Hari demi hari berlalu, tah terasa sudah 7 bulan saja usia kandungan riana. apa aku sudah katakan bahwa ia hamil tanpa ulah? Belum tentunya.
Riana menjalani hari sebagai bumil -ibu hamil- yang mendapat perhatian khusus dari teman temannya, khususnya senior dokter kandungan di flynn hospital, dokter Lita. mulai susu ibu hamil, olah raga bumil, pola makan, arahan untuk rahman, semua di control ketat oleh dokter Lita. wanita 40 tahunan itu memang telaten.
"Wah, gila. lo harus nurut kata kak lita tuh. udah pas banget semuanya. perfect. awas kalo gak pintar nih anak lo." friska bicara seenaknya sambil mengelus perut riana. seperti biasa, gadis itu menyebalkan. mereka sedang berada di kantin rumah sakit. riana, rahman, aron, friska, fonda, dan rendy sedang duduk disana menikmati makan siang mereka.
Sedangkan rani dan gilang?
Mereka sudah pindah ke jepang 3 bulan yang lalu. sampai saat ini, belum ada juga tanda tanda kalau mereka akan Kembali ke Indonesia. Katanya karena mereka bersua sama sama ingin mengambil subspesialis retina. Dan kabar terakhir yang mereka berikan melalui video call yang melihatkan pemandangan mereka berdua di sebuah trotoar kota yang penuh bunga sakura bersemi.
Dan kabarnya adalah,
Rani Hamil.Kembali ke orang orang di kantin itu. mereka semua tertuju kepada Riana. menanyai kandugannya, apa jenis kelamin anaknya? Kira kira mau diberi nama siapa? Seputar itu.
"Kalau cewek, gue pengen kasih nama Lydera. kalo cowok, gue pengen kasih nama siapa ya? Entah kenapa gue pengen cewek" ujar rahman sambil mengarahkan pandangannya menyeluruh, dan bapak bapak di sana hanya manggut manggut.
"Kalo dirga, gimana, Fris?" Mendadak riana mengalihkan pembicaraan. friska menyeruput teh nya, sambil sesudahnya menjawab.
"Waduh makin gendut sekarang, Ri. dia udah mulai bisa panggil nama aku. ma.. ma.. gitu deh. dia ngegemesin. tapi ya sekarang dia terpaksa gue tinggal sama mama deh" ujar friska setengah hati, mengingat bayinya yang berumur 1 tahun nan tampan itu sering ia dan aron tinggal. ya, bekerja di rumah sakit, menuntut mereka untuk saling faham sebagai tenaga medis. walau waktu kekeluargaan terkorbankan, tapi semua demi menolong sesama. walaupun galak, tapi ia sangat berharap anaknya mengerti, bahwa ibunya itu adalah perawat yang merawat pasien sepenuh hati.
Ingin jadi apapun dirga nantinya, ia ingin, dirga tetap menjalankan prinsipnya, yaitu bekerja seikhlas mungkin dan sepenuh hati.
"Kenapa gak titip di TPA rumah sakit aja sih, fris? Kan lebih mudah, dan gak ngerepotin mama" ujar riana yang kini membuka mulutnya saat rahman memasukkan kentang goreng kedalamnya.
"Mama itu nggotot, Ri. gimana aku mau nolak? Setiap aku mau bawa dirga, mama langsung nyolot, 'eh, sama mama aja dirganya. kamu kan kerja, nanti terganggu. Udah sana sana' gue malah di usir disuruh kerja."
Friska cemberut, lalu dibalas senyum dari aron."Tapi ide kamu boleh dipertimbangkan tuh, ri. entar aku coba bicara sama mama" aron melanjutkan, lalu sesuai arahan rendy, mereka semua memakan makanannya.
Dari pintu bening yang menutupi ruangan kantin itu, muncul seorang gadis berjilbab peach dan membawa koper berwarna biru. mata riana terbelalak sempurna melihatnya.
"ALEEEE!!!!" Riana lalu berdiri dan berteriak, membuat semua pengunjung, dokter, dan koas di kantin itu menatap ke arahnya.
Gadis yang ia panggil itu mulai berlari kecil ke arah kakaknya, takut kakaknya justru yang berlari menghampirinya. ia segera memeluk kakaknya, lalu menyalam hormati abang iparnya, dan semua sahabat kakaknya yang ada di sana.
"Cieeee, yang mau koas hari ini... udah siap belum jadi anak koas? Ato udah siap belum, dihajar habis habisan sama ini senior perawat yang super galak?" Fonda menggoda Alexa sambil menunjuk ke arah friska, dan sukses membuatnya di pelototi Friska. Alexa hanya terkekeh geli diikuti yang lainnya.
"Insya Allah, Kak. semoga Ale bisa sehebat kakak kakak semua!" Gadis itu memang penuh semangat.
"Ale jaga malam ya? Bawa koper nih kelihatannya!" Aron mulai berbicara lagi sambil menatap kagum lugage american tourister milik Alexa itu.
"Iya bang. dapat jaga malam nih. tapi ga papa, banyak yang lain juga kok." Alexa menjawab pertanyaan Aron sambil tersenyum dan duduk di sampinng kakaknya.
Di sisi meja lain, Dimana anak anak koas berkumpul dalam satu meja, dan memakan makanan paket hemat dari kakak kantin tercinta. Satu diantara mereka sedang ternganga melihat senyum gadis yang baru datang itu.
Kepala pecel lele itu masih berada di mulutnya yang ternganga."Woi, cello! Sadar woi! Ngelamun aja. ga pernah ngeliat cewek ya?!" Danar menepuk keras punggung temannya itu, membuat kepala lele di mulutnya loncat dan cello menatap sinis ke arah danar yang sedang menahan tawa kerasnya.
"Nyantai dong! Lo ga bisa liat gue lagi makan sambil liat pemandangan karya Allah yang luar biasa? Gue lagi bersyukur nih!" Ujar cello mulai marah.
"Yee, tensian lo! Sini gue ukur dulu! Bisa bisa pecah tuh alat tensi!" Balas Danar sama nyolotnya. danarudin, siapa yang tidak tau dia? Suaranya sangat keras walaupun sangat pintar juga.
"Lo itu beesyukur apa nambah dosa, hah?" Mendadak azizah menambah, diiringi danar yang mengacungkan jempol tanda terimakasi atas bantuan azizah. azizi, saudara kembar azizah masih tertawa besar perihal kepala lele yang melontar tadi.
"Ih, suudzon aja lu, zah. Beneran, gue ngucap subhanallah. ya bersyukurlah! Eh, tapi dia kayaknya kenal sama dokter Riana deh. keren keren!" Ujar cello makin kagum. membuat azizah memutar matanya.
"Apa kate lu aja deh. gimana gak kenal? Dia adiknya dokter riana kok" ujar Azizah.
"Lah? Dari flynn university juga? Kok gue baru liat?" Tanya cello penasaran, sekarang danar pun ikut ikutan penasaran.
"Iya dari kampus kita. seangkatan lagi. lo inget mahasiswi cewek uang dikirim ke exchange ke london bulan lalu?" Tanya azizi saat mulai berhenti tertawa san masuk ke dalam forum.
"Ingat, harusnya usah pulang kan?" Ujar cello, dan azizi mengangguk membenarkan.
"Cello lemot, itu dia! alexa deuxana. Adik dr riana dan adik ipar dr rahman. puas lo? Kelamaan ngurung diri di ruang anestesi sih makanya jadi gini lo!" Ujar Azizi geram, dan danar serta cello hanya ber oh oh ria.
"Eh, gue hari ini pindah stase dong! Udah siap di anestesi! Masuk ke ugd lagi, karena kemaren gue ga lulus di situ. hahay Yeayy kesempatan cari jodoh, hahahaha" cello berujar sambil tertawa seram.
"Ngimpi aja terus lu. yakin banget tuh cewek masuh UGD" ujar danar meremehkan, membuat cello menjitak kepalanya.
"Eh kodok bangkong, kira kira emang dia ngapain bawa koper gitu hah? Jualan semur jengkol di pingir koridor RS? Pasti jaga malam lah! Ngakunya pinter tapi soak lu!" Cello mulai geram dan mencemooh danar sambil mentoyoli kepala sahabatnya itu.
"Sakit, pintar" danar mulai kesal, namun tak berniat membalas.
"Yaudah diem, daripada gue tambah nih!" Ujar cello sambil mengangkat tangannya, dan dannar hanya minta ampun.
Tapi bukan main main. gadis itu, memang menambat hatinya.
-------------------
Assalamualaikum everyone!
Apa kabar? Semoga sehat selalu ya!
Dan semoga pada suka SMLD!
Hari ini ceritanya tentang Ale, adeknya riana. aku belum tahu nih, mau bikin novel yang terpisah tentang Ale ato gimana. menurut kalian gimana? Minta sarannya dong!!!! Yayayayaya... yaudah deh, sarah mau belajar dulu biar dapat jodoh ganteng kayak rahman! *eh salah niat* yaudah deh byee semuaaa..Lope lope,
Barakallah,Sarah udayana
KAMU SEDANG MEMBACA
she's my love doctor
RomanceArti cinta sebenarnya. Itu yang mungkin dapat digambarkan jelas dari cerita ini. Jika biasanya kau melihat cinta itu samar, tapi dua sejoli rahman dan riana ini membuktikan, cinta dapat bertahan dalam suatu keselarasan. Bagaikan rythme denyut nadi y...