VOTE DAN SHARE CERITA INI KE TEMAN - TEMAN KALIAN, BIAR BUBU SEMAKIN SEMANGAT UPLOADNYAA!!
••
Dira meringis kecil, saat kapas yang terisi betadine menyentuh luka memarnya.
"Tahan ya, mba. Sebentar lagi selesai kok" ucap suster yang tengah mengobati lukanya Dira.
"Iya, sus."
"Pelan - pelan, mba!" kata Genta menegur.
"Iya, mas. Ini udah pelan - pelan kok" balas suters itu lembut.
"Itu buktinya pacar saya kesakitan gitu. Yang bener dong sus kerjanya!"
"Genta, ih!" tegur Dira merasa bahwa Genta terus memarahi suster yang mengobati dirinya sedari tadi.
Mereka saat ini tengah berada di rumah sakit, siapa lagi kalau bukan Genta yang memaksa Dira untuk diobati di rumah sakit. Padahal lukanya juga tak parah - parah banget, namun cowok itu tetap kekeuh mengobati luka memarnya di rumah sakit.
Dan untuk kesekian kalinya, Genta terus memarahi susternya yang cowok itu anggap kerjanya tidak benar.
"Sus, jangan pake alkohol!" Genta kembali menegur.
"Enggak, mas. Ini antiseptik."
"Bohong, itu pasti alkohol kan? Warnanya sama gitu." kekeuh Genta.
"Beneran, mas. Ini antiseptik bukan alkohol."
"Coba liat!" Genta merebut obat tersebut. Ia terdiam sejenak membaca tulisan yang tertera di obat itu.
Genta kembali memberikannya kepada suster. "Hm."
Genta akui, ia kicep.
"Suster lebih tau dari pada lo, Genta. Gak usah sok tau deh"
"Diem lo, gak usah ngejawab!" serbu Genta pada Dira.
Dira terkekeh pelan, melihat wajah Genta seperti menahan malu.
Setelah selesai, suster itu membereskan kotak p3knya.
"Lukanya gak terlalu parah kok, besok juga sudah membaik.""Oke, sus. Makasih." balas Dira.
Suster itu tersenyum dan pergi. Sementara Dira, ia beralih menatap Genta.
"Malu - maluin tau gak?"
"Bodo!" balas cowok itu sensi. "Udah ayo balik."
Dira pun turun dari brankar, dan berjalan beriringan dengam Genta menuju parkiran. Ditengah jalan Dira membuka obrolan.
"Kenapa harus ke rumah sakit sih? Pake segala marah - marah sama susternya lagi. Malu gue lama - lama jalan sama lo!" tukas Dira berhasil membuat Genta kesal.
"Masuk!" titahnya berubah dingin.
Dira masa bodo dengan itu, ia memilih membuka pintu mobil dan masuk ke dalam mobil.
Genta yang juga sudah masuk ke dalam mobil, langsung memilih menancap gas pergi dari perkarangan rumah sakit.
Selama perjalanan Genta tak kunjung membuka suara, padahal Dira sudah berkali - kali mengajaknya mengobrol namun tak dapat balasan dari cowok itu.
Dira tau, Genta marah karena ucapannya tadi. Padahal Genta melakukan semua itu semata - mata hanya karena sayang kepada Dira, ia mau Dira mendapat penanganan khusus, ia mau Dira tak merasakan perihnya obat - obatan dokter, dan bisa - bisanya Dira bilang 'malu gue lama - lama jalan sama lo'.
"Lo marah?" tanya Dira kepada Genta. "Masa gitu doang marah sih. Lebay!"
".."
Tak ada balasan dari cowok itu, Genta hanya fokus menyetir hingga sampai di depan rumah Dira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dira Adisthi
Teen Fiction"Hidup gue keras, yakin mau masuk ke hidup gue?" ucap seorang gadis. Dira Adishti, seorang gadis dengan segudang masalah di hidupnya, tangis menjadi saksi bisu kehidupannya, juga raganya yang entah sampai kapan bertahan di dunia ini. "Kangen Tuhan i...