****
Kebahagiaanku hidup sebagai istri seorang CEO perusahaan besar memang sangat sempurna. Aku mendapatkan semua apa yang kuinginkan. Suamiku sangat mencintaiku dan memanjakanku dengan penuh kasih sayang.
"Gomawo Chagiya... Aku selalu bahagia bersamamu" Lirihku
"Aku juga selalu bahagia bersamamu Chagiya" Jawabnya
Sudah 2 tahun kami menjalani rumah tangga, namun cinta dan kemesraan kami tak sedikitpun memudar. Bahkan bisa kami pastikan jika cinta kami justru tumbuh semakin subur dan selalu menyemai bunga indah setiap hari.
Hingga suatu ketika mertuaku menuntut ku untuk segera memberi mereka cucu.
"Eomma, kuasa itu bukan milik kita.. Jangan paksa Ye Rin untuk melakukan hal menyakitkan itu.. Kami baru dua tahun menikah dan ku rasa belum saatnya terlalu khawatir seperti ini" Jelas Jin
"Sudahlah... Aku setuju dengan eomma.. Aku akan mengikuti permintaan eomma.. Aku juga ingin segera menimang buah hati sayang" Jawabku
Aku dan Jin menjalani program kehamilan bersama dokter pilihan orang tua Jin. Dan selama program berbagai treatment dilakukan oleh dokter. Tidak ada treatment yang mudah dilakukan. Semua terasa sulit dan sakit bagiku.
"Sudah sayang... Jangan paksakan lagi... Aku tak bisa melihatmu kesakitan seperti ini" Isak Jin
"Ani... Ini tidak sakit sayang" Jawabku sambil meremas kuat kain pelapis ranjang rumah sakit itu
Aku menjalani terapi tiup rahim dan ini sudah treatment ke delapanku. Setiap treatment Jin selalu mendampingiku dengan setia. Dia melihat setiap air mata yang luruh membasahi alas kepalaku.
Aku selalu menahan untuk tak menangis tapi tak pernah berhasil karena rasanya begitu sakit. Luar biasa sakit. Aku menganggap kesakitan ini sebagai perjuangan untuk membahagiakan orang yang kusayang.
"Saya rasa Seokjin ssi juga harus melakukan pemeriksaan.. Serviks dan rahim Ny Kang sudah sangat sehat.. " Jelas dokter
Hal itu dokter katakan tepat setelah 1 tahun aku melakukan program kehamilan.
"Tak perlu dok.. Putraku sangat sempurna dan pasti dia juga sehat.. " Sahut ibu
Itulah hal yang membuatku tertekan akhir-akhir ini. Ibu selalu menganggap akulah yang tak bisa memiliki keturunan.
Hingga akhirnya aku menyetujui pernikahan kedua Jin dengan seorang wanita. Aku terpaksa menyetujui karena ayah mertuaku sedang sakit keras dan dia sangat bergantung pada ku. Dia hanya mau makan dan minum dari tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE-SHOOT BTS PART 1
FanfictionAkan up disini oneshoot fans fiction Bangtan.. Jadi setiap judul berbeda cerita ya.. Tapi mungkin juga ada yang nyambung karena authornya bikin beberapa season..