14. Fakta Menyakitkan

63 6 3
                                    

Kamu adalah cerita indah yang belum sempat termiliki tetapi sudah pergi.

🖤🖤🖤

Darpa tak habis pikir dengan jalan pikiran Abiyan. Laki laki bodoh itu terlalu pengecut untuk mempertegas perasaannya.

Bisa bisanya ia menggenggam seseorang di saat hatinya masih menjadi milik orang lain.

"Lo gak bisa kayak gini terus Yan." Darpa mulai membuka suara setelah sedari tadi ia diam dan mendengarkan mereka.

"Ya terus gue harus gimana." Tanya Abiyan lelah.

"Ya lo putusin Nela dong kalo lo emang bener bener masih sayang sama Allura." Ujar Raka.

"Gak segampang itu. Lo pada ngerti gak sih apa yang gue omongin dari tadi. Gue gak bisa mutusin Nela." Erang Abiyan.

Darpa terkekeh sinis. "Lo emang bener bener brengsek Yan. Kalo lo gak bisa mutusin cewek lo ya lo tinggalin Allura." Ujar Darpa.

"Lo kenapa sih. Dari tadi ngomong itu terus, apa jangan jangan lo suka sama Allura." Tuduh Abiyan tajam.

"Jaga omongan lo. Gue ngomong gini karena gue peduli sama lo, Allura, dan Nela. Gue gak mau lo jadi cowok brengsek kayak gini."

Darpa tak terima saat dirinya dituduh seperti itu, ia hanya tak ingin mereka merasakan sakit dari keegoisan Abiyan.

Abiyan menepis kasar tangan Darpa yang sejak tadi terus menunjuk dirinya. "Kalo lo emang suka sama Allura bilang aja. Gak usah munafik kayak gini bangsat."

Raka dan Aldo melerai keduanya yang semakin tak terkendali.

"Udah njing. Apa apaan sih lo pada, cuma gara gara cewek jadi ribut kayak gini." Bentak Aldo.

"Lagian lo juga kenapa sih Yan. Kalo lo emang gak bisa lepasin Nela ya jangan deketin Allura lagi." Ujar Raka.

Darpa berontak dari cekalan Raka dan kembali menunjuk Abiyan. "Kasih tau temen lo yang idiot itu." Setelah nya ia melenggang pergi.

Arrrrgggggg bangsat.

🖤🖤🖤

Bruk

"Eh sorry."

Darpa memungut buku buku yang jatuh karena ulahnya. Ia heran dengan gadis yang ada di hadapannya saat ini sudah tau jika tubuhnya terbilang mungil, tapi mengapa gadis ini sangat suka membawa buku paket yang berat seperti ini.

"Badan lo kecil Ra ngapain sih bawa barang yang melebihi kapasitas lo."

Allura hanya tertawa. "Biasalah Bu Sri, paling hobi ngerjain gue emang."

"Gue bantuin." Ucap Darpa

Mereka jalan beriringan menyusuri koridor kelas yang sepi karena KBM sedang berlangsung. Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang menyelimuti keduanya.

Allura bingung harus memulai percakapan dari mana, karena Darpa tidak seperti Aldo dan Raka yang cerewet, Darpa terlalu dingin.

"Emm Abiyan masuk gak." Akhirnya setelah mengumpulkan segala keberanian ia mulai percakapan.

"Lo kan ceweknya, kenapa malah nanya ke gue."

"Kita gak pacaran." Darpa melirik Allura yang pandangan nya terus saja terfokus ke depan.

"Masuk." Jawab Darpa cuek.

"Lo ngapain di luar?" Tanya Allura.

"Dari toilet." Allura hanya mengangguk meskipun ia yakin jika Darpa tak melihat nya sedari tadi.

the way you hurt me (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang