02. Rumah

400 164 79
                                    

Matahari sudah menuju ke arah barat dan menunggu dua jam lagi untuk langit malam datang. Pelajaran sekolah telah usai. Para murid berkeliaran menuju parkiran dan bersiap untuk pulang. Hal itu juga terjadi pada Isa.

Gadis itu merapikan bukunya. Kakinya bergegas ke kelas sebelah untuk mencari Sunghoon. Apa lagi kalau bukan pulang bersama.

Begitu Isa hampir sampai di kelasnya, ponselnya bergetar. Disana tertulis pesan dari Sunghoon.

Bentar lagi

Ini belum selesai

Isa menghela napas. Yang awalnya senang malah jadi kecewa. Dia ingin sekali cepat pulang dan memilih baju yang akan ia gunakan nanti malam.

Tak sadar kakinya sudah sampai di tempat parkir. Keadaan disana sudah mendekati sepi. Saat Isa tengah asik memainkan ponsel pintarnya. Ada seorang pengendara yang berhenti di depannya. Isa pun mendongak.

"Kok lo sendirian disini?" Begitu tau siapa gerangan yang menanyainya, Isa mengalihkan pandangannya kembali dan menjawab.

"Sunghoon masih ada kelas"

"Jake!" Isa bergegas meneriaki cowok tersebut yang akan pergi.

"Apa sih?!" Teriak Jake terkejut.

"Nebeng dong?"

"Ogah, ntar gue diamuk sama si es"

"Nggak, bentar doang. Nanti gue bilang ke Sunghoon"

"Gue gak mau tanggung jawab Lo ya"

"Iya, tenang aja"

Isa memutuskan untuk pulang ke rumah ketimbang menunggu Sunghoon selesai kelasnya. Ia ingin cepat pulang untuk menyiapkan baju buat nanti malam ke rumah Sunghoon.

Setelah sampai rumah, ia baru saja mengirim pesan kepada pria itu. Bahwa dirinya sudah pulang duluan.













Malam telah tiba. Jam di dinding menunjukkan pukul enam. Isa bergegas merapikan tasnya dan pergi ke rumah sahabatnya.

"Ma, aku pergi dulu ya" pamit gadis itu kepada wanita paruh baya tersebut.

"Mau kemana kamu malem-malem begini?" tanya ibunya sangsi melihat anak gadisnya pergi setelah malam tiba.

"Biasa, ma"

"Jangan pulang larut malem"

"Siap, ma!" Balasnya dengan tangan kanannya yang terangkat untu menghormat lalu diakhiri dengan kekehan kecil.

"Dasar ni anak" wanitu itu mendesis melihat tingkah laku putrinya yang menggemaskan itu. Ia masih belum rela membiarkan anaknya tumbuh dewasa.

Jika boleh jujur, Wendy masih ingin anaknya tetap bercanda ria bersamanya seperti saat ini. Apalagi di sekolahnya, pasti banyak sekali jenis teman yang memiliki sifat yang berbeda-beda. Wendy berharap anaknya tidak salah bergaul.





***

Isa yang memesan ojek online sudah tiba di pekarangan rumah sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Sunghoon. Gadis itu turun dari motor dan membayar biaya ojeknya.

"Ini bang" ucap Isa sembari mengasihkan uang lembaran senilai dua puluh ribu rupiah.

"Makasih bang Uyon"

"Iya, sama-sama" ucap lelaki tersebut yang dipanggil bang Uyon. Setelah tukang ojek itu pergi, Isa melangkahkan kakinya ke dalam rumah Sunghoon. Rumahnya nampak asing di mata gadis itu karena sudah lama tak berkunjung.

Gadis itu pun mengetuk pintunya, namun tak segera dibuka oleh sang pemilik rumah. Ia mengetuknya sekali lagi namun cukup keras. Dan berhasil, sang pemilik rumah tengah membuka kunci pintu rumah.

HALCYONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang