Pukul tujuh di SMA Airlangga. Riuh para siswa masih menggema hampir di semua sudut sekolah. Masih ada 15 menit lagi sebelum bel masuk berbunyi. Di sebuah koridor, gerombolan siswa bagaikan kerumunan semut yang mendapat setumpuk makanan. Sangat ramai. Mata mereka juga tidak terlepas dari papan pengumuman yang tampaknya menjadi penyebab mereka berkerumun.
Di sudut lain, seorang siswi memasuki gerbang sekolah dengan berlari. Sesekali dia melihat sebuah jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. 07.02.
Alea baru saja bersyukur karena tidak terlambat. Pagi tadi Rafi lupa mengabari bahwa dia tidak bisa berangkat bersamanya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 06.47. Alhasil, dia harus berangkat menggunakan ojek online.
Ooh dia orangnya.
Murid baru udah bikin masalah aja.
Gila aja tu orang. Urusannya sama murid yang suka bikin masalah.
Masih banyak lagi bisikan-bisikan dari para siswa. Alea yang masih mengatur napas setelah berlari, terusik dengan tingkah murid SMA Airlangga pagi itu. Berbagai macam cuitan mengudara begitu saja. Bukan saja tatapan yang mereka layangkan, tetapi juga tentang siapa yang mereka bicarakan.
Alea memilih abai dan melanjutkan langkahnya. Setibanya di koridor kelas IPA, dia kembali terheran dengan gerombolan siswa yang mengerumuni papan pengumuman. Beberapa orang di sana juga mulai memberikan tatapan sinis. Sampai akhirnya, ada seseorang yang memaki dirinya.
“Oh elo murid baru yang udah berani bikin skandal? Dasar nggak tahu malu!”
Alea mengernyit bingung.
“Pengen populer tapi caranya kotor!”
Siswa lain mulai menimpali.
“Nggak pernah diajarin tata krama kali sama orang tuanya!”
Huuuu
Skandal skandal!
Diobral diobral!
Huuuu
Entah mengapa hatinya perih. Padahal, dia sendiri tidak tahu letak kesalahannya. Skandal?
Alea menepis beberapa orang yang menghalangi jalannya untuk melihat papan pengumuman. Alea mengerjabkan matanya beberapa kali, guna memastikan bahwa penglihatannya tidak salah. Namun, sesaat kemudian mulutnya ternganga. Menunjukkan bahwa dia benar-benar terkejut atas apa yang dilihatnya.
Foto Alea dan Arta ketika di UKS terpampang nyata di papan itu. Entah sang pengambil gambar yang pandai menentukan sudut jepretannya atau sudah ditambahkan dengan fitur edit. Nyatanya, siapapun yang melihat gambar itu, bukan hal positif yang pertama kali melintas di pikirannya. Terbukti para siswa yang langsung memaki dirinya tanpa bertanya.
Alea merobek foto yang tertempel itu dengan kasar. Dadanya bergemuruh dan matanya mulai memanas. Pandangannya mengabur dan cairan bening meluruh begitu saja. Sampai akhirnya, Dela membawanya menepi dari tempat yang sempat mengintimidasinya.
📜📜📜
Brukk
Suara tubuh seseorang beradu dengan kerasnya fondasi rooftop sekolah. Sang empu meringis dan menyorot pelaku dengan tajam.
“Ngapain lo pake masker?! Malu lo!?”
Laki-laki beriris karamel itu melepas paksa masker yang menutupi sebagian wajah seseorang yang ingin dihabisinya.
“Mau lo apa sih?!” Cowok yang masih beradu dengan lantai itu bertanya.
“Kurang ajar!”
Bugh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Found You
Fiksi RemajaFOLLOW DULU, SEBELUM BACA. SALAM, BISA HEBAT TANPA MENJADI PLAGIAT. Lembar-lembar ini bercerita tentang Arta yang merindukan kehidupan bahagia, karena kini segala skenario buruk seolah ditimpakan padanya. Sampai akhirnya, dia dipertemukan dengan Ale...