I know you were trouble

4.3K 175 1
                                    

"Grey, serius ini penting. lo musti bantuin gue, grey. tolong!"

Dari seberang sana greyson dapan mendengar jelas ucapan sahabatnya itu.

"Bantu kenapa sih, Dam? Ini udah jam 2 malam. lo belum balik dari sana? Lo kenapa sih?" Greyson malah melempar pertanyaan kepada sahabatnya.

"Gue bakal jelasin tapi sesudah lo datang ke sini dan bantuin gue"
Terdenggar frustasi. hingar bingar adam mulai tak karuan.

"Gue gak mau datang kalo lo gak mau kasih tau kenapa" ancam greyson, menuntut penjelasan.

"Gue dijebak tika, Grey" ujar adam frustasi.

------------------------------------------
"Ya tapi kan walaupun asap, di dalam larynx manusia itu kan ada ciliata yang membunuh bakteri penyebab bakteri itu, Ri"

Rahman membalas ucapan riana dambil memainkan pena nya di udara.

"Ya tapi pada kenyataanya orang yang terkena penyakit itu sedang dalam kondisi imunitas yang buruk, Man"
Gadis itu menampik. sepertinya mereka memang hobi seperti ini sejak dulu. Saling lempar pernyataan seperti bola ping pong, menunggu ada salah satu yang lelah lalu mengalah.

"Ya deh iyaa"
Tuh kan! Akhirnya rahman mengalah di sambut senyum kemenangan dari riana.

Jam makan siang. dua sejoli itu makan berdua, sambil menunggu menghabiskan minggu terakhir masa lajang mereka.

"Kamu udah mempelajari kawasaki desease?" Rahman membunyikan suara setelah kalah dari pertengkaran otak tadi.

"Sudah dong!" Ujar riana segera.

Rahman hanya mengangguk.

"Udah punya pasien yang kena?" Tanya rahman lagi.

"Kalo itu sih belum" ucap riana sedikit murung. dia belum pernah melakukan analisa langsung terhadap anak yang terkena kawasaki desease.

Rahman terkekeh.

"Ya udah, berarti kita satu sama" ucap rahman meledeki riana, gadis itu hanya mencibir kesal ke arahnya.

"Kamu itu..." rahman menggantungkan perkataanya. membuat gadis di hadapannya berfikir tentan kelanjutan kalimat itu.

"Cantik loh kalo pake jilbab begini" lanjut pria itu yang berhasil membuat dua pipi riana bersemu merah.

"Loh jadi baru nyadar ya?" Ucap Riana usil.

"Iya aku baru sadar kalo kamu mengikuti petunjuk Allah tebtang menutup aurat gini, kecantikan kamu nambah 1000 kali lipat!" Rahman terlalu hiperbola, fikir gadis itu. tapi apa daya? Sejujurnya hatinya menyukai pujian itu.

"Wes, pacaran ya dok?!" Tiba tiba suster kesayangan riana itu datang entah dari mana, dan hanya dibalas cegiran dari Riana. rahman masih keukeuh dengan sikap wibawanya.

"Gak boleh pacaran kali, rahman. dari pada kalian berduaan aja dan ada setan sebagai orang ke tiga, mending gue yang gantiin tuh setan" friska dengan santainya menyeret kursi dan gabung dengan mereka berdua.

"Ya terserah lo deh fris" kini sepertinya rahman mengalah lagi, senyum friska mengembang.

"Nanti pas pulang gue pinjem calon istri lo, ya!" Ujar friska dengan tangan kanan yang sibuk memegang garpu berisi sosis.

"Mau lo apain riana?" Ucap rahman yang terdengar sangaaattt over protective. Riana hanya menarik jas snelli rahman agar pria itu membiarkan friska bicara.

Friska berdehem, lalu membenarkan posisi duduknya.
"Gue gak mau ngapa ngapain, cuma mau buat lo berterimakasih karena sesuatu yang bakal gue lakuin ke calon bini lo" ujar friska mulai membuat penasaran.

she's my love doctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang