chp 21

400 60 0
                                    

"Anak siapa nih?"

Jay bingung dong tiba tiba ada bocah laki laki duduk anteng di sofa ruang tengah. Anw, dia baru selesai mandi.

"Da-da!"

"Hah?"

Karena belum punya anak jadi dia gak tau bahasa bayi itu gimana, artinya apaan. Pelan pelan mengambil duduk di samping si bocah.

"Eh bocah, lo anak siapa dah?"

Bocah laki laki itu menatap polos Jay. Matanya yang jernih menerjab berkali kali.

"Da-da!"

"Gue suka paha, bukan dada."

Jay tersentak kala si bocah menaik paksa ke pahanya. "Mau ngapain lo??"

Bisa dilihat dia sangat tertekan karena tidak pernah bermain atau berinteraksi dengan bocah bocah.

"Minggiran elah mau main game nih."

Monday keluar dari arah dapur kayanya sih habis bikin susu formula punya si Jendral Aditama Venus.

"Mas Jay udah lama disini?"

Jay menoleh, "belum." atensinya beralih lagi kala Tama menarik kerah bajunya.

"Yang, ini anak siapa sih?"

"Oh anak mbak Chaca, nitip bentar katanya mau nemenin suaminya ketemu orang penting."

"Yaelah."

Monday mengambil alih si Tama dan membaringkan di pangkuannya. "Hayo, udah siang waktunya bobo."

"Ay-ay!"

Jay awalnya mau mengabaikan dua orang itu tapi masalahnya gak bisa. Dia melirik berujung natap lama.

"Bisa gitu ya."

Tangan mungil Tama mengenggam kuat kalung yang dipakai Monday. Untung gak patah.

"Si bocah langsung tidur dong." cetus Jay setelah 10 menit menatap Tama yang baru saja terlelap.

"Tama mas Jay,"

"Ya ya."

Monday menoleh ke samping. "Mas Jay sibuk gak?"

"Enggak."

Perasaan Jay udah gak enak. Dan bener, ujian bener dah hidupnya. "Nitip bentar ya, aku mau ganti."

"Ganti?"

"Heem.. tamu."

Belum juga dijawab, Monday udah duluan meletakan tubuh mungil itu di pangkuan Jay pelan pelan.

"Nanti kalo nangis digendong aja."

Jay menghela napas panjang. Dia menatap wajah polos Tama itu yang kayanya pules banget.

"Kaya bakpao anjir." cetusnya sambil menekan nekan pipi si bocah.

Akhirnya pasrah dan menyandarkan punggung di sofa. Tanpa sadar menepuk nepuk pantat Tama.

Calon Bapak Idaman kayanya nih.

"BANG!!"

Tama terlonjak tentu menangis kuat membuat Jay mengumpat pelan. Sepupu laknatnya dengan heboh masuk ke rumah.

"Aduh nambah beban aja."

Jake membola melihat Jay dan Tama itu. "Bang, kok gak ada bilang udah punya anak??!"

"Diem!"

Jay berdiri mengayunkan tubuh Tama agar tenang. "jaksa lagi jaksa lagi, biang kerok banget emang."

"Shuuuttt, ey anak ganteng gak boleh nangis dong."

"Huuu emang si Jaksa kampret, ajakin duel besok kalo lo udah gede, ya?"

Setelah sekian lama akhirnya Tama kembali terlelap. Dan Jay menghela napas lega.

"Gak usah bikin masalah."

Jake mencibir dalam hati. Dia mau nekan pipi mocci Tama, tapi keburu diancem.

"Ini anak siapa emang??"

"Tetangga sebelah."

"Ooh... kirain ponakan gue."

Still Going OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang