6. Belum Saatnya

27 4 0
                                    

Kita emang gak pernah ngerasain ada di posisi lo. Tapi kita pernah ngerasain ada di posisi dia dimana kita merasa di istimewa kan, tapi nyatanya kita juga orang yang di duakan.

🖤🖤🖤

Kelas XII IPA 2 nampak ricuh, padahal bel masuk sudah bunyi sejak 10 menit yang lalu.
Jam pelajaran yang kosong membuat kelas benar benar tidak kondusif, di tambah ketua kelas yang hanya diam dan sibuk berkumpul di pojokkan kelas dengan ponsel mode landscape.

"PR lo udah?"

Abiyan memutar bola matanya saat ia melihat Raka yang baru saja sampai di kelas, dan sudah heboh menanyakan PR.

Untung saja saat ini guru yang seharusnya mengisi mata pelajaran sedang berhalangan hadir.

"Yan PR lo udah belum sih njir?" Abiyan menatap sinis Raka, namun begitu ia tetap mengeluarkan bukunya dari dalam laci.

"Lo berdua kagak ngerjain apa?" Tanya Raka yang kini mulai fokus pada bukunya.

"Udah lah emang lo hobi banget datengnya telat." Ujar Aldo yang masih fokus pada ponselnya.

"Ah bangsat kalah mulu gue." Seru Darpa.

🖤🖤🖤

Tatapan Abiyan tak lepas dari sekelompok gadis yang sedang menikmati makanan nya. Dirinya sedari tadi terus memperhatikan gerak gerik Allura.

"Gak gitu juga liatnya, loncat tu mata lo." Darpa hanya menggeleng kan kepalanya saat Abiyan nampak acuh dan mengindahkan ucapannya.

"Orang bucin mah bebas."

"Kalo bucin nya sama satu orang sih gak papa, lah ini dua sekaligus di baperin. Anjing gak tuh."

Jleb

Kata kata Aldo begitu menohok hatinya.

"Mampus. Aldo kalo ngomong emang paling ngejleb." Raka dan Darpa terbahak saat mendengar ucapan Aldo dan melihat mimik wajah Abiyan yang nampak tak enak.

"Apaan sih lo." Sinis Abiyan.

"Lah kok ngamok."

"Tapi emang bener yang di omongin si Aldo. Kalo lo gak terima ya lepasin salah satunya lah." Ujar Raka.

Darpa hanya diam dan memperhatikan mereka, dirinya tak ingin membuka suara dan semakin memperkeruh suasana. Jika dirinya ikut membuka suara ia yakin akan terjadi perdebatan.

"Lo semua gak bakalan tau apa yang gue rasain." Tutur Abiyan tajam.

"Kita emang gak ngerasain apa yang lo rasain saat ini. Karena kita bukan cowok brengsek kayak lo." Aldo pergi setelah mengucapkan kata yang begitu menohok Abiyan.

Abiyan hanya menghela nafas dan kembali menatap Allura yang sedang tertawa.

🖤🖤🖤

Bel pulang sudah bunyi sejak tadi, suasana sekolah pun nampak mulai sepi. Hanya tersisa segelintir orang yang masih mengikuti ekskul atau bahkan hanya sekedar nongkrong di kantin dan di taman.

Parkiran juga terlihat mulai lenggang, hanya tersisa beberapa motor siswa yang mungkin masih ada di dalam sekolah.

"Lu." Allura tersenyum saat melihat Abiyan yang berdiri di samping motor nya.

"Udah selesai?" Allura hanya mengangguk menanggapi Abiyan.

Kini motor Abiyan telah keluar dari halaman sekolah dan membelah jalanan kota yang sedikit lenggang.

"Lu."

Allura mendekatkan tubuhnya untuk mendengar lebih jelas apa yang Abiyan katakan.

"Kita makan dulu yuk."

"Tapi aku mau makan ketoprak di tempat yang biasa Bi." Teriak Allura agar suaranya tidak tersamar kan angin.

"Siap tuan putri." teriak Abiyan tak kalah keras.

Allura terkekeh geli dan semakin mengeratkan pelukannya.

🖤🖤🖤

Allura bersenandung kecil dan menggoyang kan kedua kakinya.

Dirinya sedang menunggu ketoprak yang sedang di pesankan Abiyan. Dirinya memperhatikan beberapa orang yang sedang berjalan maupun duduk menikmati indahnya danau.

Saat ini mereka sedang ada di taman, tempat favorit ia dan Abiyan menghabiskan waktu bersama.

Dirinya tersenyum saat melihat Abiyan membawa piring berisikan ketoprak kesukaannya.

"Makasih Bi." Ia tersenyum saat Abiyan mengacak pelan pucuk kepalanya.

"Pelan pelan makannya." Allura tersenyum tipis saat Abiyan mengusap pelan sudut bibirnya.

Mata Allura membulat lebar saat dirinya melihat sosok yang tak asing di matanya.

Dirinya meletakkan piring ketoprak nya dengan kasar yang membuat Abiyan bingung. Dengan sekuat tenaga ia berlari ke tengah jalan dan menarik tangan anak kecil yang ingin mengambil bolanya.

"Woi hati hati dong lo." Allura bernafas lega saat dirinya berhasil menyelamatkan anak ini.

"Kenzo." Gumam Abiyan.

Terlihat seorang gadis berlari menghampiri Allura dan Kenzo. Ya, ternyata anak kecil yang Allura selamatkan adalah Kenzo. Anak yang sempat menabraknya di supermarket tempo hari.

"Kenapa bisa mereka saling kenal." Abiyan berkata pelan kepada dirinya sendiri.

Disana terlihat Neala yang datang menghampiri Kenzo dan Allura.

Dirinya bingung. Apa yang harus dirinya lakukan sekarang. Ini belum saatnya, dirinya belum siap jika semua harus terbongkar.

🖤🖤🖤

Huhuhu akhirnya bisa up lagi🤧

Berhubung sekarang udah mulai aktif kuliah lagi jadi kayaknya aku gak bisa sering up deh.

Buat yang masih stay di lapak ini thanks banget ya😊

Makasih juga untuk support nya😘

Jangan lupa untuk follow akun ini yes

Happy reading 🤗

Follow Instagram
@arnumw

the way you hurt me (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang