Sepasang suami istri tinggal serumah tanpa kedamaian. Setiap hari mereka hanya bertengkar dan bertengkar. Mengapa tak bercerai?? Tak semudah itu, karena bagiku menikah itu hanya sekali seumur hidup. Sedang bagi Jimin mempertahankan aku karena sumpah yang terlanjur dia ucapkan pada mendiang ayahnya.
Aku belajar bertahan dari segala amukan dan sikap buruk suamiku dari ibuku. Ibuku juga sama sepertiku. Bahkan jeritan dan tangisannya selalu terngiang ditelingaku hingga kini walau dia sudah lama meninggalkan aku.
Berawal dari sebuah kisah cinta yang manis dan penuh kasih. Aku menikah dengan pria pilihanku. Selama menjalin kasih sikapnya sungguh manis dan penuh perhatian.
Namun semua berubah setelah usia pernikahan kami memasuki tahun kedua. Rumah tangga yang bagai neraka ini menjadi banyak konfik dan kekerasan baik fisik maupun batin.
"Apa masih tak mengerti juga?? Kau hanya wanita yang kupungut dari jalan. Jangan sok mengatur.. " Bentak Jimin
"Nee... Aku hanya gadis jalanan yang kau pungut. Tapi sekarang aku adalah istrimu.. Apa kau masih tak mengerti juga?? " Mataku tak kalah keras
"Jangan berteriak dihadapanku Kim Jiwon... " Teriak Jimin sambil menampar pipi kananku
"Kenapa hanya satu tamparan?? Biasanya lebih dari itu.. Ayo tampar lagi sampai kau lega.. " Jawabku
Jimin mengangkat lagi tangannya dengan posisi akan menampar, namun dia menurunkan lagi berganti menendangku hingga membuat tulang kering kakiku bengkak seketika.
Jimin pergi dengan amarahnya. Biasanya memang seperti itu. Setelah dia mabuk dia pasti akan pulang dan berganti menghujamku habis.
Walau Jimin kasar dan emosinya tak stabil tapi dia tak pernah main gila dengan perempuan. Dia keluar hanya sebatas mabuk dan setelah itu dia akan pulang.
****
Pipi dan kaku yang lebam kuseka dengan kopresan agar segera membaik. Tak kusangka ditengah keadaanku yang tak baik kakak laki-lakiku datang mampir kerumahku.
Aku berusaha menutupi lebam wajahku dengan rambut. Walau mataku tampak sembab namun setidaknya pipi lebam ku tak terlihat.
"Oppa.. Minum dulu... " Kata ku sambil menaruh sirup orange dimeja
"Ahh terimakasih... Apa suamimu keluar?? " Tanyanya
"Nee.. Dia baru saja keluar.. Sepertinya ada urusan penting" Bohongku
"Pasti dia sangat sibuk mengingat jabatan pentingnya di perusahaan" Kata Namjoon
"Nee oppa.. " Jawabku
Kami mengobrol cukup santai. Dan tak terasa sudah hampir tengah malam.
"Apa tak apa oppa tinggal sendiri sebelum suamimu datang?? " Tanya Namjoon
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE-SHOOT BTS PART 1
FanfictionAkan up disini oneshoot fans fiction Bangtan.. Jadi setiap judul berbeda cerita ya.. Tapi mungkin juga ada yang nyambung karena authornya bikin beberapa season..