4

1K 95 5
                                    

"Udah mulai berani lo sama gue, hm?"

Duk

Genta mendorong keras Dira hingga kebentur tembok. Gadis itu meringis kesakitan, merasa kepala dan punggungnya terasa perih karena tembok itu bertekstur kasar.

Genta mengukung Dira hingga gadis itu tak bisa ke mana - mana. "Gue ngasih tau lo demi kebaikan lo, anjing! Tapi ini balesan lo, Hah?!"

Dira menatap Genta tajam seolah berani dengan cowok itu, walau tak bisa dipungkiri matanya sudah memerah menatap wajah Genta yang berubah menjadi seram.

"Lepas!" Dira memberontak.

Bukannya melepaskan, cowok itu malah semakin menggeram marah, Dira masih bisa melawannya di saat sudah terpojok seperti ini. Tentu itu membuat emosi Genta semakin menjadi - jadi.

Genta menarik rambut Dira, menyeretnya masuk ke kamar mandi rooftop.

Brak

"Ta s - sakit." jerit Dira pelan.

Plak

Plak

Plak

Tamparan keras milik Genta mendarat begitu mulus di pipi kanan dan kiri Dira, hingga sudut bibir gadis itu mengeluarkan darah. Tangan besar Genta beralih mencengkram rahang gadis itu, membuat Dira mendongak menatap pacarnya.

"Minta maaf!" suruh Genta.

"Sakit, Ta. Le.. pas!" Dira memberontak tertahan. Ia sekuat tenaga menahan tangisnya agar tidak pecah di hadapan Genta.

"MINTA MAAF, RA!"

"E - enggak! Lo ngehina nyokap gue, Genta!"

Cowok itu menggeram marah. "Lo dibaikin ngelunjak!"

Genta menggendong kasar Dira dan memasukinya ke dalam bak mandi yang cukup besar.

"Ta, lo mau-"

Blurbb

Genta menekan kepala pacarnya itu ke dalam bak mandi, mengangkat dan menekannya lagi secara berulang kali. Hingga Dira hampir kehabisan nafasnya.

"Haahhh.." Dira menghirup pasukan oksigen sebanyak - banyaknya. Cewek itu menggengam dadanya yang terasa sesak, bersamaan dengan kedua matanya beradu dengan kedua mata Genta.

Dira bisa melihat kilatan marah di kedua mata cowok itu, bahkan dadanya sudah memburu marah dengan tangan yang terkepal kuat. Ia tau Genta marah, namun ia juga tak terima dengan ucapan Genta yang menghina ibundanya.

Sementara Dira, gadis itu menatap Genta yang sudah memburam karena genangan air di matanya.

"Jahat.."

Genta diam, tangannya masih terkepal kuat. Ia hanya butuh Dira meminta maaf, tak lebih.

"Kenapa harus kasar sih, Ta? Kenapa.." Dira berlirih bergemetar.

"Minta maaf."

"Gue gak salah."

"MINTA MAAF, ATAU LO GUE BIKIN LEBIH PARAH DARI INI?!" teriak Genta marah.

Dira tersentak kaget, tubuhnya bergemetar ketakutan. Melihat wajah Genta yang benar - benar seram, ia pun mengalah.

"Maaf.." ujar Dira pelan, perlahan terdengar isakkan milik gadis itu.

Iya Dira menangis.

Genta yang melihat Dira menangis menggeram tertahan. Ia tidak suka moment ini.

Dira AdisthiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang