forget you

4.2K 164 1
                                    

dan gadis itu mengangkat telfon itu...

------------

-author-

riana menatap layar handphone nya sambil berekspresi kaget. di layarnya terpampang nama Aaron. mau apa laki laki  itu menelfonnya dalam keadaannya yang sedang seperti ini? ah, apakah dia harus menjawab telfon aron? sungguh, ia sangat tidak bersemangat untuk bicara sebagai riana yang ceria hari ini. riana meletakkan handphonenya sembarang. dia menyyandarkan kepalanya dipantaran sofa yang membuat wajah kecilnya menghadap keatas.

"loh, ri? lo kenapa gak angkat telfon gue sih,?" suara laki laki yang sangat dikenal oleh riana membuatnya kembali ke posisi awalnya, mencari sumber suara itu.

"Aaron..." ucap riana pelan lalu memeluk aron dan menangis dibahunya.

walaupun kebingungan, namun Aron membalas mendekap riana, tahu kalau wanita yang sebenarnya masih ada di hatinya ini sedang tak baik baik saja dan hanya butuh seorang untuk dijadikan pelampiasan kesedihannya.

"ri.. lo  boleh nangis sebanyak banyaknya kok. gue bakal selalu ada untuk lo" ucap Aron yang mendekap riana lebih erat. tangis riana justru makin kencang.

"gu.. gu..guee.. gue mau cerita banyak sama lo, Ron" ucap riana yang masih sesegukan, dan dilanjutkan oleh aron yang membawa riana duduk di sofa, tetap dengan aron yang masih merangkul bahu lemahnya itu.

"lo kayak begini pasti ada masalah kan? jangan bohongin gue, Ri" aron menatap wajah riana yang kini diangkatnya dengan kedua tangan yang menyentuh pipi lembut riana.

"gue gak bakal bohong kok,Ron, gue emang punya masalah. ya, masalah sama adam. dan gue sama adam... udah selesai" ucap riana lalu disambut pelukan erat dan usapan kecil di kepalanya. ariana pepejam matanya, lalu menjauhkan tubuhnya dari tubuh aron.

"lo tahu gak, Ron, gue sempat berfikir bahwa adam itu jodoh gue, tapi akhirnya gue sendiri yang gak berani ambil resiko buat bareng sama dia. dia memang cowok yang gue sayang saat ini, tapi  kenyataan kalau dia selingkuh itu bikin gue gak mau ambil resiko kalo gue bakal disakitin saat jadi istri dia" ujar riana sambil menenggelamkan wajah di kedua telapak tangan nya.

Aron memegang kedua bahu riana. "hey, look at me. i'm here for you, doc. udah gak usah fikirin laki laki itu. lo itu wanita yang terkuat, dan gue tau itu lama sebelum kita pacaran dulu. persetan dengan adam. lo harus bangkit,Ri. masih banyak yang sayang sama lo. banyak yang suka sama dokter sepintar dan secantik lo. gak usah khawatir, Ri. gue disini buat lo" ucapan Aron terasa seperti bahan bakar yang menyulut semangat riana. gadis itu tersenyum dan memelukaron "makasih ya, Ron, lo emang baik banget" ucapnya dan di sambut dengan pelukan aron dan senyuman manis yang menghasilkan lesung pipi di wajah tampannya.

-next day-

riana menyusuri lorong lorong rumah sakit, masuk ke ruangannya, dan menyapu pandangan ke sekelilingnya. dia lalu memandang kursi empuk yang biasanya dia duduki selama bekerja itu, lalu membuka status pasien yang kemarin.

"good morning, doc" teriak girang friska menggemparkan ruangan yang masih sepi itu.

"oh,hai fris" jawab riana dengan senyum yang dipaksakan.

"doc, gue tau kok kalo lo lagi patah hati,pak aron udah ceritain semua ke gue, dan gue gak mau sahabat gue yang cantik ini sedih mulu" ujar friska sambil mencubit pipi riana dan membuat gadis itu tertawa.

"eh, iya, nih ada bunga, titipan si bos aron" ariana mengangkat sebelah alisnya lalu mengambil buket nunga mawar putih itu.

sepertinya dia masih ingat bunga kesukaanku, batin riana.

riana lalu melesat ke ruangan Aron, tak lupa dia menyapa pengunjung rumah sakit dan para suster yang sedari tadi berpapasan dengan nya.

cklek

"wah, kayaknya ada yang udah kangen gue nih pagi pagi" ujar Aron kegeeran dibalas dengan cibiran dari Riana.

"yeee.. siapa juga yang kangen sama lo? emang geer,hahaha. gue kesini mau nanya, apa maksud lo ngasih gue bunga? mau ledekin gue yang lagi patah hati ini? jahat banget sih" ujar riana yang cemberut dan langsung dibalas dengan tawa aron yang terbahak bahak.

"yaampun ri, gue tu mau bikin lo senang kali, bukan mau bikin lo justru makin sedih" ucap aron yang kini disambut senyum tanda terimakasih dari riana.

"permisi pak, dokter baru dari jerman sudah datang" ucap seorang suster dari balik pintu.

"oh ya, suruh masuk saja sus" ucap aron.

"assalamualaikum" suara berat dari balik pintu itu makin lama makin dekat.

"waalaikumsalam" ucap riana dan aron bersamaan.

seorang laki laki tampan berkacamata muncul dari balik pintu. wajahnya bagaikan mengeluarkan cahaya yang hanya dimiliki oleh wajah wajah orang yang taat berwudhu. pembawaannya tenang, serta aura yang dibawanya sangatlah menimbulkan kebahagiaan. riana sampai tak berkedip dibuatnya,namun sepertinya gadis itu mengenal laki laki ini. ya, dia yakin kalau dia kenal laki laki ini

namun siapa?. aron menyambut laki laki itu dengan pelukan persahabatan hangat, yang dari sana riana sudah tau kalau mereka kawan dekat. setelah lama

berpelukan melepas rindu, aron menarik tangan riana.

"dokter Rahman as-syafiq, perkenalkan,ini dokter Hani Ariana, dokter kulit terbaik yang dimiliki rumah sakit ini" rahman menyuguhkan tangan ke arah riana yang sepertinya tadi kurang mendengar nama dokter ganteng ini. "rahman" ucap laki laki itu lembut.

"riana" riana memperkenalkan diri dan menahan rasa kagumnya. laki laki ini....

benar, riana mengenalnya. laki laki yang juga menjadi "teman" SMA nya. laki laki yang......

--------------------------

yapp kembali lagi dengan SMLD♥ di cerita ini ada tokoh baru, nah ayo silahlan di tebalk dulu apa yang bakal jadi kelanjutannya dan berikan idemu untuk saya jadikan lanjutan di part berikutnya! ayo ditunggu vote dan idenya!

she's my love doctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang