10. Brengsek

45 5 0
                                    

Aku tau semuanya. Bahkan bagaimana cara kamu meninggalkan nya dan menorehkan luka yang bahkan belum mengering.

🖤🖤🖤

"Pagi."  Allura tersenyum saat Abiyan menyapanya.

Setelah acara makan malam Minggu lalu kini, hubungan mereka menjadi semakin dekat meskipun belum ada kejelasan di antara mereka.

"Kamu udah makan?" Tanya Abiyan.

"Udah kok." Abiyan mengacak gemas rambut Allura.

"Jalan sekarang yuk." Allura mengangguk lucu setelah Abiyan memasang kan helm.

Angin pagi sepoi sepoi berhembus pelan menerpa wajah mereka. Senyum manis tak sedikit pun luntur dari keduanya, mereka sama sama menikmati momen saat ini.

Momen dimana semunya terasa sama seperti dulu. Allura bahagia karena perlahan semuanya berjalan seperti semestinya.

Mereka kembali bersama tanpa adanya kecanggungan.

🖤🖤🖤

Sekolah terlihat ramai saat Abiyan menghentikan motornya di parkiran sekolah. Terlihat beberapa siswa yang juga baru saja datang padahal bel akan berbunyi lima menit lagi.

Kebiasaan para siswa siswi di Indonesia yang memang susah di hilangkan. Datang ke sekolah saat gerbang akan di tutup.

"Bi, kamu duluan aja aku mau ke ruang jurnalis dulu." Ujar Allura setelah memberikan helm.

Abiyan hanya tersenyum dan mengelus pelan surai Allura.

Allura melangkah riang melewati koridor dan lorong kelas yang nampak ramai menuju ruang jurnalis. Berhubung ini hari Jumat sehingga banyak siswa siswi yang masih berkeliaran di luar kelas.

Hari Jumat menjadi hari favorit di SMA Cakrawala selain hari Sabtu. Karena sudah menjadi kebiasaan di SMA Cakrawala jika setiap Jumat pagi akan diadakan senam bersama, isusul dengan kerja bakti.

Allura memasuki ruang Jurnalis dan hanya ada beberapa orang di dalamnya.

"Rin bahan Mading nya gue taro sini ya." Ujar Allura pada salah satu teman jurnalis nya.

Ucapan Allura hanya di balas acungan jempol.

Setelah itu Allura keluar dan menuju kelasnya, dengan senyum manis yang memperlihatkan kedua lesung pipinya. Rambut kecoklatan sebahunya pun bergerak mengikuti langkah riang Allura. Bahkan mata coklat terang seperti madu itu pun tak hentinya menampakkan keceriaan pagi ini.

"Rena!" Allura berlari pelan saat melihat Rena yang berjalan berlawanan arah dengan nya.

"Dari mana lo?"

"Biasa ruang Jurnalis. Lo emang baru dateng Ren? Bel kan udah dari tadi." Tanya Allura bingung.

"Gue dari perpus ketemu Bu Gita tadi."

"Lo jadi ikut Olimpiade itu?"

Rena hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Allura.

Di antara mereka berempat Rena,Vira,Resha, dan Allura hanya Rena lah yang memiliki otak di atas rata rata. Apa lagi masalah rumus dan sains, bukan berarti Resha, Vira, dan Allura ini bodoh mereka juga bisa jika di suruh mengerjakan soal soal, hanya saja otak yang mereka miliki tidak sehebat Rena.

"Ya udah yuk ke kelas, bentar lagi di suruh kumpul tu di lapangan." Allura menggandeng tangan Rena menaiki tangga menuju kelas mereka yang berada di lantai dua.

🖤🖤🖤

"Gila panas banget." Seru Alvi sambil mengipasi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

the way you hurt me (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang