chp 15

437 65 1
                                    

Jay dan Monday emang masih tinggal satu rumah sama Susan. Itu mama sosialita belum mau ditinggal dulu.

"Gak usah liatin mas!"

Sensi. Baru aja sampai di kamar dan Monday emang liatin dia lekat. Tapi malah masih sensi.

"Yaudah sih, aku juga bodoamat." Monday beranjak ke kamar mandi, bersih bersih sebentar.

Meninggalkan Jay yang kian menggerutu sambil melepas sepatunya dan melempar asal.

"Gue bunuh juga lo Jaksa Zainudin!"

Gini kalau marah semua orang yang masuk dalam pembicaraan bakal di sensiin semuanya.

"Empat taun gak tuh! betah banget gila!"

Saking sensinya dengan mantan sampai tidak sadar Monday udah balik dan bersedekap tangan. Dia berdiri depan pintu.

"Sepatu gucci dibuang sembarangan. Dari pada ngotorin kamar, mending kubakar di depan."

"Buang aja--EH NO!!!"

Jay melompat dari kasur. "Maap yang." katanya lalu memungut kembali sepatunya.

Diliatin datar sama Monday. "Taruh yang rapih, ganti baju sama celana dulu baru tidur!"

"Iyaaaaaaa"

Sepertinya Jay lupa kalau nyonya lagi datang bulan. Makanya mau sesensi apapun dia pasti bakalan kalah juga.

"Mas Jay tuh dari pulang kenapa sensi terus, padahal aku cuma jawab pertanyaan dari kakak aja. Dimana salahnya sih?"

Monday dari tadi udah nyerocos gak berhenti dan semakin kesal karena Jay mendadak tuli.

"Terserah deh. Punya telinga gak digunain, capek batin gue."

Jay membola dari posisinya. Gak, dia gak salah denger itu istrinya makai gue. Darurat nih.

Dia membalikan badannya mendapati wajah Monday yang datar pakai banget.

"maaf..."

Monday membiarkan cowok itu mendusel di tekuk lehernya dan sesekali membenarkan posisi agar nyaman.

"Kenapa sensi banget sih?" tanya si cewek sambil mengusap kedua alis Jay.

"Ya kamu pacaran lama banget ngapain aja coba?!"

Tuh kan nadanya aja masih sensi. "Suka suka dong, lagian udah lama juga."

"Aaah gak mau.. nanti kalo cowoknya gamon terus nyari kamu lagi gimana?"

Monday rasanya ingin menjitak kepala suaminya itu. "Kalo emang iya, mas Jay berantem lah sama dia."

"Gak mau ah mas sayang muka."

"Kalo aku sayang Nikol."

Karena kesal Jay menggigit bagian leher sana kuat. Yang mana membuat korban memekik.

Monday menepuk mulut Jay karena gemas pengin nonjok. "Sakit--- tidur buruan, udah malem besok harus kerja."

Sambil bersenandung pelan yang mana tidak ada lima menit si Jay udah tidur, terlelap.

---









ya apa sih ya.

Still Going OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang