Empat belas hari, waktu Rafi untuk Alea benar-benar penuh. Selama itu, Rafi tak pernah sedikit pun lalai dari Alea. Dia tahu, sahabat yang notabenenya adalah seseorang yang dicintainya sedang tidak baik-baik saja. Mengingat insiden dua minggu lalu benar-benar membuat Alea terpuruk.
Rafi tahu maksud Alea baik, agar dia dan Arta bisa mengikuti kompetisi bergengsi tingkat SMA. Rafi tahu, Alea sangat suka bidang kajian dan penelitian. Hanya saja entah mengapa, ternyata Arta tak menginginkannya. Seolah bukan Arta, yang mana dia selalu menjadi siswa paling aktif dalam bidang yang satu ini. Arta punya alasan tersendiri, membuat Rafi bersyukur karena Alea tak harus berhubungan dengannya. Bukan tentang perasaannya, tetapi hal lain.
Setelah perkelahian Arta dan Rafi dua minggu lalu, Alea memilih menyerah. Alea tak lagi mengejar dan membujuk Arta. Dia sendiri yakin bahwa masih banyak kesempatan lain yang bisa didapatkan.
Bel pulang sekolah sudah terdengar. Rafi sudah duduk manis di kursi depan kelas XI IPA 2. Jam terakhir di kelasnya kosong, jadi bisa keluar lebih cepat. Tak lama kemudian, guru pengampu di kelas itu keluar. Disusul murid-murid yang mulai berhamburan.
Alea mengedarkan pandangan, menyapu seluruh siswa yang berduyun-duyun keluar kelas. Dia sedikit kaget melihat Rafi yang kini memandanginya.
“Raf, kok udah di sini aja?”
“Iya, jam terakhir kosong. Jadinya bisa cepet.”
Alea ber-oh tanpa suara.
“Mau pulang sekarang?” tawar Alea.
“Nanti dulu deh. Parkiran pasti juga masih rame. Duduk sini dulu.” Rafi menepuk bangku kosong di sebelahnya. Alea menurut.
“Eh iya, Dela beneran nggak masuk hari ini. Dari tadi aku telepon juga nggak diangkat.”
Rafi mengernyit.
“Akhir-akhir ini katanya dia sibuk sama komunitasnya. Tapi aku nggak tahu pasti kenapa dia sampe nggak masuk,” tutur Rafi.
“Apa aku coba telepon lagi aja ya?” Alea meminta pendapat laki-laki di sampingnya. Rafi mengangguk sebagai jawaban.
DelaMaheswari
Ringing
Halo
Loudspeaker
Halo Del. Lo kemana sih kok nggak masuk? Lo baik-baik aja kan? Gue sama Rafi ke rumah lo ya?
Nggak usah. Gue nggak papa. Lagi di rumah oma, oma sakit.
Jawaban dari seberang sana terdengar malas.
Del—
Tuut
Sambungan diputus sepihak. Alea dan Rafi saling menatap. Heran.
“Nggak papa. Mungkin dia emang lagi sibuk,” ucap Rafi positive thinking. Alea mengangguk.
“Besok weekend, hari ini kita jalan-jalan yuk. Mau?” Ajakan Rafi sukses membuat senyum Alea terbit.
“Mau kemana?” tanya Alea antusias.
“Terserah Ibu Menteri maunya kemana. Kapten bakal nemenin,” seru Rafi sambil merangkul bahu Alea.
“Siap, Kapten!” Alea kegirangan.
Rafi mengusak pucuk kepala Alea gemas.
📜📜📜
Di sudut lain, seorang laki-laki menatap kepergian dua orang sahabat itu. Arta.
Apa kamu beneran menyerah Al?
KAMU SEDANG MEMBACA
Found You
Teen FictionFOLLOW DULU, SEBELUM BACA. SALAM, BISA HEBAT TANPA MENJADI PLAGIAT. Lembar-lembar ini bercerita tentang Arta yang merindukan kehidupan bahagia, karena kini segala skenario buruk seolah ditimpakan padanya. Sampai akhirnya, dia dipertemukan dengan Ale...