Say you love me

4.4K 172 0
                                    

"Man, besok pulang kerja kita ke dian pelangi yuk?"

Tiba tiba Riana muncul dengan wajah segar dan pakaian yang lebih tertutup hari ini, walaupun rambutnya masih di jalin seperti gaya remaja jepang.

Dia imut banget rupanya. Batin rahman pun mulai menggumamkan pernyataan itu.

Sepertinya pria 23 tahun itu lupa kalau dia sedang ditanyai.

"Rahman? Kamu kenapa sih? Bisa kan?" Tanya riana itu membuat rahman bangkit dari kekagumannya, lalu tersenyum ke arah riana.

"Ya tentu aja boleh dong, Ri. memangnya kita mau ngapain ke dian pelangi?" Rahman balik bertanya dan membenarkan duduknya, sedikit lebih ke depan, lalu mengambil stetoskop merah marun nya yang sedari tadi melingkar di kerah bajunya, memindahkan alat itu ke dalam saku jas snelli nya.

Riana duduk di kursi pasien di hadapan rahman. Kini mereka terlihat seperti pasien imut yang sedang sakit dan sedang ditangani oleh dokter yang gantengnya ke bule bulean yang dapat menyembuhkan pasiennya hanya dengan melihat ke arah nya.

"Kita pesan baju pengantin di sana aja yuk!" Ucap riana riang sambil menggenggam stetoskop pink miliknya, lalu mengetik ngetuk meja dengan tangan ber stetoskop itu.

Sebentar, berikan rahman kesempatan berfikir. Dian pelangi bukannya designer pakaian muslim ya?

Sepertinya rahman tertelan biji rambutan. dia terbelalak. apa ini berarti..

"Ri, kamu serius? Kamu gak mau konsep pernikahan kita se modern siapa gitu? Biasanyanya kamu kan suka artis artis barat? Dian pelangi itu kan--"

"Iya memang dian pelangi itu designer pakaian muslim, terus kenapa kalo aku mau konsep pernikahan kita islami? Itu yang kamu harapkan juga kan, man? Atau jangan jangan kamu gak suka ya sama ide aku?" Rahman terdiam sambil menatap riana, lalu melayangkan senyum kepada calon istrinya itu.

"Suka banget, Ri. Tapi aku gak mau kamu permainin jilbab, Ri"

Ucapan rahman itu sangat lembut. sangat penuh unsur menyayangi dan mencintai. riana yang terkena serangan jantung ternyata bisa langsung menetralisir kata kata calon suaminya itu.

"Nggak kok calon suami ku, aku gak bercanda. serius, aku mau pake jilbab" ucap riana sambil tersenyum dengan senyuman terindah miliknya.

Rahman tersenyum, lalu mengusap wajahnya sambil mengucap hamdalah.

"Ya sudah, kalo gitu besok kita ke dian pelangi" ucap rahman sambil menatap gadis cantik itu.

---------------------------------
Jadwal praktek sudah berakhir. mereka hanya tinggal berkemas lalu bergegas pulang. friska sedang merekap data pasien hari ini, seperti biasanya.

"Masih buka kan?" Seorang pria masuk ke klinik dengan membawa buket bunga dan senyum manis. tapi friska sudah terlanjur muak dengan senyuman itu. itu lebih terasa seperti senyuman iblis.

"Ngapain sih lo ke sini? Gue sumpek liat muka lo!" Perawat itu berkacak pinggang, menatap garang ke pria tampan di hadapannya.

"Fris, ayolah, bantuin gue. Gue pengen ketemu riana, fris. Tolong gue" laki laki itu meringis melihat perlakuan friska yang sadis itu.

"Hoh, emang rumah sakit ini punya lo apa? Heheh bukan keles, ini rumah sakit punya suami gue, si aron, udah lu pergi aje! Gue yakin riana juga gak mau ketemu sama lo! Selain pasien gue gak akan izinin orang ketemu sama my beauty doc, terutama elo, curut!" Ucap friska pedas tepat mengenai hati pria itu.

"Maafin gue, fris. Gue tau gue salah, gue cuma mau ketemu dia dan ajak dia nikah baik baik, itu doang" ucap adam sambil memasang tampang memelas pada friska.

Dan sepertinya perkataanya itu malah menyulut api amarah wanita di hadapannya itu.

"Lu gak mau di bilangin ya! Gue bilang gak boleh ya gak boleh! Keluar ato gue panggil security nih!" Ancam friska yang kini sudah menyingsingkan lengan baju perawatnya.

