Partition

3.6K 170 3
                                    

Duduk termangu lah riana dihadapan laki laki itu. mata indahnya menatap penuh wajah laki laki itu, sedangkan laki laki shaleh itu melayangkan pandangannya pada sebuah majalah yang disediakan di tempat itu.

'Wahai lelaki yang dulu ku damba, kenapa kini kau kembali dan seakan merebut hatiku lagi?' Riana membatin.

"Aku tidak terlalu senang dilihat dengan tajam seperti itu, Riana" suara berat itu akhirnya keluar juga, tapi si pemilik suara lasih fikus dengan bacaannya.

"Sejak kapan juga kamu tidak sopan? Berbicara denganku kamu anggap seperti berbicara dengan tembok?" Tanya riana sontak membuat rahman menatapnya.

"Sejak aku tahu, bahwa tak seharusnya aku menatap yang bukan halal bagi ku" ucap rahman, lalu berlalu dihadapan riana yang terdiam atas perkataanya.

Riana berjalan cepat, berusaha menyamai langkahnya dengan langkah rahman yang besar itu.

"Hey, kamu kemana? Gak sopan banget sih! Kita belum selesai bicara rahman" rahman hanya diam sambil terus berjalan, dikejar dengan riana yang kelelahan berlari.

"Aku gak pernah nyangka kuliah di negeri orang buat lulusannya jadi berfikir gak etis dan sombong" ucapan riana membuat rahman berhenti mendadak, lalu menghadap gadis yang menghadap kearahnya dengan tatapan sok menantang. rahman tersenyum miring.

"Aku juga gak nyangka seorang riana jadi kasar seperti ini" ucapannya membuat gadis itu melayangkan pandangannya, kini pandangan itu katuh ke daerah kemeja biru rahman yang dilapisi jas putih dokternya.

"Maaf. aku gak maksud untuk kasar ke kamu, rahman. tapi aku cuma gak mau setelah berpisah dengan kamu sekian lama, sekarang kamu menjauh. maukah kamu mengobati rasa bersalahku rahman? Aku sudah terlanjur salah." ucap riana tak kuasa menahan tangis, tapi dia tetap berusaha tegar.

"Aku menghargai pendapatmu dan ketaatan mu dengan agama. dan aku tahu aku tak halal untuk mu, tapi maukah kau memaafkan aku? Haruskah kamu mengacuhkan gadis yang dulu sempat kau nyatakan cinta kepadanya?" Ucap riana yang kini mendongak menghadap rahman yang kini tertegun, menatap ke butiran air yang jatuh dan mengalir di pipi gadis itu. ia mendekat.

"Maka jadilah halal ku, dan akan ku hapuskan semua duka mu, riana" ucap rahman tersenyum menatap gadis yang sekarang melihatnya tak percaya.

--------------------------
Assalamualaikum!
Ini belum mendekati ending ya guys, masih ada 2 part ato 3 lagi...
Jadi gimana nih part ini? Aku mohon comment nya ya saudara saudari ku!

Barakallah!
Sarah Udayana

she's my love doctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang