14. Sepupu

148 62 7
                                    

Tanpa pikir panjang, Sunghoon langsung menghampiri kedua anak manusia itu dengan tergesa. Amarahnya sedang memuncak saat ini. Entah kenapa setiap kali lelaki itu melihat Jisung di sekitar Isa, rasanya Sunghoon seperti membenci keadaan tersebut.

Walaupun hatinya menyuruhnya berhenti, namun kakinya tak demikian. Tungkainya tetap melangkah hingga mendekat. Isa yang menyadari keberadaan Sunghoon itu terkaget heran. Pikirnya, kenapa pria itu ada disini?

Tanpa basa-basi, Sunghoon langsung menarik pergelangan tangan Isa tanpa permisi. Membuat sang empu sedikit tersentak.

"Ayo pergi!" setelah mengatakan demikian, Sunghoon menatap nyalang ke Jisung yang sedari tadi diam di tempatnya. Sunghoon menatapnya dengan penuh amarah, berharap saat itu juga Jisung hilang dari pandangannya.

"Sunghoon..."

Isa masih dalam ketidakpahamannya. Gadis itu bingung kenapa Sunghoon tiba-tiba bersikap demikian.

Berkali-kali Isa memanggil dan bertanya, namun lelaki kelahiran Desember itu diam tak berkutik. Tak ada niatan darinya untuk membuka mulut.

Sunghoon menarik Isa agak jauh dari perpustakaan tadi. Sunghoon sudah tak tahan lagi ingin mengungkapkan kepada Isa kalau lelaki tadi tak baik. Sekiranya belakang kelas mereka sepi, Sunghoon menghentikan langkahnya di tempat tersebut.

Tubuhnya berbalik dan melihat raut muka Isa yang tak paham dengan perilakunya. Sunghoon menatap tangannya yang tengah menggenggam pergelangan tangan gadis itu. Sunghoon melepaskannya, tak sampai sedetik Isa sudah menarik tangannya yang kesakitan.

Jujur, pergelangan tangannya terasa sakit, tak hanya itu, hatinya juga merasa sesak. Karena ini pertama kalinya Sunghoon berlaku keras kepadanya. Apakah Isa membuat kesalahan? Tidak, gadis itu tak ingat pernah membuat kesalahan. Yang ada ialah Sunghoon yang melakukan kesalahan karena membentaknya. Harusnya dia minta maaf.

"Maaf..."

Isa langsung membulatkan matanya begitu apa yang ia pikirkan langsung terjadi. Gadis itu mengontrol raut mukanya dan berdehem.

"Buat apa?" Tanya Isa sok jual mahal. Toh, dia juga ingin sedikit menjahili lelaki itu.

"Waktu itu gue udah bentak Lo. Jujur, gue waktu itu mungkin kesetanan sampe bisa ngelakuin hal kayak gitu ke lo" tutur Sunghoon sembari menatap mata Isa dalam-dalam.

"Gue masih kesel sih" ucap Isa sembari mengerucutkan bibirnya. Tangannya tak lupa bersedekap dan membuang arah pandangnya terhadap pria itu.

Sunghoon menghela napas. Ia tak tahu bagaimana lagi harus membujuk Isa.

"Oke, gue traktir deh" putusnya. Isa yang penasaran itu mencoba bertanya. 

"Traktir apa?"

"Seblak?"

Wah menggiurkan sekali. Isa yang tadinya ingin menjahilinya kini malah tergoda atas tawaran yang lelaki itu berikan.

"Ekhem...! Lu yang beliin?" Tanya Isa lagi.

"Iya"

"Nggak!" Isa langsung menolaknya mentah-mentah. Gadis itu memikirkan suatu hal yang lebih menarik.

"Loh, kenapa?" Sunghoon mengerutkan keningnya tanda sedikit kecewa. Secara, Isa memang suka seblak.

Isa yang ditanya hanya mengedikkan bahunya. Gadis itu membuang pandangannya lagi seolah-olah dia masih belum setuju dengan ucapan Sunghoon.

"Mie ayam? Nasi goreng? Sate? Terserah deh. Apapun gue beliin, supaya gue bisa nebus permintaan maaf gue" ucap Sunghoon seperti anak kucing yang minta dipeluk oleh sang majikan. Iya, lucu. Bahkan Isa yang mendengarnya hampir saja tertawa.

HALCYONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang