--- Aron's POV ---
akhirnya aku kembali lagi ke kota ini, dengan bau kesibukan yang sama sekali gak berbeda dari waktu aku tinggal di kota ini, tepatnya udah lama banget sebelum aku pindah ke london waktu SMA . cuma yang berbeda, kemacetan nya makin parah. aku kembali bukan tanpa alasan, tapi aku kangen orang tua ku, kangen indonesia, dan harus ngejalanin tugas yang selama ini ku tunggu tunggu, gantiin papa ngurus management Rumah Sakit keluarga yang cabang nya udah tersebar di seluruh indonesia. dan jadi direktur rumah sakit di rumah sakit utama nya, ya kebetulan karena aku emang pewaris tunggal Flynn Corp, perkompulan dari semua perusahaan papa yang memang sudah mendunia.
aku memang bukan seorang dokter seperti papa ku, dr.Matthew Flynn, tapi entah kenapa pas papa tawarin aku untuk pilih perusahaan mana yang mau ku urus, aku memilih rumah sakit dan berbagi dengan adik perempuan ku , Candice Dirgantara Flynn, agar dia yang mengurus management perhotelan papa. aku seorang lulusan hospital management , yang memang di khususkan untuk mengurus management rumah sakit walaupun bukan dokter. dan aku kembali, untuk membuat rumahsakit ini jadi yang terbaik.
tapi belum sampai seminggu aku disini, kejutan baru lagi lagi datang pada ku. aku bertemu lagi dengan wanita yang dulu menjadi hal terindah sekaligus terpahit yang terakhir kali ku ingat sebelum hijrah ke london. Hani Ariana. dia udah jadi dokter, sama seperti yang dia bilang ke aku waktu kami masih SMP dulu. dan dia kerja di Rumah Sakit ini. ngelihat lagi wajahnya membuat aku kembali ke masa lalu, detik detik terakhir sebelum seorang gadis kecil yang jadi cinta pertama ku itu milih buat gak nunggu aku. aku masih ingat kata kata Hani kecil yang bilang ' Ron,kitamasih kecil banget. kita masih punya perjalanan yang panjang banget dan alasan yang kuat untuk saling nunggu. masih ada hal penting yang harusnya kita fikirin lebih dalam, masa depan kita masing masing. cita cita lo, cita cita gue. aku harus bisa jadi dokter. lo juga harus bisa jadi apa yang lo mau. gue bakal selalu ingat lo kok, ron." dan aku memutuskan untuk tetap pergi, karena tak ada yang aku tunggu lagi di sini. tapi malah sepertinya takdir berkata lain. saat aku mulai tak memikirkan dia, dia kembali muncul di kehidupan ku hari ini. bukan penyesalan sih sebenarnya yang ku dapat, justru yang ku rasa adalah rasa senang, aku bisa lihat dia lagi.
----- Ariana's POV ---------
ah, ayolah! apa apaan lagi ini? kenapa justru aku di pertemukan lagi sama makhluk tampan maha karya Tuhan yang sudah lama menghilang total dari hidupku itu? Aron Dirgantara Flynn. oke aku masih ingat sekali wajah nya dulu dan sekarang. yang selalu membuatku ingat adalah mata biru nya dan lesung pipi nya. tepat teringat jelas di otak ku. anak laki laki paling tinggi di sekolah, dan karena dia menyatakan cinta monyet nya dulu itu pada ku, semua sahabat ku sontak mundur 1000 langkah menjauhi ku, karena mereka semua menggilai Aron. oh,Man! ku harap ini semua gak akan terulang lagi.
sebelum kepergian nya ke london, kami memang sudah janji untuk bersahabat saja sampai kami bertemu lagi, suatu saat. dan saat itu jelas jelas sudah tiba , ya, itu sekarang. memang sepertinya permainan basket nya dari SMP itu berbuah hasil yang terlalu extreme untuk tubuh nya. totally looks like a gentle man. kulitnya yang membuat ku iri karena putih khas orang daerah barat sana pun melebihi kulit ku yang mongol banget, kuning langsat.
tapi aku harus tetap positive thinking. harus. aku gak boleh berfikiran buruk atau curiga ke aron. dia sahabat ku , ya kan? harusnya aku merindukan dia selayaknya sahabat kecil yang ketemu gede dan saat itu mereka saling sukses, ya seperti seharusnya. tapi yang ku rasa Aron sepertinya belum bisa membedakan kalau aku, Hani Ariana waktu SMP, dan dr.Hani ariana, yang sekarang, sudah berbeda. karena aku sudah jadi calon istri Adam. ups, itu di khayalan ku saja. sampai saat ini adam belum mengucapkan 'magic words' itu kan?
aku tahu memang hubungan ku dan Adam sudah bertahan lama, dan aku yang paling tahu dia dan begitu pula dia yang paling tau siapa Ariana itu. kepercayaan seperti sudah terukir jelas di antara gabungan nama aku dan dia. tapi bagaimana pun, secara umur, agama, dan hukum, aku dan dia belum jadi siapa siapa yang berhak melindungi penuh satu sama lain. kami.. tetap lah dua orang yang berbeda.. dan cara satu satunya untuk menjadikan dua menjadi satu dapat di satukan hanya dengan satu cara, yang Tuhan telah tunjuk kan. you know it? right?
------- Adam's POV --------
aku masih sibuk dan sok sok seakan aku berada dalam meeting dan mendengar para karyawan ini presentasi, tapi kepala ku seakan melayang tak mau lepas dari ingatan ku akan Riana. dia masih belum bisa melupakan semua yang terjadi. ada apa ini? aku gak mau dokter cantik ku itu jadi berubah fikiran atas resolusinya tahun ini dan justru menolak 'magic words' ku. ah,aku terlihat seperti pengecut. teramat sangat. aku bisa melakukan apa saja tapi untuk melakukan hal yang semala ini aku inginkan aku tidak bisa. melamar Riana.
aku semakin dewasa begitu juga dia.semakin hari seorang riana itu semakin sempurna dan laki laki sangat banyak di sekeliling nya. aku takut, tapi entah kenapa sepertinya aku tak bisa memeluk riana terlalu dalam. tak ada halangan dari yang lain, mama papa sangat menyayangi riana. begitu juga Kevin dan Helena, adik adik ku. dari keluarga riana juga sangat setuju. Mammy riana, menyukai ku. kakak laki laki Riana, dr. Ibnu juga menyetujui riana dengan ku. sedangkan adiknya, Alexa, memang judes, tapi dia menerima ku. hambatan itu hanya berasal dari diri ku yang selalu di terpa ketakutan. aku belum berani. dan saat itu aku dapat mengetahui batin ku mengejek ku, karena aku tak kunjung berani. 8 tahun bung! itu waktu yang lama bagi suatu hubungan, khususnya seorang wanita yang kebanyakan suka bosan. tapi yang menjadikan riana lebih istimewa lagi semala 8 tahun itu dia tak pernah mengeluhkan aku. dia bertahan dan sampai saat ini semua baik baik saja. aku tak ingin riana sampai di titik jenuhnya. tidak ingin.
------ Author's POV -------
"em, yaudah, gue kerja dulu ya, ron. lo balik gih, ke singgasana baru lo!" ujar ariana sambil mendorong Aron untuk kembali ke ruangan nya. "yaudah lo kerja baik baik. gue bos lo, loh. ingat tuh. gue kasih punishment kalo lo gak kerja baik baik." ujar AAron dengan wajah yang masih menatap Riana tapi badan nya sudah mulai berjalan pergi. "ayay captain!" sahut Riana sambil hormat pada Aron. dan mereka berdua cengengesan sampai aron hilang meninggalkan Riana. baru saja riana hendak membuka pintu klinik kecantikan nya,
"Ariana!!!" pekik seorang lelaki dari belakang riana, dan langsung menarik lengan Ariana. "Adam? kok kamu di sini, sih? bukan nya kamu ada meeting, ya?" tanya Ariana menghadap laki laki itu. "maaf ya , cantik. tadi aku meeting bentar jadi kamu harus makan siang sendirian deh" ujar adam dengan wajah bersalah. baju kantoran nya itu sudah tidak terlihat seperti baju kantoran lagi. jas hitam nya sudah luput, menyisakan kemeja saja. dasi yang sudah dia longgarkan, rambut berantakan yang justru membuat ariana berdecak kagum karena itu justru membuat nya semakin tampan. lengan baju yang sudah ia gulung ke atas itu pun membuat nya makin keren. ariana terdiam menataplaki laki itu. "swaggy" ujarnya tanpa sadar. "em, hei , sayang? apaan swaggy?" tanya adam polos sambil mengangkat sebelah alisnya ke riana. riana menepuk keras pipinya dan dengan sekejap Adam mengelus pipinya. "heh, kok pipi nya di tampar sendiri gitu sih? sakit tau sayang tuh sampai merah." ujar Adam geram dengan tingkah Riana. "youre swaggy" tiba tiba riana kembali berucap sambil menatap wajah adam yang dekat dengan wajahnya itu. "oh, aku toh ! haaha riri .. riri" ujar adam sambil hendak mencium riana. tapi tiba tiba,
sebuah papan status mendarat tepat antara wajah adam dan Riana. "eh, maaf Dam. gue pinjem pacar lo dulu. pasien pada banyak yang nungguin dia, dari tadi lagi. lagian lo gak boleh nyium dia di Rumah sakit, cowok gila! ini tempat umum!" tiba tiba friska datang dengan suara ultra sonik nya.
"elah lo, fris. ganggu gue aja. yaudah , Riana, nanti aku jemput pulang ya, sayang." ujar adam lalu mencium kening riana kilat dan meledek kearah friska dan berlalu begitu saja di hadapan dua wanita itu.
"pacar lo udah mulai gila tuh, Dok! gak kenal tempat umum lagi!" repet Friska yang sekarang terlihat seperti suster killer. ariana mengangkat bahunya dan malah nyengir ke arah friska. "that's my boy. how about you? single ladies?" ujar riana sambil mengibaskan rambutnya ke arah Friska, lalu berlalu sambil menahan tawa. "Rianaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!" teriak friska menggema di seantero Rumah sakit, di sambut tawa riana yang keras saat masuk ruang praktek.
--------------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
she's my love doctor
RomanceArti cinta sebenarnya. Itu yang mungkin dapat digambarkan jelas dari cerita ini. Jika biasanya kau melihat cinta itu samar, tapi dua sejoli rahman dan riana ini membuktikan, cinta dapat bertahan dalam suatu keselarasan. Bagaikan rythme denyut nadi y...