"Fris, kamu mau ngapain?!" Tiba tiba saja aron datang dan menghalangi friska agar tidak berbuat onar karena kedatangan laki laki itu.

"Dia nih ron! Berani banget datang ke sini dan bilang mau ngajak nikah riana lagi! Sono nikahin aja cewek selingkuhan lo!" Friska benar benar emosi. Aron mengenggam tangan friska, sekedar dukungan agar gadis itu tenang.

"Gue minta tolong, Adam. jangan ganggu dia. cukup lo bikin dia sedih banget kemarin. gue orang pertama yang tau gimana sedihnya dia pas lo bikin dia patah hati. gue gak rela kalo lo nyakitin dia lagi" aron mencoba berdingin kepala, dia tak ingin menambah besar masalah ini.

"Lo tau apa, Ron? Lo kan udah punya friska, masih mau ngembat cewek gue juga?" Ucap adam menantang aron.

"Sebaiknya anda berfikir dua kali sebelum mengatakan itu dihadapan calon suami riana" tiba tiba suara berat yang terdengar jelas dari jarak beberapa meter itu menyambar adam seakan petir yang menyambar puncak tertinggi. pria itu berbalik, dan melihat orang yang dengan lancangnya berbicara seperti itu.

"Ra.. rahman?!"

Laki laki yang sedang bersandar di dinding itu menatap tajam ke arahnya. dengan jas putih dokter yang telah digulung lengannya, dia hanya melipat tangan di depan dadanya, dan di samping pria itu ada riana yang menatapnya dengan penuh kebencian.

"Apa maksud kamu?"
Adam memberanikan diri untuk bertanya, walaupun sebuah masa lalu kelam telah terjadi antara mereka berdua, menyisakan rasa malu yang mendalam di hati adam.

"Apa pula maksud mu ke sini?" Justru pertanyaan itu yang ia dapat dari bibir riana.

Adam berdelik, meletakkan buket bunga di atas meja friska, lalu tersenyum getir.

"Sepertinya kamu lupa tentang hubungan kita, sayang? Atau bahkan kamu lupa dengan kisah cinta kita di maldives atau, oh ya, apakah masih boleh aku mencium bibirmu itu?"

BRUK!!!!!

"Saya sudah peringatkan kamu, Adam. Jangan salahkan saya jika tangan ini tak bisa menahan untuk mematahkan batang hidungmu itu!"

Rahman marah, tapi dalam hatinya. di luar dia tetap terlihat tenang. ya, ketenangannya itu justru membuatnya dapat melayangkan tinju pas sekali di hidung laki laki itu. mungkin, jika di bawa ke bagian radiologi lalu di lakukan rontgen, tulang hidungnya telah patah.

Adam bergerak dari kejatuhannya sesudah kena bogem tadi, dan pria itu mendekati riana.

"Riana, maafkan aku. i know it, Ri. i know you love me. say something, Ri! Jangan diam aja!"

Adam mencengkram bahu gadis itu, lalu mengguncang guncangnya. membuat gadis itu meringis.

"Riana!" Bentak adam kepada riana, namun justru bentakan itu membuat riana menampar dirinya.

"I don't love you. sekalipun pernah, aku menyesal sekali pernah mencintai mu. aku mencintai orang yang salah, orang yang justru mempermalukan aku, bukan melindungi aku. sekarang aku calon istri Rahman, dan aku harap kamu tau diri dan menjauh dari hidup ku! Dan kalau kamu mau mendengar pernyataan ku, AKU CINTA RAHMAN"

Riana menangis dalam pernyataannya. rahman sudah kadung kesal, namun ia tak mau berumit rumit dengan si brengsek itu. dia menarik tangan riana yang tertutup jas panjangnya, lalu meninggalkan adam yang meringis kesal.

"Denger kan lo?" Ucap friska tiba tiba memecah keheningan.

"Gue gak akan biarin semua ini terjadi. lo denger itu baik baik!" Kini adam balik marah ke friska, membuat gadis itu tertawa.

"Lo gak akan pernah berhasil, gila!"
Teriak friska bagai mengikuti langkah adam yang keluar dari ruangan itu.
---------
Assalamualaikum warahmatullahi wabarahatuh......

Hai readers semua!!!! SMLD is back! <3

Semoga pada suka yaaaaaa part ini!!!

she's my love doctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang