Hening.
Itu yang sejak tadi terjadi diantara mereka berdua, dua insan yang ada dalam kendaraan roda 4 itu. Tepatnya sejak perjalanan dimulai 12 menit yang lalu.Entah apa, tapi wajah tampan rahman itu hanya menatap lurus ke depan, seakan akan terlampau serius dengan jalanan. tak satu orang pun yang tahu apa isi fikirannya.
Kita beralih ke gadis di sampingnya. gadis itu hanya berpangku tangan sambil melirik ke jendela. memikirkan kejadian kemarin, saat masa lalu kembali dan membuat onar.
"Nah, Ri, kita udah sampe nih" suara rahman menyadarkan gadis itu dari lamunan. kini pria itu sudah ada di depannya. dia membukakan pintu untuk riana.
Dua sejoli itu memasuki gedung bernuansa tradisional dengan tulisan besar Dian Pelangi di depannya, berjalan beriringan, walaupun tangan. Rahman tak menggandeng tangan riana. mereka masih calon, belum resmi. tapi justru hal itu menimbulkan kekaguman di hati riana. rahman menjaganya. tak pernah berniat untuk menyentuhnya.
"Assalamualaikum, selamat datang, ada yang bisa saya bantu, Bu, Pak?" Gadis yang berusia sekitar 20 tahunan itu menghampiri pasangan dokter tersebut dan menyapa mereka dengan ramah.
"Waalaikumsalam mbak, iya, kami ingin memesan pakaian pengantin" ucap riana. wanita muda yang ada di depannya itu langsung tersenyum mengerti.
"Wah selamat ya mas, mbak! Baiklah, ayo saya antar ke ruang pemilihan design baju nya" ujar wanita itu sumbringah diikuti rahman dan riana.
Mereka memilih design pakaian bersama, lalu diukur secara bergantian. Alhasil didapat keputusan diantara mereka berdua, yaitu adaptasi warna marun dan putih, dan pengambilan desain busana dari adat batak dan minang mengingat itu adalah adat rahman dan riana. sungguh apik dan indah.
Ba bi bu tentang segala pakaian pernikahan selesai.
"Ri, aku antar pulang ya! Sekalian ada titipan dari Mama untuk Mami--"
Seakan tak mendengar, sekarang mata riana menatap ke sebuah rak kayu khas Dian Pelangi yang disana terllipat rapi ratusan jilbab.
Sepertinya menatap saja tak cukup. rasa penasarannya menggerakkan kedua kaakinya untuk berjalan ke arah llemari itu. rahman hanya mengikutinya saja dari belakang, hingga menyusakan dua insan yang berdiri di depan lemari kayu beriisi jilbab itu.
Tangan riana hampiir meraih, namun rahman lebih dahulu meraih sehelai jilbab berwarna biru muda yaang sedari tadi menjadii pusat perhatian Riana. Pria itu duduk lesehan, diikuti riana yang menatapnya polos dan mengambil posisi duduk di hadapannya.
Rahman mengumbar senyum kepada calon istrinya itu, lalu berkata, "seppertinya dari tadi kamu sangat memperhatikan jiilbab ini. aku yakin kamu menyukainya. dan bolehkah aku menjadi orang pertama yang melihat kamu menggunakan ini? Aku ingin melihat bidadari surgaku menaati perintah-Nya" Rahman menatap riana dalam, mencari keyakinan dan kejujuran di dalam mata itu.
"Tentu kau boleh" ucap riana yang kini matanya telah berkaca kaca, sepertinya kelopak mata gadis itu lelah menampung air yang hampir menetes itu.
Dengan cepat, rahman meletakkan kain biru itu diatas kepala riana, lalu menyematkannya sebagaimana jilbab seharusnya.
"Subhanallah. jika tahu secantik ini, seharusnya sejak lama kamu berjilbab, Ri" ucap rahman setengah canda, membuat gadis itu terkekeh geli.
"Aku ingin bertanya sekali lagi riana, bersediakah kau menjadi istri ku? Menjadi ibu dari anak anak kita? Menjadi orang yang selalu menemaniku dalam gundah senang ku? Menjadi wanita yang menemaniku menuju ketaatan? Be my love doctor? Bersediakah riana?" Tanya rahman, yang menatap ke arah riana yang kini menunduk malu.
"Aku bersedia rahman. tapi aku sangat membutuhkan bantuanmu, jadikan aku makmum yang baik bagi mu, bimbing aku" ucap riana masih tertunduk.
"Selama dengan mu, insya Allah aku bisa, Ri. Serius, aku udah lama nunggu hal ini" ucapnya.
'I know, she's my love doctor. after all of the sickness, she make me feel so good' rahman membatin.
"So do I" balas riana, lalu mereka saling tersenyum satu sama lain.
'He's the best medicine in the world. just take a look at him, my world change better. he's my love doctor' batin riana. mereka bahkan tak tahu saling memikirkan hal ini.
Inikah yang dinamakan cinta?
---------------------------------
"Ayo lah, Men! Lo harus lepas dari bayangan riana. gak bisa lo liat apa ini disekeliling lo cewek cantik dan seksi berkeliaran?" Ditengah bisingnya suara musik di ruangan besar itu Greyson tetap berusaha membuat sahabatnya pulih. 3 botol vermouth sudah ditenggaknya sedari tadi. mungkin 2 lagi, dia mati."Dia yang paling seksi buat gue, Grey. ga ada apa apanya nih cewek cewek jalang!" Ucap adam mulai ngelantur.
Greyson hanya menggeleng tak percaya.
"Dia tu mau berubah jadi yang lebih baik kali dam, makanya dia nikahin si anak alim itu, Rahman. kalo dia mau jadi cewek badung, ya dia nikah sama lo lah!" Cemooh greyson yang berhasil membuat adam sedikit marah itu memang benar, bukan?
"Dia punya gue, grey, punya gue" ucap Adam yang sudah melayang itu.
"Ngimpi apa gimana lo? Udah terserah lo deh, yang pasti gue taunya riana itu orangnya komit banget. mengingat gue dulu mantan pacar sahabatnya, jadi otomatis gue juga tau dia gimana" greyson menatap lurus, menenggak sedikit wine pesanannya.
"Eh, dam?"
"Huh?"
"Itu bukannya Tika ya?" Ujar greyson, dibalas tatapan teler dari adam.
"Tika siapa?" Ucap pria mabuk itu.
"Elah, lu kebanyakan selingkuhan sih! Pacar lo waktu di kampus dulu, Dam!" Seketika seakan akan kesadaran adam kembali.
'Ngapain dia ke sini? Emang gak pernah berubah, cewek itu tetap saja nakal seperti dulu' adam berbicara dengan dirinya sendiri.
"Lu masih mau di sini? Gue sih mau pulang, bisa dibacok bini gue kalo ketauan gue clubbing, padahal niat gue kan cuma mau nemenin lo. udah deh gue cabut ya dam" dan greyson seenak perutnya saja menjauh dari sahabatnya itu.
Masih dengan tatapan penasaran, adam berjalan ke arah Tika.
"Tik, lo kok ada di sini?" Menyapa, alhasil gadis itu menoleh kepadanya.
"Eh ada lo, dam. kangen gue" tiba tiba saja gadis itu memeluk dan menciumnya.
-----------------------Asaalamualaikum guys!
Hola back to SMLD!!! <3Gimana part ini? Seru apa bosen? Ayo di comment! Jangan lupa vote juga ya! Comment terbaik bakal aku kasih T-Shirt SMLD loh! Ayo ayoo di comment!
Bye bye, barakallah,
Sarah Udayana
KAMU SEDANG MEMBACA
she's my love doctor
RomanceArti cinta sebenarnya. Itu yang mungkin dapat digambarkan jelas dari cerita ini. Jika biasanya kau melihat cinta itu samar, tapi dua sejoli rahman dan riana ini membuktikan, cinta dapat bertahan dalam suatu keselarasan. Bagaikan rythme denyut nadi y...