chp 17

411 68 2
                                    

Jay membenarkan sweater yang turun dan memperlihatkan bahu mulus milik Monday.

Ceweknya biasa aja karena lagi milih milih make up. Fokus sama dunianya sendiri.

"Mas Jay nanti kupakein masker ya."

Monday mengambil beberapa set masker ke dalam keranjangnya. Terus lanjut milih yang lain.

"Masker? medis?"

"Bukan! ini lho yang buat muka biar fresh."

Dalam hati Jay mau cepet cepet balik karena disana lakinya cuma dia aja. Identik cewek sih.

"Ya terserah."

Cowok itu melihat jam tangannya. Udah jam 2 siang aja. Padahal tadi sampai mall masih jam 11.

"Selesai."

Alhamdulillah. Akhirnya selesai tinggal bayar aja. Keduanya beranjak ke kasirnya.

"Total semuanya jadi dua juta limapuluh tiga ribu."

Monday udah siap mengambil dompet di tas selempangnya tapi mendadak menoleh kearah kartu yang diulurkan Jay ke kasir itu.

"Mas Jay apaan sih?"

"Apaaa? ini mau mas bayar." kata Jay sambil menyingkirkan tangan Monday yang menghalaunya.

"Ih ini tuh make up punya aku!"

Jay mengangguk samar. "Iya, kalo kamu punya mas." balasnya kemudian beralih lagi untuk bayar.

Kasirnya mau meleyot tapi masih ingat kerjaan. Jadi mati matian dia bertahan berhadapan dengan pasangan uwu.

"Mas... Jay... ih.. aku mau bayar sendiri."

Yaudah Jay akhirnya ngalah. Tapi bohong deng, "yaudah yaudah nih bayar sendiri." titahnya tetap memberikan kartunya.

"Maksudnya tuh bayar pake uangku sendiri.."

Jay melirik sekeliling yang mana semua tatapan mengarah padanya. "Yaudah iya." dia mundur dua langkah.

"Yeay!"

Monday jadi salah fokus sama kasirnya. "Mbak, kok matanya berkaca kaca?"

Satu tetes air turun dari mata si kasir. "Huhuhu saya tuh iri mbak. Mau juga punya pacar kaya si mbak."

"Oh, tapi ini suami saya bukan pacar."

MAKIN KEJER SI KASIRNYA. Monday jadi kaget plus panik. Dia jadi merasa bersalah, tapi dimana salahnya gitu.

"Mbak tenang aja, nih katanya mas ini naksir sama mbak."

Mas yang ditunjuk Monday melotot. Mana diliatin sama kasirnya. "Beneran hiks.."

"BENER!! bener mas, ngomong bener!!"

Alhasil mas itu mengangguk kaku. Malunya sekujur tubuh, mana dicie ciein sama orang orang.

"Fiks.. kita hiks.. pacaran! hiks.."

Monday tersenyum melihatnya. Melirik Jay yang menatap keadaan heran dan bingung.

"dih sinting."

Btw mas mas tadi padahal cuma mau ngantar pesanan buat pabrik di mall ini. Ckckck.

Still Going OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang