chp 5

469 79 0
                                    

Setelah mendapat telfon dari seseorang, Monday langsung lari ke kamarnya. Meninggalkan cucian piring.

"Haduh mama kenapa bisa sakit mendadak gini sih?"

Selesai memberesi barang barang yang akan dibawa, Monday beranjak dengan langkah tergesa gesa.

"Samle-- lo mau kemana?"

Tepat di depan pintu Jay baru pulang dari kuliahnya. Lelaki itu menelisik pakaian Monday yang rapih.

"Pulang..."

Jay memperbaiki letak tasnya. Lalu menatap lekat gadis di hadapannya ini. "Pulang? kok jadi gini sih? lo kemarin bilang takut kalo dipulangin mama?"

"Bukan gitu--"

"Terus nanti gue gimana??"

Sebentar. Monday terdiam mendengar kalimat yang terakhir Jay ucapkan. Tapi dengan cepat dia menggelengkan kepala.

"Aduh mas, saya pulang tuh karena mama saya sakit. Nanti kalo mama udah mendingan, saya bakal balik lagi."

Jay membuang muka. Berjalan kearah kursi di ruang tamu dan melemparkan tasnya asal.

"Oh, yaudah."

Monday menganga sebentar, "oke kalo gitu saya pamit dulu--"

"Bentar."

Langkah gadis itu kembali berhenti. Padahal lagi buru-buru tapi ini mas majikan ngomong terus.

"Iya, apalagi mas?" tanyanya sedikit capek.

Jay menunjuk wajah Monday, "Lo tunggu sini. Jangan kemana mana, gue mau ikut."

"Lah???!"

Karena yang nyuruh si majikan jadi mau nggak mau Monday nurut. Dia duduk di kursi menunggu sekitar sepuluh menit.

"Ini mas beneran mau ikut?"

"Iya lah."

Ternyata Jay keatas ambil kunci mobil, ganti hoodie sama ambil tas selempang ala pria.

"Terus kuliah mas besok gimana?"

Jay mengangkat bahu acuh. "Kuliah gak kuliah, gue udah pinter."

Monday mendengarnya langsung mupeng. Males banget kalau dengar ucapan shombong (pake h)

"Orang sombong pahalanya kopong."

"Lah? ini kopong apaan?"

Dua orang itu tatap tatapan sebelum Monday berseru, "Kosong!"

Dan akhirnya setelah cekcok beberapa menit di depan rumah mereka masuk ke mobil.

"Ini rumahnya di daerah mana?"

"Jakarta utara, jalan A Yani nomor 47."

Jay mencoba meresapi google map disana. Tapi rada bingung, "Mas tinggal lurus nanti di depan sana belok kanan."

"Oke terus?"

Monday mencari kontak sang mama untuk ditelfon. "Nanti ada gang tinggal masuk."

Setelah muter muter akhirnya sampai juga. Dan ternyata rumahnya itu gede gede banget, perkarangan elit kayanya.

"Beneran rumah lo?" Jay rada kaget. Iyalah rumah orang yang kerja sama dia, sama gede sama rumahnya.

Monday menggeleng pelan, "rumah papa."

Iya juga sih. Ah bodoamat lah.

---









aku gabut beneran.

Still Going OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang