05. Perusuh

283 124 51
                                    

Para murid telah memasuki jam pelajaran masing-masing, namun tidak dengan beberapa orang diantaranya. Mereka kini sedang berada di ruang UKS. Salah satu dari mereka ada yang mimisan, siapa lagi kalau bukan Sunghoon.

Pria itu sekarang sedang duduk sembari mendongakkan kepalanya, tangannya sejak tadi memegangi tisu untuk menutup darah yang keluar dari hidungnya.

"Makanya, lain kali hati-hati!" Omelan sejak tadi keluar dari mulut Isa. Gadis itu sangat khawatir ketika mendengar pertama kali kalau sahabatnya itu mimisan. Untung kakinya sudah lumayan sembuh, jadi dia bisa lari seperti biasanya.

Sunghoon yang dikasih wejangan oleh Isa pun sejak tadi hanya diam. Ia lebih memilih mendengarkan dan mengangguk ketimbang menjawabnya dan malah mendapat Omelan lagi dari gadis itu.

"Ya udah, gue balik dulu ya?" Ucapan dari sosok lain yang juga berapa di ruangan yang sama.

"Iya, balik sono!"

"Galak amat, mbak"

"Jake, bisa diem nggak?!" Yang diteriakipun merasa terkejut. Ia lelah terjebak diantara dua sahabat itu, apalagi kalau bertengkar, ramainya seperti mengalahkan perang dunia.

"Nggak, lu aja yang balik" Sunghoon menengahi. Ia mencoba bicara walaupun pernapasannya agak susah. Ia tak ingin gadis itu menemaninya saat ini. Bukan karena risih, hanya saja Sunghoon tak ingin membuat gadis itu lebih khawatir.

"Kok, gue?" Isa membulatkan matanya sembari telunjuknya menunjuk dirinya, tatkala Sunghoon berucap demikian. Gadis itu lumayan terkejut, jika benar Sunghoon berniat mengusirnya.

"Ntar ketinggalan pelajaran gimana?"

"Nggak, gu-..."

Ceklek

"Isa! Lo dicari Bu Ayu!" Baru saja gadis itu ingin bicara, tapi ada seseorang yang menyelanya. Padahal ia masih ingin berlama-lama di sisi Sunghoon. Rasanya berat sekali meninggalkan pria itu walau sebentar, ia tak tega.

"Dicariin Bu Ayu, tuh. Pergi sana" Sunghoon melepaskan sebentar tisu yang menyumbat hidungnya. Darah yang keluar tak sederas tadi.

"Mimisannya kalau udah selesai, juga balik ke kelas"

"Iya, Bu guru"

"Ish!" Tanpa sengaja, tangan Isa reflek memukul bahu kanan Sunghoon. Ketika ia menyadarinya, tangannya segera menutup mulutnya yang menganga.

"Hah! Maaf"

Setelah dipanggil sekali lagi, mau tak mau ia meninggalkan Sunghoon dengan Jake di ruang UKS. Sebenarnya masa bodoh soal di panggil gurunya itu, saat ini ia hanya ingin menemani Sunghoon yang tengah kesakitan.

Walaupun cuma mimisan, jika itu tak segera berhenti, mungkin penyakit yang lebih berat akan menyerang. Isa tak ingin Sunghoon mengalami hal mengerikan seperti itu. Itulah mengapa, Isa mengotot tidak ingin pergi dari sisi pria itu.

Dirasa Isa sudah benar-benar pergi, Jake yang awalnya berdiri, mencoba melangkahkan kakinya mendekati Sunghoon. Pria itu kembali menyumbat akan tisu lain yang masih bersih di lubang hidungnya.

Jake yang baru saja duduk di dekat Sunghoon, menepuk punggungnya pelan. Ia tak menyangka Sunghoon mengalami hal sial hari ini.

"Lagian, udah dibilangin duduk aja" ucapnya segera, bahkan itu pun diselingi dengan senyuman kecil dari pria tersebut. Sehingga mampu membuat Sunghoon bergidik ngeri. 

"Siapa lo?" Sunghoon yang mendengar perkataan temannya itu, segera menjauhkan sedikit tubuhnya. Tisu yang ada di hidungnya ia keluarkan, dan menatap takut ke arah Jake.

HALCYONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang