16. Cantik

22 3 0
                                    

Cantik itu nggak harus ada karena pengakuan orang lain, kamu hanya perlu yakinkan diri kamu sendiri kalau kamu itu emang cantik.

🖤🖤🖤

Pagi itu sekolah digemparkan dengan beredarnya video penyataan cinta dari cewek cupu di SMA Invertta. Banyak respon dan cibiran yang Allura dengar pagi itu, ya setelah seminggu tak menampakkan dirinya, kini Allura mulai menjalani rutinitasnya sebagai anak sekolah.

Vanna, gadis cupu itu menatap ramainya sekolah yang diisi  cibiran, ejekan, dan hinaan pada dirinya. Ia bingung kenapa video itu bisa beredar, ia hanya mampu diam di balik pohon rindang yang melindungi tubuh kecilnya dari orang orang berhati batu.

Dari kejauhan, dirinya melihat orang yang selalu menjadi alasannya untuk tetap datang ke sekolah. Tidak peduli dirinya memiliki teman atau tidak, tidak peduli dirinya akan tetap dikucilkan atau tidak, ia akan tetap ke sekolah hanya untuk melihat Zidan, lebih tepatnya Zidan Nugraha ketua Dewan Ambalan Pramuka di sekolahnya.

Awal kedekatan mereka yang tak pernah Vanna sangka sebelumnya, membuat Vanna merasa di hargai keberadaannya. Dan sejak saat itu ia mulai menyukai Zidan, memiliki paras tampan, prestasi, dan sikap nya yang ramah membuat Vanna semakin menyukai sosok Zidan.

"Ini ni yang suka sama kak Zidan." Vanna sudah disuguhi teriakan dan ejekan saat menginjakkan kakinya di kelas.

Setelah mengumpulkan semua keberaniannya, ia memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyiannya dan menghadapi cibiran orang orang.

"Udah jelek cupu lagi, sadar diri dong kalau mau suka orang."

Huuuuuu

Kelas semakin riuh saat salah satu tema kelasnya mengejeknya. "Biasa cewek kayak gitu kan emang nggak tau diri, di tolongin pas lagi jatuh aja langsung suka."

Huuuuuu

Vanna semakin menunduk saat mendengar kata kata Putri, ia tidak menyangka jika Putri setega itu mengatai dirinya. Ia pikir Putri memang sahabatnya, tapi ternyata ia salah Putri tidak pernah menganggapnya sahabat, jangankan sahabat mungkin menganggapnya teman saja rasanya tidak mungkin.

"Terus apa lagi Put yang sering di ceritain si cupu ke lo?" Tanya Elsa penasaran.

"Asal lo semua tau si cupu ini selalu ngehalu bisa jadi ceweknya kak Zidan, bahkan dia selalu stalking kak Zidan dan nyari tau apapun yang di suka kak Zidan dari medsosnya. Lebih parahnya lagi dia selalu ngikutin dan ngeliatin kak Zidan kalau lagi latihan."

"Dih udah kayak penguntit aja lo Pu." Ejek Erin.

Kelas semakin riuh saat mendengar perkataan Putri yang memang benar adanya. Tapi apa salah jika ia melakukan semua itu?

Bukankah itu hal wajar yang dilakukan setiap orang yang sedang merasakan jatuh cinta?

Vanna tersentak saat mejanya di gebrak secara tiba tiba. "Jadi orang tu tau diri lah, udah tau lo jelek, cupu, ngapain sih pake suka sama kak Zidan. Ngerasa cantik banget lo."

Vanna hanya diam dan menangis saat dirinya dijambak, dari banyaknya teman teman yang ada di kelas kenapa tidak ada satupun dari mereka yang membela ataupun membantunya.

Dirinya lupa, jika selama ini ia tidak pernah memiliki teman bahkan kehadirannya pun tidak pernah diharapkan.

"Lo semua gila ya!!" Teriak Resha marah.

Rena dan Allura membantu Vanna yang rambutnya masih di genggam kuat oleh Elsa.

"Goblok banget lo jadi orang. Bisa bisanya lo gituin si Vanna, salah apa sih dia sama lo pada? Jawab gue dia salah apa lo semua ha, jawab gue bangsat." Teriak Alvi tak habis pikir.

"Apaan sih lo gak jelas banget."

"Lo yang gak jelas bangsat."

"Apasih Sha, gak usah sok jadi pahlawan deh." Marah Elsa saat dirinya di dorong Resha.

"Gue sok pahlawan, lo yang sok berkuasa disini. Maksud lo apa jambak jambak sama marahin Vanna kayak gitu?" Telunjuk Resha semakin kuat menunjuk Elsa yang tidak memiliki rasa bersalah.

Elsa mendorong Resha tak terima. "Gue gak suka kalau si cupu ini suka sama kak Zidan."

"Hak lo apa ngelarang Vanna untuk suka sama kak Zidan, lo pikir lo siapa ha?" Teriak Resha.

"Ya harusnya dia nyadar diri dong, dia itu siapa kak Zidan siapa, dia itu gak pantes buat kak Zidan. Udah cupu, jelek lagi apasih yang mau kak Zidan lihat dari dia?" Ejek Elsa.

"Elsa." Elsa menaikan sebelah alisnya seolah bertanya kenapa.

"Lo tau semua kata kata yang lo ucapin itu jahat banget, nggak seharusnya lo ngomong gitu ke Vanna. Lo gak suka kalau Vanna ngungkapin perasaannya ke kak Zidan, bukan berarti lo bisa menghakimi Vanna kayak gitu."

"Lo juga Put, apa harus lo perlakuin Vanna kayak gini? Lo temennya Vanna, tapi dengan teganya lo giniin dia." Rena menatap Putri yang hanya diam saja melihat pertengkaran antara Elsa dan kedua sahabatnya.

"Sejak awal gue gak pernah anggap dia temen." 

"Busuk banget lo." Sinis Alvi yang tak habis pikir ada manusia modelan seperti Putri, amarahnya semakin memuncak saat mendengar tangisan pelan Vanna.

Kenapa di bumi harus ada manusia manusia jahat dan tak berhati seperti mereka, bahkan saat Vanna di rundung pun teman sekelasnya tak ada satupun yang menolongnya.

Mengapa alam raya harus sejahat ini pada mereka yang tidak dianggap cantik?

"Lo semua emang gak punya hati ya, kenapa harus sejahat ini ke gue? Apa salah kalau gue suka sama kak Zidan, apa salah kalau gue berharap untuk bisa dapetin kak Zidan?"

"Gue juga manusia, gue juga pengen ngerasain apa yang kalian semua rasain. Apa salah orang cupu dan jelek kayak gue suka sama seseorang? Apa gue emang salah untuk jatuh cinta sama seeorang, kenapa gue sehina itu dimata kalian?"

Hiks

"Kalian selalu ngejek bahkan ngehina gue, kalian gak pernah tau gimana rasanya jadi diri gue, kalian nggak tau gimana bencinya gue sama diri gue sendiri. Gue selalu bersikap baik sama kalian  karena gue mau kalian ngelihat keberadaan gue."

"Tapi emang pada dasarnya orang jelek kayak gue nggak pantes untuk dilihat, dan untuk teman gue kira selama ini gue udah punya teman yang nganggap gue ada, tapi ternyata gue salah. Nyatanya keberadaan gue emang gak pernah terlihat."

Vanna keluar bersama lukanya, kenapa? Kenapa harus jadi cantik dulu agar orang orang bisa melihatnya. Kenapa dunia harus sejahat ini memperlakukannya, apa salahnya, mengapa alam raya tidak seramah dan sehangat pelukan Ayah dan Ibunya, mengapa mereka tega melukai dirinya disaat Ayah dan Ibunya berjuang hanya untuk membahagiakannya.

Apa dirinya memang tidak pantas bahagia? Apa dirinya memang ditakdirkan begini?

Rasanya ia ingin menghilang saja dari semesta, mereka terlalu senang membuat hidupnya menjadi bahan lelucon untuk di tertawakan. Tapi setiap dirinya ingin menyerah, ia selalu terbayang senyum Ayah dan Ibunya.

Tidak, dirinya tidak boleh menyerah hanya karena ejekan mereka semua, dirinya tidak boleh kalah dari orang orang seperti mereka. Karena jika ia memilih menyerah alam raya akan semakin menertawakannya.

🖤🖤🖤

Karena bagian terberat dari hidup ya berdamai dengan diri sendiri

Untuk kalian yang merasa insecure  hanya karena persoalan fisik, untuk kalian yang merasa nggak pantas untuk dimiliki,kalian hebat karena bisa bertahan sampai sekarang.

Kalian hebat karena tetap ngeyakinin diri kalian kalau kalian itu berharga.

Karena kalian cantik, kita semua cantik.

Just be yourself okay?

Jangan lupa follow Instagram aku juga ya💞💞💞

Happy Reading🤗

Instagram  @arnumw

the way you hurt me (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang