15. Kabur

127 64 12
                                    

Disinilah mereka bertiga sekarang. Setelah beberapa menit melewati keadaan canggung di depan pintu, kini mereka duduk manis di sofa ruang tamu. Lebih tepatnya Isa, Sunghoon, dan sepupu jauhnya Sunghoon, Minju.

Isa sejak tadi menatap gadis itu yang duduk berdempetan di sebelah Sunghoon. Rasanya risih sekali melihat gadis itu sedari tadi ingin menempeli Sunghoon terus. Ah, atmosfernya menjadi sedikit gerah.

Minju menatap ke arah Isa yang sibuk mengotak-atik isi tasnya, yang sepertinya tengah mencari ponsel.

"Eh iya, gue tadi belum tau nama Lo" ucap Minju dengan senyuman manis diwajahnya, walau Isa pikir itu senyuman menjengkelkan. Sebenarnya Isa malas menanggapi, namun bagaimana lagi? Gadis itu sepertinya dekat dengan Sunghoon, sahabatnya. Jadi ia harus bersikap baik.

"Melisa, panggil aja Isa" jawab Isa dengan sedikit senyum tipis yang dipaksakan.

"Oh, cantik juga namanya kayak orangnya" puji Minju. Yang mendapat pujian pun tersontak. Isa masih bingung dengan sifat sebenarnya gadis itu.

Minju pun mengalihkan pandangannya ke arah Sunghoon di sampingnya. Ah, sifat jahilnya kini keluar. Minju menggoyang-goyangkan lengan kanan Sunghoon

"Pangeran, cantikan aku atau dia?" Minju bertanya dengan suara yang sok diimut-imutkan. Jangan lupakan wajah tanpa dosanya yang minta diruqyah, membuat Sunghoon sedikit menjauhkan badannya dan membelalakkan matanya. Jangan lupakan mulutnya yang ikut menganga.

Tak beda dengan Sunghoon, Isa juga ikut-ikutan membelalakkan matanya. Gadis itu luar biasa terkejut mendapati makhluk di depannya berperilaku demikian. Isa langsung menetralkan kembali komuknya, padahal dalam hati ia telah memaki-maki kedua manusia yang ada didepannya.

"Yaelah, kalau mau mesra-mesraan tau tempat dong"

"Can-cantikan Isa lah!"

Deg

Apa-apaan ini. Isa kira Sunghoon akan menjawabnya dengan menyebut nama gadis yang ada disampingnya itu, ternyata ia menyebut namanya.

Sunghoon menoleh dan mendapati Isa tengah memandang juga kearahnya. Percayalah, Isa saat ini sedang sangat gugup atau lebih tepatnya jantungnya berdegup tak karuan. Ia senang Sunghoon menyebutnya cantik. Hei, cewek mana yang tidak tersipu kalau dipuji oleh sosok yang dekat dengannya? Terutama itu laki-laki.

Sunghoon mengalihkan pandangannya dan berdehem, demikian juga Isa, gadis itu juga mengalihkan pandangannya dan menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga.

Minju yang mencermati keadaan ruang tamu saat ini tengah menyeringai. Gadis itu tertawa dalam hati. Pikirnya, ia sedang melihat pertunjukan dua bocah taman kanak-kanak yang sedang dimabuk rasa suka. Sungguh lucu.

Bug

Tanpa aba-aba, minju memukul lengan Sunghoon lumayan keras hingga membuat sang empu mengaduh kesakitan.

Sunghoon menolehkan kepalanya ke arah Minju. Terlihat keningnya mengerut tanda ia kesal dengan perilaku sepupunya itu.

"Apa sih?" Geram Sunghoon.

"Kamu buaya ya?" Tanya minju yang otomatis membelalakkan mata Isa yang mendengarnya. Buaya? Buaya darimananya? Yang Isa tahu, Sunghoon sama sekali belum pernah menjalin hubungan pacaran dengan seseorang. Yah, walau katanya saat ini tengah ada orang yang ia suka.

"Lo yang buaya" jawab Sunghoon jengkel. Enak saja pria itu disamakan dengan buaya. Sunghoon kan anak baik, entah baik dari sisi mananya.

"Iya gue yang betina, lu yang jantan, hihi..." Ucap Minju disertai kekehan kecil diakhirnya. Tak lupa dengan tawa malu-malu, gadis itu sempat-sempatnya merangkul lengan Sunghoon yang membuat lelaki itu bergidik ngeri.

HALCYONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang