•Part 2•

33 2 0
                                    

Saatnya istirahat pertama.

"Baik anak-anak, sekian dulu dari saya. Setelah ini kalian bisa istirahat. Selamat pagi," pungkas Bu Diah-guru mapel Fisika.

"Hufttt!" Alea menghela napas lelah kemudian menangkupkan wajahnya di meja.

"Dih, otak encer lo bisa capek juga ternyata," sahut Dela yang melihat sahabatnya seolah tak berdaya lagi.

"Gue juga manusia biasa kali Del," balas Alea malas.

"Lo ngapain nyamperin gue?" tanya Dela begitu melihat Rafi memasuki kelasnya diikuti Feri dan Ihsan.

"Ye siapa juga yang mau nyamperin lo? Orang gue mau ketemu Alea."

Bibir Dela mengerucut, yang merasa terpanggil akhirnya mendongak.

"Ada apa lo kesini?"

"Nggak papa. Pengen ketemu lo aja."

"Del, Dela!"

Dela tersentak.

"Ini Rafi ngajakin ke kantin. Ayok!" Alea bersiap menggandeng tangan Dela tetapi mendapat penolakan.

"Ah, gue males rame Al. Lagi ga laper juga. Lo aja yang ke kantin," ujarnya.

"Yaaah ini kelas kenapa panas amat dahh? AC napa AC!" kisruh Feri yang sebenarnya entah paham situasi atau tidak.

"Elah, kita itu harus hemat energi. Lo nggak paham ya materi barusan kalo bumi kita lagi krisis?" timpal Ihsan.

Sedangkan Feri masih menahan untuk tidak menggetok kepala sahabatnya itu. Otaknya terlampau encer sampai luber kemana-mana.

"Nggak jelas lo," sewot Dela.

"Eh Dela, jadi orang jangan galak-galak kek. Pantesan aja Rafi lebih milih Alea," ujar Feri enteng yang kini mendapat sorotan tajam dari tiga orang bersahabat itu. Kemudian berakhir dengan sentilan keras di kepala Feri, tentu saja oleh Rafi. Ihsan? Sepertinya dia masih sibuk memikirkan krisis bumi.

"Em, mau nitip sesuatu?" tawar Alea.

"Enggak deh. Makasih."

Alea mengangguk, kemudian berlalu diikuti Feri dan Ihsan. Rafi berbalik sebelum melangkah lebih jauh, mendekati Dela.

"Jangan telat makan. Kalo lo males rame, ntar biar gue beliin," ucap Rafi kemudian kembali melangkah. Dela tersenyum mendapat perlakuan seperti ini dari Rafi.

Suasana kantin memang sudah ramai oleh anak-anak SMA Airlangga. Hampir semua tempat duduk sudah terisi. Menyisakan satu tempat di pojok kantin. Mau tidak mau mereka berarak menuju ke sana.

"Kamu mau makan apa Al?" tanya Rafi ketika mereka sudah mendudukkan diri.

"Aku samain kalian aja deh."

"Oke kalo gitu soto 2, es teh 2," ujar Rafi.

"Gue juga samain."

"Gue juga."

"Lah, gue juga gue juga. Kalo gini siapa yang pesen bambank?" celetuk Rafi.

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang