Mengapa semesta seolah-olah sedang mempermainkan ku, di saat melupakan mu hanya tersisa 1%
🖤🖤🖤
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu. Tapi koridor nampak masih ramai di penuhi oleh para siswa.
Siang ini hujan kembali turun membasahi bumi, membuat para siswa yang ingin pulang menjadi tertunda.
"Pake hujan lagi." Allura menoleh saat mendengar suara Resha.
"Lo pulang sama siapa?"
"Dijemput nyokap gue." Sahut Resha sembari menatap hujan.
"Tumben lo di jemput?" Allura mengerutkan dahinya heran, karena Resha lebih suka membawa kendaraan sendiri.
"Nyokap gue minta di temenin belanja, jadinya gue disuruh gak bawa motor."
Allura mengangguk saat mendengar penjelasan Resha.
Alvi dan Rena sepertinya belum pulang, karena masih ada ekstrakurikuler yang harus mereka ikuti.
Jika membicarakan soal ekstrakurikuler.
Alvi mengikuti ekstrakurikuler tarian tradisional, Rena mengikuti paskibra, Allura mengikuti Jurnalis, dan Resha lebih memilih OSB.
OSB? Ya OSB adalah ekstrakurikuler baru di sekolah mereka atau lebih tepatnya (Organisasi Siswa Biasa).
Jika kalian bertanya kenapa Resha memilih OSB jawabannya adalah karena dirinya malas untuk mengikuti kegiatan yang membuat nya lelah.
Katanya dirinya lebih memilih OSB dan menjadi kaum rebahan yang akan membuat perubahan besar di kemudian hari.
Aneh? Ya itulah Resha.
"Ra gue denger katanya Abiyan masuk di kelas sebelah."
Allura menatap Resha menunggu kelanjutan dari ucapan gadis itu. "Dia masuk di XII IPA 2, pindahan dari Bandung."
Allura hanya diam saat mendengar ucapan Resha, dirinya tidak tau harus merespon apa saat ini.
Dirinya masih syok akan kehadiran Abiyan yang tiba-tiba dalam hidupnya.
Mengapa disaat dirinya sudah mulai terbiasa tanpa kehadiran Abiyan, justru semesta kembali mempertemukan mereka.
"Ra, gue duluan ya nyokap gue udah di depan."
Kini koridor mulai lenggang saat hujan mulai reda. Para siswa yang tadinya memenuhi koridor mulai berlarian menuju kendaraan mereka masing-masing.
"Kenapa hujan selalu turun di saat yang gak tepat sih." Gumam Allura yang masih menatap hujan.
"Kenapa kamu menyalahkan hujan?" Allura menatap sekilas orang yang ada di sampingnya saat ini.
Dirinya masih belum bisa menerima kembali kehadiran orang yang pernah mengisi hatinya.
Abiyan menatap wajah gadis itu dari samping. "Kamu udah gak suka lagi sama hujan Lu?"
"Bukan urusan lo juga kan."
Abiyan terdiam. Baginya Allura masih sama seperti dulu, sebelum dirinya pergi tanpa kejelasan untuk gadis itu.
"Lu."
"Lo mau apa lagi sih. Setelah lo pergi gitu aja gak ada kejelasan kenapa lo harus balik lagi?" Allura menatap mata Abiyan.
Tatapan yang selalu sama, dari dulu hingga sekarang tatapan itu tidak pernah berubah. Nyatanya Abiyan tetap menatapnya dengan sorot lembut yang penuh akan kerinduan.
"Maaf Lu. Aku tau aku salah, aku minta maaf. Tapi plis dengerin penjelasan aku dulu Lu."
"Gak ada lagi yang perlu di jelasin. Semenjak lo pergi gue udah gak mau tau apa-apa lagi tentang lo."
Abiyan menghela nafas. Dirinya tau gadis yang ada di hadapannya saat ini sangat kecewa padanya, dirinya juga sadar jika semua ini adalah kesalahannya. Bahkan tatapan gadis itu pun telah berubah, kini hanya tatapan penuh luka yang gadis itu tunjukkan padanya.
Bukan lagi tatapan lembut yang selalu meneduhkan hatinya.
Tapi dirinya akan memperbaiki semuanya lagi bersama Allura. Gadis yang pernah mengisi hatinya, dan dirinya berjanji tidak akan melepaskan Allura lagi.
"Kamu gak pulang Lu?" Allura menghiraukan ucapan Abiyan.
Dirinya sedang berusaha mengendalikan perasaan yang sudah lama dirinya kubur.
"Bukan urusan lo."
"Kamu gak bawa mobil. Mobil kamu kemana? Pulang bareng aku aja ya."
Allura menghela nafas saat mendengar pertanyaan beruntun Abiyan. "Bukan urusan lo dan gak usah sok peduli sama gue."
Kini dirinya memperhatikan sekitarnya yang mulai sepi menyisakan dirinya dan Abiyan yang kini sedang memperhatikannya.
Allura hanya melirik Abiyan saat dirinya mendengar helaan nafas. Abiyan berlari menembus rintik hujan yang kembali deras.
Allura hanya menatap ponselnya dan kembali menghela nafas saat dirinya kembali di cancel.
Mungkin karena hujan sehingga dirinya susah untuk mendapatkan taksi.
🖤🖤🖤
Dirinya ingin menunggu Rena dan Vira, tapi sepertinya mereka masih lama. Ditambah lagi saat ini anak tarian tradisional sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba antar provinsi.
Sedangkan Rena sudah pasti akan pulang malam. Karena memang anak paskibra akan pulang selepas shalat Maghrib.
Allura mengangkat kepalanya saat dirinya melihat sepasang sepatu berada di hadapannya.
Allura hanya menatap datar Abiyan, yang sedang tersenyum kearahnya.
"Aku antar ya Lu. Percuma juga kan kamu pesen taksi, hujan kayak gini pasti bakal susah buat dapet taksi."
Allura diam cukup lama, dirinya ragu untuk menerima tawaran Abiyan. Tapi dirinya sangat ingin pulang dan segera mengistirahatkan tubuh nya.
🖤🖤🖤
Hehey.....
Buat nemenin malam minggu kalian nih 😴
Jangan lupa vote ya guys😊
Yang kritik monggo di persilahkan
Jangan lupa follow Instagram aku juga ya💕💕
Happy reading 🤗
Instagram @arnumw
KAMU SEDANG MEMBACA
the way you hurt me (ON GOING)
Teen Fiction'Kamu tau jika menunggu tanpa adanya kepastian itu melelahkan? Lalu mengapa kamu membuatku menunggu jika dirimu sendiri pergi.' ~Allura Ciara~ 'Maaf jika membuatmu menunggu selama ini, tapi nyatanya semesta mempertemukan kita untuk tidak saling memi...