5. Supermarket

28 6 35
                                    

Jangan jadi cowok egois yang ingin menggenggam dua hati

🖤🖤🖤

Kamar yang di dominan warna hitam dan abu abu kini terlihat ramai, terdengar suara umpatan dan gelak tawa dari dalam penghuni kamar.

Aldo tak henti hentinya mengeluarkan umpatan saat dirinya kembali kalah dari Raka.

"Ogah gue, lo mainnya curang." Aldo masih tak terima karena dirinya kalah dari Raka.

"Apaan. Lo nya aja yang kagak bisa main, nyalahin orang lagi lo." Ujar Raka santai.

"Halah bacot lo babi." Raka hanya mengedikan bahunya dan tak peduli akan umpatan yang Aldo lontarkan pada dirinya.

"Senyum senyum baek lo." Kini mereka semua menatap Abiyan yang sedang tersenyum menatap layar ponselnya.

"Lo kenapa Yan?"

"Biasalah paling lagi ngebucin." Ujar Darpa yang masih fokus memainkan game yang ada di ponselnya.

Namun yang sedang dibicarakan hanya acuh dan tetap fokus menatap ponselnya. Kini mereka semua sedang di kamar Abiyan, karena malam ini malam minggu jadi mereka semua memutuskan untuk menginap di rumah Abiyan.

"Yan lo lagi chatan sama Allura?" Aldo kaget saat melihat room chat Abiyan yang menampilkan nama Allura dengan emoticon bunga matahari.

"Lo serius Yan?" Darpa tak lagi menatap ponselnya saat mendengar apa yang dikatakan Aldo.

"Lo mau ngajak Allura balikan Yan?" Abiyan hanya diam saat sahabatnya terus mencercanya dengan berbagai pertanyaan.

"Gue gak ngajak Allura balikan."

"Maksud lo apa ogep. Jangan ngaco lo." Ujar Raka.

Abiyan menatap ketiga sahabatnya. "Gue emang gak ngajak Allura balikan, tapi gue mau Allura tetap jadi milik gue dan selalu ada di samping gue." Jelas Abiyan.

"Lo jangan gila anjing. Terus dia gimana?" Darpa tak habis pikir akan jalan pikiran Abiyan saat ini.

Entah apa yang ada di otaknya hingga dirinya bisa berbuat senekat ini, ingin menggenggam dua hati yang jelas tidak akan mungkin.

"Yan kita tau apa alasan sebenarnya lo pergi waktu itu, dan lebih milih ninggalin Allura. Ko gak tau gimana Allura selama setahun ini saat tiba tiba lo pergi ninggalin dia. Dia benar benar terpuruk Yan." Ujar Raka.

Raka, Darpa, Aldo, dan sahabat Allura menjadi saksi bagaimana terpuruk nya gadis itu saat Abiyan tiba tiba pergi tanpa sebab.

Raka menghela napas dan menatap Abiyan. "Yan lo gak bisa kayak gini."

"Gue masih sayang sama Allura."

"Jangan jadi cowok egois Yan. Lo gak bisa genggam dua hati sekaligus, di sini bukan cuma Allura aja yang bakal sakit tapi dia juga." Ujar Aldo. Dirinya ingin menyadarkan temannya yang bodoh ini.

"Gue gak tau, gue juga bingung. Gue cuma mau nikmati waktu gue sama Allura. Untuk saat ini gue gak bisa bohongi diri gue kalau Allura tetap rumah ternyaman untuk gue pulang." Abiyan tau jika dirinya salah, tapi ia benar benar tidak bisa jauh dari gadis itu.

Dirinya telah mencari cara agar bisa  kembali lagi ke kota dimana semua masa kecilnya ada. Dirinya hanya tidak ingin kehilangan gadis itu, gadis yang selalu menjadi tempat yang paling nyaman untuk dirinya melepas lelah.

Dirinya tau ini salah, dan dirinya juga tau jika kini ia sangat egois. Tapi ia tidak ada pilihan lain saat ini.

Untuk tetap menggenggam Allura tanpa ikatan yang jelas.

🖤🖤🖤

Allura masih terjebak dalam dunia mimpinya sampai sinar matahari menyorot permukaan wajahnya yang masih bergelung dengan selimut tebalnya.

Jam di nakas menunjukkan 9 pagi, tapi tak ada tanda tanda ia akan bangun, hanya suara dengkuran halus dan detak jarum jam yang terdengar.

Hingga suara ponsel berdering masuk dan mengganggu tidurnya.

Drrrt drrrt

Matanya mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang memasuki netra coklat terangnya, lalu ia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang mengganggu tidurnya.

Bunda is calling.....

Tak lama setelah menerima telepon dari sang Bunda yang mengatakan akan pulang minggu depan, kini ia kembali merebahkan tubuhnya dan melihat jam di nakas menunjukkan pukul 10 pagi.

Dirinya merenggangkan tubuhnya dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, ia ingin ke Supermarket hari ini karena persediaan camilannya sudah habis.

Tak menunggu waktu lama kini dirinya sudah rapi dengan jeans hitam dan hoodie putihnya, tak lupa juga ia menyemprotkan parfum aroma strawberry kesukaannya.

🖤🖤🖤

Kini Allura sudah di Supermarket, ia tengah sibuk memperhatikan camilan apa saja yang akan di stoknya untuk seminggu ke depan.

"Apa lagi ya" Ia kembali melihat keranjang belanjaannya dan mengecek apa saja yang belum ada.

Bruk

Dirinya melihat anak kecil yang terduduk menangis setelah menabraknya.

KENZO

Seorang gadis menghampiri mereka dan menggendong anak kecil yang tengah menangis sehabis menabrak dirinya.

"Kan udah Kakak bilang jangan lari lari."

"Hiks maaf hiks kak Ney." 

"Sorry ya." Ujar gadis yang saat ini menggendong anak kecil tadi yang masih menangis.

Allura hanya tersenyum dan mengusap kepala anak itu. "Ia nggak papa, tapi lain kali jangan lari lari lagi ya."

Anak itu hanya mengangguk dengan wajah polosnya.

"Kenalin gue Neala." Ujar Neala sambil mengulurkan tangannya.

"Allura."

"Sekali lagi sorry ya, kalau gitu gue duluan."

Setelah mereka pergi Allura memutuskan ke kasir setelah dirinya memastikan tidak ada lagi yang ingin ia ambil.

Tanpa dirinya sadari sedari tadi ada sepasang mata yang memperhatikan interaksi nya dengan Neala.

🖤🖤🖤


Holla balik lagi dong aku.

Habis jatoh dari motor jadi otaknya ikutan ngelag deh buat bikin cerita 😂😂

Sorry kalau part ini rada gak nyambung
Next pasti cerita ini mulai jelas alurnya kemana.

Jangan lupa untuk vote cerita ini

Komen sebanyak banyaknya gess

Happy reading 🤗

Follow Instagram
@arnumw

the way you hurt me (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang