chp 22

399 58 0
                                    

"Olahan dari?" Jay menatap karya istrinya sendiri yang tadi pengin masak Tteokbokki.

Monday menyumpit satu. "Kue beras." dia tiup sebentar sebelum menyondorkan ke depan mulut lakinya.

".. enak gak?" waspada banget si cowok, karena kan dia gak pernah makan aneh aneh.

"Kalo gak enak aku gak bakal minta ini mas Jay."

Jay menipiskan bibirnya. Menatap ragu makanan itu tapi akhirnya nerima suapan tadi.

Baru dua kali dikunyah, itu orang langsung terdiam. "Yaallah.."

"Enak kan?"

Dalam hati seorang Jaya Lakeswara si aktor ternama sekaligus ceo Abimanyu crop, "Ini rasa apaan anjir??!"

"Enak banget sayang. Besok besok jangan bikin lagi ya."

Monday ketawa aja. Tapi tiga detik kemudian tawanya tambah pecah. Karena Jay lari kearah dapur.

Muntahin itu makanan koreanya.

"Ih makanan favorite orang orang masa gak doyan."

"Gak level kayanya."

"Emang makanan yang level sama mas apa?" tanya Monday sambil mulai makan.

Jay mengangkat alis sebelah. "Steak dan sejenisnya.. mungkin?"

"Yang orang kaya mah beda."

"Mohon berkaca sayangnya mas Jay."

Monday mendengus pelan. Memilih menatap layar tv yang menayangkan drama koriyah.

Hwarang btw.

"Ji dwi? A-ro? Ban-ryu? nama aneh banget."

Si Jay dari tadi bergumam gumam manja, ah lebih tepatnya ngejulid para pemain drama itu.

"Ini nanti ada yang mati gak?"

Monday mengangguk pelan. "Ada, tuh yang dibelakang Seonho, yang selalu genit."

Maksudnya tuh si V bities moon maap aku lupa sapa nama panggung di drama nya.

"Dibunuh?"

Dilihat nyonya udah selesai makan dan mangkok diletakan diatas meja, giliran Jay merebahkan kepala di pahanya.

"Mungkin, rada lupa." cetus Monday sambil meminum air yang tadi dibawakan, sekalian balik dari dapur.

"Oh,"

Hening. Gak ada suara sama sekali cuma suara dari tv segede gaban karena drama masih on the way.

"Apa?" tanya Monday saat bahunya ditoel Jay yang masih ada di posisi tadi.

"Tadi mama ada nyuruh ke kafe."

"Baru bilang??"

Jay mengangguk ragu. "Y-ya setengah jam yang lalu sih."

Tatapan sulit diartikan terpencar dari mata nyonya. "Setengah jam dibilang baru, yang bener aja mas?"

"Ya orang kan lupa."

"Iyain deh."

Still Going OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang