Gara, cukup!"
Dira memutar bola matanya malas, Rian dan Gara memang suka berbuat drama, drama indosiar.
"Drama!" sentaknya kesal.
••
Pagi tiba, aroma nasi goreng buatan Dira tercium hingga indra penciuman Genta. Cowok itu baru saja mengumpulkan nyawanya, sekaligus merasa pening dikepala akibat minuman yang semalam ia minum.
Genta keluar dari kamar, kakinya melangkah menuruni setiap anak tangga. Perlahan tapi pasti, ia mendekati cewek berkuncir kuda dengan sweater hitam dan rok plisket sepaha.
Dira? Pikirnya
"Ra?" panggil Genta memastikan.
Dira menoleh, seketika senyumnya mengembang. "Eh, udah bangun?"
Bukannya menjawab, Genta malah berjalan mendekati gadis itu. "Tumben pagi - pagi ke sini."
"Udah dari semalem kali"
"Hah?"
Dira mengangguk, dan mematikan kompornya. "Jangan kebanyakan minum, Ta. Gak baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dira Adisthi
Teen Fiction"Hidup gue keras, yakin mau masuk ke hidup gue?" ucap seorang gadis. Dira Adishti, seorang gadis dengan segudang masalah di hidupnya, tangis menjadi saksi bisu kehidupannya, juga raganya yang entah sampai kapan bertahan di dunia ini. "Kangen Tuhan i...